°24• Cinta & Pelarian

95 9 0
                                    


"Yasinta,"

"Iya Umi,"

"Bisa tolong berikan kue ini pada Tante Asma?"

"Bisa Umi,"

"Ini kuenya," Umi memberikan sekotak kue pada Yasinta.

"Yasinta pergi dulu kalo gitu Umi," ucap Yasinta menyalimi tangan Umi Syaima, "assalamualaikum ... "

"Waalaikum salam," jawab Umi Syaima.

****

Kondisi terkini Hamzah sudah bisa dikatakan baik, pria itu kini sudah lekas sembuh seperti sedia kala, tentu karna ia rajin meminum obatnya dan cukup istirahat, sehingga kembali memulihkan keadaannya.

Namun ada satu yang menganggu pikirannya sekarang. Satu bayangan yang membuat otaknya kembali berpikir dan berpikir. Dimana ia teringat dengan kondisinya semalam yang sempat kembali demam tinggi, dan ada Aisha yang setia menemani bahkan merawatnya semalam penuh. Menjaga kondisi Hamzah agar membaik dengan mengompres dahinya.

Terus terang saja, perilaku Aisha yang memperlakukan dan merawatnya seperti itu sudah menganggu pikiran pria yang berkemeja maroon.

Hanya ada satu permintaan Fatimah untuk saat ini, tolong perlahan buka hati mas Hamzah untuk mbak Aisha, kenali Mbak Aisha lebih jauh, perhatikan setiap apa yang mbak Aisha lakukan untuk mas Hamzah, dan Fatimah yakin, perlahan hati mas Hamzah akan menerima mbak Aisha dengan sendirinya. Fatimah yakin itu.

Hamzah menggelengkan kepalanya, tidak, ia tidak bisa melakukan apa yang Fatimah bilang, ia tidak bisa membuka hatinya untuk siapapun sekarang ini, termasuk Aisha sendiri yang sudah menjadi istri sah nya.

"Mas," panggil Aisha membuat Hamzah mendongak dan selesai menggunakan kedua sepatu pantofel nya.

"Ya?"

"Apa kita bisa kerumah Abi sebentar, Umi meminta kita untuk datang." Ucap Aisha.

"Baiklah,"

****

Yasinta menghentikan motor Scoopy abu nya didepan gerbang rumah, bercat putih tulang itu. Kaki kirinya langsung menurunkan standar motor dan turun dari atasnya, tak lupa membawa sekotak kue yang dibawanya.

Langkah kakinya berjalan mendekati sisi gerbang untuk menekan bell yang terdapat disana, dan lantas membuat si pemilik rumah langsung datang dari balik pintu besar, yang bercat sama dengan gerbang.

"Oh, Yasinta."

"Assalamualaikum Tante," ucap Yasinta mengucapkan salam ketika seorang wanita setengah baya hampir mirip dengan Uminya berjalan untuk membukakan gerbang.

"Waalaikum salam ..." Jawabnya yang masih berjalan menuju gerbang.

"Tumben Yasinta datang kesini?" Tanya Tante Asma pada Yasinta dengan senyum berserinya.

"Yasinta disuruh Umi untuk menghantarkan kue pesanan Tante, ini kuenya." Ucap Yasinta dengan memberikan sekotak kue yang dimaksud.

"Wah, terimakasih ya." Ucap Tante Asma, "ayo masuk dulu," ajak Tante Asma menawarkan.

"Gak usah Tante, Yasinta mau langsung pulang, solanya ada acara dirumah." Tolak Yasinta.

"Yaudah, kalo gitu tunggu disini ya, Tante mau ambil uangnya dulu." Ucap Tante Asma.

"Iya Tante,"

Wanita setengah baya itu membawa sekotak kue yang dipesannya kedalam rumah, sementara Yasinta masih berdiri menunggu didepan gerbang.

Tak selang beberapa lama dari itu, Tante Asma sudah kembali berjalan mengarah gerbang yang terbuka dan berhenti tepat didepan Yasinta.

"Ini uangnya," sodor Tante Asma memberikan uangnya pada Yasinta dan diterima baik olehnya.

Jodoh Pilihan Abi°END°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang