Princess In The Future [END]

Chapter-9

-Happy reading-

Kring kring kring

Bunyi bel istirahat membuat satu kelas bersorak gembira,bel inilah yang ditunggu-tunggu oleh sekelas tersebut. Guru yang mengajar melihat murid-murid nya bersorak hanya tersenyum maklum,karena beliau pun pernah menjadi salah satu murid yang menunggu bel tersebut.

"Baik anak-anak sekian pelajaran hari ini kita lanjutkan minggu depan"ucap guru tersebut dan mengambil tas serta bukunya.

"BAIK BU"jawab serentak para murid.

Amalia yang sudah melihat guru tersebut keluar kelas,mengalihkan pandangannya pada Elia.

"Elia mari kita ke kantin pasti mereka sudah menunggu"ajak Amalia dan berdiri menghadap Elia

"Lo duluan aja gue masih nyatet materi yang tadi"tolak halus Elia.

Amalia yang mendengar Elia masih mencatat pun mendudukkan bokongnya lagi. Elia yang melihat Amalia duduk kembali pun bertanya.

"Lo ga jadi ke kantin?"

"Aku ingin menunggumu saja"jawabnya.

"Duluan aja gue masih nyatet tinggal 3 paragraf lagi nanti lo nunggu nya lama"ucap Elia berhenti nulis sebentar dan menatap Amalia.

"Tidak apa-apa aku bisa menunggu"Amalia menggeleng serta tersenyum.

"Bukannya lo udah ditungguin Regan sama yang lain kan?"tanya Elia penasaran.

Amalia yang ingat bahwa Regan dan yang lain menunggu dikantin pun menepuk jidatnya. Mengapa dia bisa lupa kalau dia sedang ditunggu oleh teman-temannya itu.

"Tidak apa-apa, bukankah aku sudah bilang kalau aku ingin bersama denganmu ke kantin"kekeh Amalia,nanti dia bisa meminta maaf pada inti Heroik karena telah menunggunya.

Elia hanya mengangguk pasrah,dia pun melanjutkan menulisnya agar tidak membuang-buang waktu. Amalia yang melihat Elia sudah menulis kembali pun dia mengeluarkan kotak bekalnya yang akan dia makan di kantin nanti.

Sudah 3 menit berlalu,Elia sudah mencatat materi tadi. Kini kedua gadis itu tengah membereskan buku-bukunya.

"Ayo Li"ajak Elia.

Mereka yang baru saja keluar dari kelas pun terbingung ketika melihat para murid berlari-lari kesana kemari. Kedua gadis itu melihat ke arah depan lapangan yang ramai dan berisik,karena posisi kelas 10 berada dilantai bawah mereka bisa dengan jelas melihat sekumpulan para siswa yang berusaha mendobrak pagar sekolah. Elia dan Amalia saling pandang dengan bersamaan mereka mengedikkan bahunya pertanda tidak tahu. Elia yang penasaran pun mencegat salah satu murid perempuan yang diperkirakan seangkatan sama dengannya.

"Itu ada apa?"tanya Elia menunjuk arah gerbang.

Perempuan yang dicegat dan ditanya oleh Elia pun mengatur nafasnya lelah karena berlarian.

"Itu ada geng zervos nyerang sekolah"jawab gadis itu.

Elia yang sudah mendapatkan jawabannya pun mengangguk dan berterima kasih, mempersilahkan gadis itu kembali berlari.