Chapter -37

2.2K 213 14
                                    

-Happy reading-


Malam telah tiba, disuatu rumah terdapat satu keluarga yang tengah melakukan makan malam. Dengan gadis berkuncir kuda dan kedua orangtuanya. Gadis tersebut yang tak lain adalah Alin, semenjak kejadian kemarin suasana rumah sedikit berbeda. Yang mana biasanya jika makan malam akan ada canda dan tawa tetapi sekarang hanya terdapat keheningan saja.  Alin pun tidak peduli dengan itu, yang ia takutkan hanya fasilitas nya yang disita.

"Alin sudah selesai"menaruh sendok dan garpu dan meminum minumannya.

"Alin"panggil ayahnya saat Alin hendak pergi dari meja makan.

"Ada apa?"

"Bukankah kita perlu bicara?"

"Huh, iya, Alin tunggu di depan"ucapnya langsung melenggang pergi.

Beberapa menit kemudian, mereka sudah berkumpul diruang keluarga. Bandon selaku kepala keluarga menatap anaknya tajam yang sedang santai memainkan handphonenya.

"Alin kenapa kamu harus melakukan penculikan terhadap gadis itu?"tanyanya.

Alin mengalihkan pandangannya pada ayahnya. Sebelum menjawab, ia menyandarkan punggungnya pada sofa.

"Karena aku ingin menyingkirkan orang-orang yang menghalangiku"

"Karena kamu tersaingi kan?"

"Ngga!"Alin menatap ayahnya tajam.

"Kamu dan dia tidak ada apa-apanya, lantas apa yang buat kamu ingin menyingkirkan dia?"tanya Bandon penasaran.

Alin memutar bola matanya malas, jelas saja dia dan Amalia tidak bisa dibandingkan.

"Ayah tahu sendiri bahwa aku ingin jadi cahaya yang bersinar satu-satunya dan kedatangan dia merusak segalanya "

"Kita gak larang kamu untuk melakukan hal apapun asalkan jangan sampai ketahuan apalagi sampai rekan-rekan kami tahu, itu bisa menghancurkan karir kami"jelas Lia sang ibu yang sedari tadi diam.

"Kalian kan bisa menutupinya, seperti yang kalian lakukan sebelum-sebelumnya"

Bandon menghela nafas, "Yang ini sedikit sulit mengingat kalau backingan gadis itu dari keluarga Rajendra"

Alin menaikkan alisnya, "Lalu apa itu yang menjadi hambatan kalian? Bahkan kalian bisa mengelabui seorang pejabat menteri"

"Sudahlah sana tidur, sebagai hukumannya fasilitas kamu ayah sita sampai masa skors mu habis" Bandon pun tidak ingin berdebat dengan putrinya, ia akan memikirkan caranya nanti.

"Ayah itu lama banget, Alin gak mau!"tentu ia tidak terima.

"Resiko kamu"

Alin mendengus kesal, lebih baik ia tidur saja dan memikirkan balas dendam pada Amalia dan Vanya.

"Tunggu dulu"panggil Lia, Alin menoleh menatap tanya pada ibunya.

"Jangan sampai berita tentang kamu terdengar sampai ayah Gio, karna cuma dialah satu-satunya harapan kita ketika kita ada masalah "

Princess In The Future [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang