-Happy reading-
Teriakan membahana Amalia membuat sekumpulan para remaja yang sedang berkelahi tersebut terhenti. Dua kubu yang berkelahi tersebut dengan serempak menoleh ke arah sumber suara, disana mereka melihat seorang gadis cantik yang tengah bersedekap dada sembari menyender pada kap mobil.
Amalia yang melihat mereka semua terdiam hanya menghembuskan nafasnya, ia melangkah mendekati kumpulan remaja tersebut. Setelah sampai, ia berdiri di tengah-tengah dengan satu kubu berada di sisi kanan dan satu kubu yang lain di sisi kiri. Amalia membuka suaranya membuat mereka yang terdiam pun langsung tersadar.
"Sampai kapan kalian akan diam terus seperti itu"
Inti Heroik pun mendekati Amalia. Ya, mereka adalah Geng Heroik dan Geng Zervos. Salah satu dari inti Heroik pun bertanya.
"Amalia?ini beneran lo?"
Amalia menatap ia bingung, jika bukan dirinya lalu siapa?.
"Maksud kamu?ini aku Amalia"
Langsung saja Ivan, Jojo dan Asep memeluk Amalia berbarengan. Amalia yang tiba-tiba dipeluk hampir terjungkal untung saja Bara yang berada disampingnya menahan tubuhnya.
"E-eh mengapa kalian memelukku tiba-tiba?"
Ivan melepaskan pelukannya, ia menatap Amalia dengan intens.
"Gue seneng aja lo udah keluar dari kamar"
Amalia mengangguk lalu menatap kedua manusia yang saat ini menatap dirinya.
"Rasanya tuh kangen banget pas lo gak ada tuh"ujar Jojo.
"Aku hanya ikut-ikutan mereka berdua"ucap Asep dengan polosnya.
Amalia pun menatap mereka semuanya ia seperti mengenali geng satu lagi yang berada didepannya ini. Ketika ia ingat-ingat ternyata geng Zervos ini adalah geng yang pernah mengacau ke sekolahnya dan beberapa anggotanya pernah melecehkan dirinya.
"Amalia kemarin lo kenapa?"tanya Elia khawatir.
"Sebaiknya kita cari tempat untuk berbicara tidak mungkin kan kita berbicara di tengah jalan seperti ini?ini mengganggu pengendara yang lain"
Ucapan Amalia di angguki oleh mereka semua.
"Dan untuk kalian... apakah kalian tidak puas sehari di penjara?"tunjuk Amalia pada geng Zervos.
Geng Zervos pun menggeleng dengan kompak, mereka tidak ingin balik lagi ke penjara walaupun hanya sehari. Sebenarnya mereka bisa saja kabur waktu itu tetapi mengingat jika mereka kabur akan menambah masalah akhirnya pun mereka menerima hukuman itu.
"Urusan kita belum selesai"ucap sang ketua Zervos.
Geng Zervos pun pergi dengan motornya masing-masing. Regan sang ketua Heroik membubarkan anggotanya. Sambil berjalan Amalia beserta inti Heroik berbincang-bincang melupakan satu orang gadis yang sedari tadi diam menyimak.
"Memang kalian membuat masalah apa dengan geng itu?"tanya Amalia penasaran.
"Tuh gara-gara si Jojo yang nyenggol motor salah satu anggota Zervos"lirik Ivan pada Jojo.
"Gue kan gak sengaja lagian gue udah minta maaf kok, mereka nya aja yang sensitif an di senggol dikit marah"elak Jojo yang tidak ingin disalahkan.
"Udah salah gak mau ngaku ngeribetin pula dasar beban"celetuk Gio.
Jojo hanya terdiam dengan wajah yang masam, sedangkan teman-temannya sudah tertawa lepas.
Amalia menahan tawanya lalu ia melirik seorang gadis yang berjalan dibelakang Regan. Amalia pun mendekati Elia ia berbisik pelan agar tidak ada yang mendengarnya.
"Mengapa Alin ikut dengan kalian? setahu ku kalian tidak terlalu dekat dengannya"bisik Amalia pada Elia.
Elia pun ikut-ikutan berbisik, "Dianya yang mau ikut sekalian minta maaf sama lo"
Amalia mengerutkan keningnya lalu ia mengangkat bahunya tidak peduli.
👸
S
aat ini Amalia beserta inti Heroik juga Elia dan Alin berada di dalam apartemen Amalia. Mereka semua berkumpul di ruang tamu dengan televisi yang menyala juga makanan berserakan dimana-mana, siapa lagi pelakunya jika bukan Ivan Jojo dan Asep.
Amalia duduk berdekatan dengan Elia di kanan dan Bara di kiri. Ia menatap ruang tamunya prihatin, pasalnya sebelum pergi apartemennya masih bersih dan rapih tetapi sekarang sudah seperti tempat pembuangan sampah.
"Jadi apakah ada yang ingin kalian tanyakan?"
Suara dari Amalia menghentikan kegiatan mereka masing-masing. Lalu mereka pun mendekat duduk melingkar.
"Gue ada satu pertanyaan"ujar Jojo.
Amalia menaikkan alisnya.
"Kenapa setelah pulang lari kemarin wajah lo pucat?"
Pertanyaan dari Jojo membuat Amalia terdiam. Ia masih ingat dengan jelas adegan-adegan sadis kemarin. Dengan menahan sekuat tenaga Amalia mencoba tenang lalu ia tersenyum menatap teman-temannya. Alin yang memang ikut dengan mereka pun memasang telinganya baik-baik, ia penasaran apa yang membuat Amalia bisa mengurung dirinya seharian.
"Aku kemarin masuk kedalam hutan lalu melihat harimau yang sedang memakan mangsanya dengan darah dimana-mana nah..itu yang membuatku takut"jawabnya.
Mereka pun termenung sejenak, jawaban Amalia memang terdengar masuk akal. Walaupun di hutan tersebut jarang sekali ada binatang buas tetapi tidak bisa dipungkiri mungkin memang ada, jarang bukan berarti tak ada kan?.
"Ohh...jadi itu, tapi lo ada yang luka gak?"
Lontaran pertanyaan dari Ivan membuat atensi mereka menatap Amalia dengan pandangan khawatir.
"Lia lo gak ada yang luka kan?dimana luka nya?biar gue obatin"cerocos Elia sembari membolak-balik tubuh Amalia.
Amalia berusaha melepaskan tangan Elia.
"Tenang saja tidak ada yang luka kok"
"Tapi bisa aja ada makannya lo ngurungin diri biar kita gak tahu luka lo"
"Beneran tidak ada kok"jawab Amalia dengan nada yang lembut.
Mereka menghela nafas lega.
"Nih minum"
Bara menyodorkan segelas air pada Amalia, karena ia tahu gadis itu belum minum setelah melerai aksi tawuran tadi jadi ia berpikir mungkin gadis ini haus. Amalia pun menerimanya dengan senang hati dan mengucapkan terimakasih.
"Lalu Alin mengapa kamu ikut dengan mereka?"tanya Amalia setelah meletakkan gelas.
Alin yang baru ditanya karena sedari tadi mereka tidak memedulikan keberadaannya pun tersenyum tipis.
"Aku cuma eum.. ingin meminta maaf pada kamu Amalia"dengan kepala yang menunduk.
"Meminta maaf untuk apa?"
"Aku minta maaf karena selama ini aku selalu membuat pandangan orang lain buruk kepadamu"
Amalia mengangguk-angguk paham. Ia sepertinya tahu isi otak Alin ini.
"Tidak masalah, aku pun tidak merasa terganggu dengan pandangan orang lain justru aku akan terganggu dengan manusia yang memiliki dua muka yang berbeda"jawab Amalia lembut dengan diakhiri sedikit sindiran.
Alin yang merasa ucapan Amalia tertuju padanya hanya berpura-pura tidak mengerti, ia tersenyum pada Amalia yang dibalas senyuman juga oleh Amalia.
Teman-teman Amalia tidak paham dengan ucapan Amalia tetapi mereka menganggap ucapan Amalia hanya gurauan jenaka.
Mereka pun terus berbincang dan bercanda ria mengabaikan satu orang gadis yang menahan kekesalannya. Gadis tersebut diam-diam menatap Amalia tajam yang sedang tertawa dengan teman-temannya.
"Takut darah ya?"seringainya.
Tbc...
Aku merasa gaje di chapter ini huhu..:(
Next chapter?
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess In The Future [END]
FantasySeorang putri dari kerajaan Arzezilio dia bernama Risabella Amalia atau biasa dipanggil putri Amalia.Putri Amalia adalah putri yang sangat cantik, pintar dan ahli dalam beladiri. Awalnya kehidupannya damai-damai saja hingga kedatangan seorang laki-l...