Setelah mendatangi Acara Yujin, Jihyo pulang dengan keadaan hati yang.. entahlah rasanya campur aduk. Ucapan Pria bermarga Chou itu mampu membuat benteng yang ia bangun hampir roboh, hampir.. jika Minjoo tak segera menariknya menjauh dari Tzuyu.Dan disinilah dia, dimana disampingnya ada Minjoo yang telah tertidur dan menjadikan pahanya sebagai bantalan. Rasanya Jihyo ingin kembali ke Rusia dan menetap disana jika tau akan jadi seperti ini.
"Kenapa saat aku udah mulai damai sama perasaan aku kamu malah dateng Tzu.."Batin Jihyo
"Joo.. papa kamu aneh deh, Bibi udah melepas malah dateng, Tuman papamu itu.." curhat Jihyo pada Minjoo yang tengah terlelap
"Beri aku satu alasan yang paling Konkrit kenapa kamu Tuan Besar Chou mengatakan hal itu pada Nona Park Jihyo" ujar Jeongyeon
"Jeong, kamu tau sendiri bagaimana rasa kehilangan kan? Aku merasakannya lagi.."
"Kan aku sudah bilang.. jangan terlalu lama membuat Jihyo menunggu, Ya benar aku merencanakan akan mencomblangkan kalian, tapi Jihyo sudah mulai melepasmu kawan.."
"Apa?"
"Dia sudah akan melepasmu, dia akan membuka hati pada orang lain.. dan kau datang di detik terakhir.."
"M-maksudmu Jihyo akan.."
"Ya.. dia akan Move On darimu payah"
"Bibi Jihyooo~~"
Pagi ini apartemen Jihyo menjadi lebih hidup karena kedatangan Minjoo. Sungguh aura positif Minjoo membuat apartemen yang suram ini menjadi ceria. Minjoo duduk manis di kursi depan Pantry sambil melihat Jihyo membuat Pancake.
"Waahh.. harumnyaa" puji Minjoo
"Ahaha.. sudah tak sabar yaa"
"Ya!" Angguk Minjoo penuh antusias
Jihyo tersenyum melihat tingkah Minjoo. Minjoo memang mirip Tzuyu tapi ia memiliki sifat Sana, ya semua Sifat Sana yang periang dan selalu tersenyum.
"Mama"
Deg..
Jihyo terdiam, Minjoo memanggil mamanya. Apakah Minjoo tengah merindukan Sana?
"Mama.."
Lagi, Minjoo menyebut Mama dihadapannya. Ia menoleh kearah Minjoo dan mendapati anak itu menatapnya sambil tersenyum manis.
"Minjoo.."
"Boleh Minjoo memanggil Bibi dengan sebutan Mama?"
Rasanya Jihyo ingin sekali mengiyakan ucapan Minjoo. Ia ingin sekali Mendengar Minjoo memanggilnya Mama. Tapi.. batinnya tengah berperang, antara ia harus sadar posisi dan menahan egonya.
"Aku ingin memanggil Bibi Jihyo mama, lamaaa sekali.. boleh ya?"
"Tapi Minjoo.."
"Aaaakkk.. boleh ya?"
Menghela nafas sejenak, akhirnya Jihyo mengangguk mengiyakan permintaan Minjoo. Minjoo yang senang pun turun dari kursi dan berjalan kearah Jihyo. Lengan pendeknya memeluk pinggang Jihyo, Jihyo yang dipeluk sedikit membenarkan posisi dan membalas pelukan Minjoo
"Terima kasih mama.."
"Ya Minjoo"
Jihyo Pov
Rasanya dejavu sekali saat mendengar ucapan Minjoo. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Minjoo memanggilku Dengan sebutan 'Mama'. Dulu saat belajar berbicara kata yang terucap pertama adalah Mama dan mata Minjoo menatap ku dengan tangannya memukul-mukul meja.
Padahal Tzuyu dulu mengajarkan Minjoo kata Papa dan berada dihadapan Minjoo, namun Minjoo malah menatapku dan memanggil Mama. Rasa haru jelas terasa, ketika seorang malaikat kecil menatap kita dan mengucapkan kata pertamanya kearah kita.
"Panggil aku Mama kapanpun kau mau Minjoo, panggil saja.. maka aku akan memelukmu.."
"Mama.."
Jihyo Pov end
"Lalu aku harus apa?"
Jeongyeon menatap kearah sahabatnya itu dengan alis berkerut dan tatapan aneh. Jeongyeon berfikir efek kehilangan juga membuat orang kehilangan akal. Padahal ia tak seperti ini dulu saat melewati rintangan mendapat restu.
"Ya berjuang lah.. apalagi?"
"Tapi bagaimana?"
"Ya tuhan Tzu.. Aku tanya, dulu bagaimana bisa kau membuat Jihyo menyukaimu? Ya kali kau meminta bantuan dukun"
"Ya mana ku tau.."
"Demi tuhan kau membuatku jengkel.."
"Bagaimana ini?"
"Astagaaa, Kita bicarakan nanti"
"Dan oh ya, jangan lupa ajak Chaeyoung dan Dahyun.."
"Baiklah.."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family [END]
FanfictionMenceritakan keadaan Chou's Family yang terdiri dari seorang ayah dan Seorang putri, dan juga tanpa kehadiran seorang Ibu ditengah-tengah keluarga. Sang ibu meninggal ditengah operasi setelah kecelakaan tragis yang terjadi, dan mengharuskan sang k...