Tzuyu

456 66 14
                                    


Tzuyu siang ini dihadapkan beberapa masalah, entah dari Kantor maupun dari suara Wanita yang kini sedang memarahinya saat ini.

"CHOU TZUYU JANGAN SAMPAI AKU PULANG DARI RUSIA DAN MENAMPAR WAJAHMU YANG SIALNYA TAMPAN ITU!"

"Noona ada apa? Kenapa noona marah padaku?"

"AKU TAK MAU TAU, SETELAH LIBURAN INI KITA HARUS BICARA!"

"tapi kena--"

Pip!

Tzuyu menghela nafasnya, sungguh ada apa dengan teman-temannya ini? Tzuyu bingung sekali, untung saja hanya Jihyo yang bersikap seperti biasanya, sungguh Tzuyu bersyukur atas hal itu.

Brak!

"Ada apa lagi ini?!" Pekik Tzuyu melihat Chaeyoung yang berjalan cepat kearahnya.

Chaeyoung berjalan kearah Tzuyu dengan wajah menahan amarah, dibelakang Chaeyoung Jeongyeon berjalan santai bahkan sempat meminta untuk dibawakan Teh oleh sekertaris Kim,

"Tanpa gula okay?"

"Siap tuan Yoo"

Jeongyeon lalu duduk disofa dengan nyaman. Sedangkan Tzuyu dan Chaeyoung terjebak pertengkaran. Dimana Chaeyoung menarik kerah kemeja Tzuyu, Chaeyoung memang lebih pendek dari Tzuyu, namun soal kekuatan Chaeyoung lebih kuat dari Tzuyu.

"Apa yang kau lakukan padanya sampai membuatnya menyerah hah?!"

"Hey apa yang kau lakukan Chaeng!"

"Jawab aku Chou! Sebodoh itukah kau sampai tak menyadarinya hah?!"

"Menyadari apa??"

"ARGGHHHH BAJINGAN INI MEMBUATKU KESAL!" Pekik Chaeyoung

"Hei, calm down dude.. Tzu! Cepat kemari" ujar Jeongyeon

Chaeyoung masih menatap Tzuyu tajam bahkan jemarinya tak melepas cengkraman pada kerah Tzuyu. Hal itu membuat Jeongyeon merotasikan matanya, Chaeyoung tipe orang yang jika ada masalah pasti main tangan, dan Hal itu yang Jeongyeon tak suka itu.

Jeongyeon berdiri dan berjalan kedekat dua pria yang tengah adu tatapan. Dengan wajah datar Jeongyeon menarik kerah belakang Chaeyoung dengan kuat sampai membuat si empu tertarik dan jatuh didekat meja kerja Tzuyu.

Tzuyu menghela nafas dan merapikan sedikit kemejanya, belum selesai merapikan kemejanya tangan Jeongyeon menepuk bahu Tzuyu lalu menarik jasnya sampai Tzuyu ikut tertarik.

"duduk"

Tzuyu hanya menurut, Chaeyoung yang mulai bisa mengendalikan emosinya di tarik Jeongyeon berhadapan dengan Tzuyu. Dan setelah selesai mendudukkan dua temannya Jeongyeon duduk dihadapan keduanya.

Kim Biseo datang dan menaruh 3 cangkir berisi Minuman yang diminta Jeongyeon tadi. Dengan senyuman tipis Jeongyeon menerima Teh nya dan sedikit meminumnya dan berterima kasih pada Kim Biseo.

"Terima kasih tehnya, dan oh ya.. jangan biarkan siapapun memasuki Ruangan ini okay?"

"Baik tuan Yoo"

"Bagus.."

Setelah Kim Biseo keluar, Jeongyeon masih memegang tehnya dan menatap kedua teman dihadapannya ini. Jeongyeon melihat keduanya sambil menggelengkan kepala.

"Cih satunya bapak beranak 2 satunya bapak beranak 1, tapi sifatnya sama.. sama-sama masih Bocil" pikir Jeongyeon.

"Jadi kalian kemari ada apa?"

"ADA APA KATAMU?!"

"Diam chaeng.."

"Jeong.."

Ini yang paling Jeongyeon benci. Waktu dimana ia harus turun tangan lagi menghadapi kisah cinta temannya. Jeongyeon harap setelah ini tak ada kekacauan seperti ini lagi.

"Tzu.. aku tau kau bukan pria bodoh, dan aku yakin itu"

"Lalu?"

"Aku tanya, Apa kau tak merasakan sesuatu akhir-akhir ini? Seperti merindukan sesuatu? Atau lebih tepatnya seseorang"

"Ya, san.."

"Not her," potong Jeongyeon

"Maksud mu apa? Tentu aku rindu dengan Istriku, Sana"

"C'mon dude.. sudah terlalu lama kau berada di Zona nyamanmu,"

"Hah?"

Jeongyeon hanya diam dan kembali meminun Tehnya. Sedangkan Chaeyoung merotasikan matanya sambil berdecak sebal. Sampai dimana Chaeyoung sudah tak betah lagi untuk mengatakannya.

"Yak! Kau tau Jihyo men--"

"Manis sekali kan kuenya? Diam saja okay?" Ujar Jeongyeon setelah menyumpal Chaeyoung dengan Kue kering

"Hah? Ada apa dengan Jihyo? Jeong.. katakan, atau aku harus langsung kesana?" Ujar Tzuyu tak tenang

Jeongyeon melirik Tzuyu sebentar, lalu kembali duduk dengan nyaman di sofa. Otak cerdasnya memikirkan sesuatu, Jeongyeon terdiam. Lalu sedikit menghela nafas, Tak lama Jeongyeon berdiri setelah menghabiskan Tehnya.

"Terima kasih tehnya, Chaeng ayo kembali" ajak Jeongyeon

"Tapi,"

"Ikut sekarang!" Ujar Jeongyeon tegas

"Oke oke!"

"HEI JELASKAN DULU KENAPA KALIAN KERUANGAN KU LALU MEMBUAT KEKACAUAN INI?!" Ujar Tzuyu yang benar benar kehilangan akal dengan tingkah kedua sahabatnya itu

"See you Chou!"

























"Aku bersumpah hidup Si Chou bodoh itu tak tenang"

"Kau tega dengan Minjoo? Dia masih kecil" ujar Momo sambil lanjut memakan snacknya

"Ah.. aku lupa"

"Diamlah Nayeon!" Sengit Jihyo

Nayeon terkekeh pelan lalu ikut momo memakan snack, ya walau harus debat dulu tapi tak apa demi Snack enak. Mina yang duduk disamping Jihyo sedikit tersenyum.

"Habisnya greget banget sama Si Chou itu"

"Ya sabar" ujar Momo santai

"Santai santai mbahmu!"

"Ada di kuburan, mau ziarah?" Sahut Momo

"Pengen tak Hih!"

"Nyenye"

Jihyo tertawa melihat pertengkaran Momo dan Nayeon seperti mereka masih Jaman SMA. Pikir Jihyo sepertinya Momo dan Nayeon lupa kalau mereka sama-sama punya dua anak dan seorang Suami, tingkah mereka sangat kekanak kanakan.

"Girls, Jeongyeon punya rencana.." ujar Mina setelah membalas Pesan Jeongyeon

"Rencana apa?"

Mina sedikit tersenyum lalu menatap Jihyo. Jihyo yang ditatap kebingungan. Tak lama Ponsel Momo dan Nayeon mendapat Notifikasi dari Suami masing-masing yang merupakan Pesan terusan dari Jeongyeon.

Diteruskan~
Aku punya rencana..
Tzuyu terlalu bodoh memahami hatinya, kalian hanya perlu..
























































TBC.

My Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang