"Kenapa kau keluar sendiri tanpa menggunakan penyamaran? Itu berbahaya! Apa kau tau?!"
Dalam mobil yang di isi oleh dua orang itu. Yang lebih tua disana tak henti-hentinya memberikan bentakan dalam bentuk perhatian karena Yoshi baru saja nekat keluar tanpa menggunakan masker untuk penyamaran. Sementara Yoshi hanya menatap keluar dengan pandangan lurus dan kosong.
"Kau mengacuhkan ku hei!! Aku jauh-jauh dari jepang ingin bertemu kau, ya."
Yoshi dan Mahiro, tentu semua orang mengetahui siapa mereka, mereka bahkan telahbersamasama semenjak menjadi Trainee. Namun, setelah berita viral tentang keluarnya Mahiro dari YG. Mereka tak lagi sering bertemu. Jarang berada pada gedung yang sama. Maupun membuat proyek dan berlatih bersama.
Pesan di ruang obrolan mereka bahkan berakhir beberapa bulan yang lalu. Mungkin karena itu suasana dalam mobil itu cukup canggung. Lebih-lebih Mahiro menemukan Yoshi dengan keadaan yang cukup parah.
"Sengaja menemuiku? Kebohongan dari mana lagi hal itu? Kau sedang ingin mencari agensi baru kan?"
Mahiro terkekeh pelan, menjawab pertanyaan Yoshi dengan tawanya itu,
"Jangan mengalihkan topik cepat katakan bagaimana bisa kau seperti ini?"
Lama menanti jawaban,Mahiro bahkan sudah hampir sampai di hotelnya, namun Yoshi belum kunjung menjawabnya. Hingga tiba-tiba pertanyaan aneh terkeluar dari mulut Yoshi.
"Mahiro bagaimana rasanya keluar dari Agensi dan memulai semuanya dari nol?"
Nafas Mahiro tercekat hingga perkataannya terpotong begitu saja. Mobil yang tadinya ia bawa dengan kecepatan tinggi perlahan melambat. Matanya menatap tak percaya ke arah Yoshi.
"Jangan bilang--"
"Aku menyerah atas impianku, Mahiro. Aku gagal."
Mahiro tidak berbohong. Tapi ia dengan jelas melihat air mata lolos dari mata bening Yoshi saat mengatakan hal tabu itu. Ada getaran rasa sakit yang terpancar dari raut wajahnya. Walau cepat-cepat Yoshi hapus bekas air matanya.
Yoshi terluka. Mahiro sadar itu.
–––
"Mau bercerita?"
Suasana kini berubah. Bukan lagi pada mobil pribadi milik Mahiro. Tapi berada di hotel pria kelahiran jepang itu.
Tadi. Mahiro memilih mengajak Yoshi ke hotel-nya di banding mengantar Yoshi ke gedung latihan. Mahiro tidak tega membiarkan Yoshi latihan dengan kondisi seperti ini. Rambut yang acak-acakan. Mata sembab bekas menangis. Pula badan yang masih bergetar ketakutan.
Tak banyak yang sudah Mahiro lakukan untuk Yoshi. Tapi setidaknya sosok itu kini sudah duduk di sofa dengan penampilan lebih baik. Baju milik Mahiro rupanya sangat pas di badan Yoshi. Itu melahirkan senyuman hangat dibibir Mahiro.
"Kau terlihat lelah Yoshi." Yoshi masih sering melamun, dan beberapa pertanyaan bahkan tidak ia hiraukan atau ia jawab.
"Mahiro." Panggil Yoshi lirih. Mahiro yang mendengarnya langsung dengan sigap menatap penuh ke arah Yoshi.
"Hmm?"
"Bisa beri aku pelukan?"
Dan dada Mahiro terasa terhempit ribuan batu hingga ia tak bisa bernafas dengan normal. Ada cubitan kecil tak kasat mata yang ia rasakan. Ujung matanya mulai memunculkan gumpalan air mata.
Tapi dengan anggukan penuh pula rentangan tangan yang siap memberi pelukan untuk Yoshi menjadi jawaban untuk permintaan pemuda Jepang itu.
Yoshi dengan perlahan masuk kedalam pelukan Mahiro. Dan dengan tiba-tiba air matanya tumpah begitu saja tanpa bisa lagi ia bendung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TERBIT] Yoshi Dan Kata Maaf
FanfictionYoshi juga manusia, Yoshi juga bisa merasakan sakit dan kesepian.