1.7

1.7K 310 60
                                    

Ruang latihan hening seketika setelah Yoshi dan manager memilih untuk membicarakan masalah ini langsung di ruangan khusus. Keputusan Yoshi kali ini tampak membuat sang maknae tertekan. Beberapa kali Junghwan menghembuskan nafas dengan berat atau meremas rambutnya dengan frustasi.

Sementara member lain diam tanpa suara. Tanpa tawa karena kemenangan, atau tangis karena kesedihan. Keputusan Yoshi mungkin terlalu mendadak sehingga mereka bingung harus bereaksi bagaimana. Atau mereka menyesal membuat Yoshi hancur berkeping-keping hingga memilih untuk meninggalkan group. Tapi bukankah ini keinginan mereka dari awal?

Bukankah tiap hari Hyunsuk berteriak karena muak dengan Yoshi, bukankah setiap hari Jihoon menghina Yoshi untuk menjatuhkan mentalnya, bukankah tiap hari Asahi menunjukkan kekejaman pada Yoshi, bukankah tiap hari Junkyu memohon agar Yoshi membatalkan kontrak dengan agensi, bukankah tiap hari Jaehyuk berkata bahwa keberadaan Yoshi di grup hanya membawa sebuah kesialan.

Namun, ketika ini terjadi, mengapa mereka tidak berteriak bahagia? Kenapa mereka tidak tertawa sepuas yang mereka bisa? Bunkah impian mereka telah terwujud. Kini Treasure hanya sebelas orang. Mereka telah berhasil menyingkirkan Yoshi. Orang yang mereka anggap sebagai parasit dalam hidup mereka.

"Mengapa kalian tidak tertawa bahagia hyung? Bukankah ini yang kalian inginkan?" Sebab tak ada reaksi apapun dalam ruangan tersebut, Junghwan memilih bertanya, sebagai orang yang merasa paling tertekan serta emosi disini.

"Ada sebelas mulut disini, tidak ada yang bersuara, apa kalian semua bisu?" Tanya Junghwan lagi. "Kalian semua bahagia kan sekarang?"

Tapi tidak ada jawaban yang membuat Junghwan merasa puas. Semua diam tanpa berani mengadah ke tempat Junghwan bicara. Dan lagi-lagi tangan Junghwan terkepal di buatnya.

"Tolong, kalian semua telah dewasa, kalian semua tau rasanya harus berpisah dengan orang tua demi mewujudkan impian, kalian semua tau rasanya latihan tanpa henti dari waktu ke waktu, tapi mengapa tidak ada yang membela Yoshi-hyung? Mengapa tidak ada yang merasa simpati pada Yoshi-hyung? Masih ada waktu, masih ada waktu untuk menghentikan langkah Yoshi-hyung!"

"Aku bahagia." Asahi menjawab dengan suara pelan. Melahirkan suasana yang semakin menegangkan dalam ruang latihan itu. Junghwan disana langsung tersulut emosi.

"Kau egois hyung!"

"Lalu kau marah?" Tanya Asahi enteng pada Junghwan. "Keegoisan ku akan menyelamatkan kalian semua disini! Untuk apa mempertahankan sampah sepertinya?!"

"Sampah? Bukankah kau sampah itu hyung? Apa bakatmu? Apa yang bisa kau sumbangkan? Wajah tampanmu? Cih!"

Asahi berdiri, hampir melakukan perkelahian dengan Junghwan. Tapi cepat-cepat Mashiho menahannya.

"Jangan terpancing emosi, kau harus senang sekarang, bukan marah." Peringat Mashiho.

"Aku tidak percaya bahwa aku harus berdiri disini bersama iblis seperti kalian," frustasi Junghwan. "Kalian rela menjatuhkan orang lain demi diri kalian sendiri, kalian melupakan apa itu simpati dan empati!"

"Kau tanyakan sendiri dimana simpati dan empati miliknya!! Dimana kedua hal itu saat dia dengan tidak tau diri membuat Yoonbin keluar dari grup!!" Mashiho berteriak. Suara nyaringnya terdengar bahkan di luar ruang latihan sekalipun, untungnya terlihat tidak ada aktifitas lain selain grup mereka. Akan berbahaya jika grup lain ataupun orang lain mendengar pertikaian mereka.

Sementara Haruto yang sedari tadi merasa linglung mulai membalas ucapan Mashiho, iya berdiri terlebih dahulu sebelum berseru, "Sudah berapa kali ku katakan hyung, itu bukan Yoshi-hyung, Yoonbin-hyung sendiri lah yang memutuskan berhenti dari grup!!"

Suasana ruangan semakin mencekam, saat Haruto membuka mulut, Asahi tampak tak senang dan kembali membalas.

"Lalu apa?! Aku melihatnya sendiri bahwa dia datang kehadapan Yoonbin, mengatakan Yoonbin tidak punya perasaan karena tidak membiarkan dia debut, mengatakan Yoonbin kejam karna mengambil tempat untuknya debut, Yoshi datang pada Yoonbin menceritakan kekejaman yang dia alami tanpa memikirkan bahwa saat itu, Yoonbin juga berada di titik terendah dalam hidupnya." Ujar Asahi.

[TERBIT] Yoshi Dan Kata Maaf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang