"Sepi banget ni rumah, penghuni pada kemana ya?", Gumanku pagi ini. Entah kenapa, yang biasanya aku yang males mandi mendadak pengen langsung mandi.
Setelah mandi dan rapi, akupun berinisiatif pergi ke dapur untuk sarapan. Niat hati sih mau bikin mie goreng, tapi langkahku terhenti saat melihat sepiring nasi goreng lengkap dengan telor ceplok dan susu putih hangat.
"Widih, punya siapa nih?", Kataku semangat.
"Punya kamu, aku yang masak", kata seorang dari balik dapur sana. Aku kaget dan reflek melihat ke arah sumber suara.
"Eh, kak Pilar... Ini.. ini bener buat aku kak?", Tanyaku kikuk.
"Beneran Bi. Tapi....", Jawab kak Pilar ngegantung.
"Apa kak?"
"Itu, kata orang-orang, masakanku itu, selalu keasinan. Jadi... kalo nanti kamu juga ngerasa kayak gitu... Kamu...."
"Engga apa-apa kak, aku pemakan segala. Tenang aja. Aku makan ya, makasih kak!", PD-ku yang memotong pembicaraan kak Pilar dan segera duduk di meja makan. Kak Pilar cuma tertawa kecil melihat reaksiku, sedangkan aku yang disenyumin kayak gitu udah meleleh duluan.
Tibalah saatnya aku mulai melahap sesendok nasi goreng bikinan kak Pilar. Rasanya ...........
"Asin!", Batinku.
Ternyata bener yang dibilang kak Pilar. Setelah melahap habis sesendok, aku pun menghadap kak Pilar yang saat ini juga sedang makan nasi goreng bikinannya sendiri. Yang aku liat, kenapa ni orang makannya biasa aja ya? Apa lidahnya mati rasa?
Aku mencoba kembali melahap sesendok lagi, lagi, dan lagi....
"Asin, tapi gak buruk juga".
Akhirnya aku dan kak Pilar pun sarapan bersama sampe habis. Sebagai ucapan terima kasih, aku pun menawarkan diri untuk mencuci piring dan untungnya langsung disetujui olehnya.
"Kenyang, sering-sering aja gue bangun tidur udah tersedia sarapan kayak gitu. Tapi gak asin kayak tadi juga sih. Hehehe", pikirku.
Tapi beneran deh, ni rumah dari tadi sepi banget. Aku sampe kelilingi rumah buat mencari keberadaan kakak-kakak yang lain, tapi gak ada. Karena gabut, aku yang awalnya mau masuk ke kamar terhenti saat denger suara instrumen dari kamar kak Pilar. Karena pintu kamarnya kebuka setengah, yaudah isenglah aku ngintipin dia.
"Main keyboard ternyata"
Perlahan kak Pilar mulai bernyanyi. Kak Pilar nyanyi lagu dari Desix, Congratulation...
Sampe pada bagian yang aku suka, bibir gue reflek ngefanchat 'uuuwooooooo' ..
🎶Congratulations, glad you're doing great.... (Uuuwooooo)
🎶Congratulations, how are you okay..... (Uuuwoooo)
🎶How could you be so fine (woooaaahhh)
🎶I can see it in your eyes (wooaaahhh)
🎶The same look that you gave me, that kills me inside
Entah aku yang terlalu menikmati lagu ato kak Pilar yang terlalu asik, sampe kita berdua pun gak sadar hingga lagunya selesai.
"Woaaahhh bagus!!! Ya Tuhan makasih atas karuniamu karena udah dikasi liat langsung band Desix main musik", kataku yang mengusap-usap kedua tangan dengan posisi bersyukur '🙏'.
"Eh, Bian.. daritadi?", Tanya kak Pilar.
"Hehee.. iya kak. Aku ngintipin kak Pil, sempet teriak dikit juga. Maaf ya kak aku lancang...".
"Gak apa-apa kok, sini masuk", kata kak Pilar santai.
Tunggu, apa? Masuk? Ke kamar kak Pilar? Gak salah?
"Ayo sini", kata kak Pilar lagi.
Dengan takut-takut berani, aku mulai masuk ke dalam kamar. "Gila gue masuk kamar bang Jae belom pernah, udah masuk ke kamar kak Pilar aja", pikirku. Aku juga perhatiin sekeliling kamar kak Pilar. Nuansa putih mendominasi.
"Aku suka warna putih, jadi kamar aku kayak gini. Harap maklum ya, berantakan", katanya yang tampaknya tau kalo aku lagi perhatiin kamarnya.
"Eng-engga kak. Ini udah rapi lho untuk ukuran cowok", kataku muji. Tapi emang bener, kamar kak Pilar terbilang rapi, bersih juga.
"Nih aku ada lagu baru, dengerin ya", katanya yang langsung mainin lagu barunya. Judulnya 'Where The Sea Sleeps'.
Awalnya aku nikmatin banget ni lagu, tapi makin lama kok makin sedih sih liriknya...
Aku yang emang dasar mental lembet, denger band Desix mainin lagu galau langsung ngeluarin air mata. Padahal aku gak lagi patah hati lho... Tapi, ya gimana ya....
"Eh, kok nangis? Aduh, kenapa Bi? Sini aku lap in air matanya... Maaf suaraku jelek banget ya sampe bikin kamu nangis? Atau instrumen ku berantakan? Maaf Bi, cup cup......" kata kak Pilar panik yang ngusap air mataku pake tisu. Aku yang awalnya nangis, jadi terpaku ngeliat wajah kak Pilar sedekat ini. Jantung aman? Jangan tanya, udah gak karuan rasanya. Dan untungnya kak Pilar gak sadar akan hal itu.
"Bukan gitu kak... Suara kak Pil bagus, instrumennya juga.. Tapi... Tapi kenapa band Desix lagunya pada sedih semua sih? Kan aku baper..."
Kak Pilar yang mendengar pengakuan gue pun ketawa kecil.
"Heheee.. masa sih? Pantas aja ya band kami disebut 'the king of galau' ".
"Nah, tu sadar", jawabku yang disambut tawa oleh kami berdua.
Setelahnya, aku cuma ngobrol-ngobrol ringan ama kak Pilar. Mulai dari ngomongin lagu, kegiatan di kampus, sampe ngegibahin para member Desix yang lain. Terus gimana masalah dengan mantannya kemaren? Sengaja gak ngebahas, aku gak mau ngerusak momen yang menyenangkan ini.
Dipikir-pikir, aku jadi ngerasa bersyukur bangun pagi hari ini. Aku juga bersyukur dikit dengan ketidakadaan Dimas dan kakak-kakak yang lain di rumah ini. Hehehee.... Gak deng canda kak....
Karena keadaan ini, aku jadi setingkat lebih deket ama kak Pilar. Aku juga ngeliat sisi lain kak Pilar yang jail dan sedikit blak-blakan. Tapi bukannya ilfeel, entah kenapa aku jadi makin suka ama dia.
Gue yakin sekarang, kalo aku emang ada rasa ke kak Pilar......
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck with Tuan Muda ( Wonpil )
Fanfiction"You're not my bias, but i am stuck with you..." -Cast. WONPIL DAY6 Sungjin DAY6 Jae DAY6 Young K DAY6 Dowoon DAY6 Wendy RV ------------------- Note: Cerita ini hanya karangan author saja. Tujuan dibuat cerita ini adalah author ingin melampiaskan ke...