Malam ini

78 9 2
                                    

Sudah jam 1 malam, entah kenapa belum ada tanda ngantuk. Ya mungkin karena ini hari pertama aku tidur di tempat baru kali ya, jadi agak sulit buat tidur dengan nyaman. 

Lagi asyik melamun, tiba-tiba ........


"Braakkkk...!"


Terdengar suara seperti benda jatuh dari depan kamar. Karena penasaran, akupun mengintip ke luar kamar sedikit. Dan ternyata, itu seorang pria, yang tak terlihat batang hidung nya dari tadi namun masih aku kenal. Karena gue baik hati, ya udah tak bantuin aja.


"Sini kak Pilar, gue bantu"

Yang dipanggil pun menoleh.

"Eh, Bian .Maaf ya, aku ngebangunin kamu ya?"

Aku dengan cepat menggelengkan kepala.

"Engga kok kak Pil, emang gue belom tidur aja. Gak bisa tidur nih. Maklum tempat baru. Hehee"

Dia tampak berpikir sejenak, kemudian menaruh barangnya dan meminta gue ikut ke bawah. Aku diminta duduk, sementara kak Pilar pergi ke dapur. Entah kenapa kedua mataku terpaku pada satu pintu, kamar kak Brian. Seketika ni otak kembali membayangkan hal yang aneh-aneh. "Astaga kotor banget sih ni otak!", Benakku.


 Tak lama, dia kembali dengan membawa dua cangkir.


"Ini coklat panas. Kata orang, kalo minum itu bisa memancing rasa kantuk", katanya menyodorkan segelas cangkir dan ikut duduk di sampingku.

"Makasih kak Pilar", kataku dan langsung menyeruput coklat itu.

"Sama-sama. Oh ya, udah dari tadi disini? Maaf ya gak bisa nyambut, aku lagi pentas drama musikal tadi".

"Ah, i-iya kak Pilar. Gak apa-apa. Maaf juga kalo gue bakal ngerepotin selama disini nanti..."

"Engga dong, justru aku seneng jadi makin rame isi rumah... Bosen juga tiap hari liat orang itu-itu aja. Hehee... Oh ya, ayo diminum coklatnya", katanya.


Suasana kembali hening. Sesekali aku ngeliat ke arahnya. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kalo dilihat dari deket begini, ternyata kak Pilar lumayan juga. 


Oh ya, sekedar cerita. Aku jadi inget waktu awal kenal ama kak Pilar. Sempet baper karena diantara abang-abang yang lain, cuma dia yang make sebutan 'aku kamu'. Usut punya usut, ternyata dia emang kayak gitu ke semua cewek. Katanya lebih nyaman aja. Mana suaranya lembut banget gak kayak suara gue macam toa'.


"Kenapa Bi? Ada yang aneh sama wajah aku?"

Aku tersadar dan langsung  mengalihkan perhatian. "Eng-enggak kak. Anu, itu, ah gue mau nanya. Kenapa di setiap pintu ada stikernya? Dan kenapa gambar pintu kak Pilar kelinci? Warnanya pink lagi"

Dia pun tertawa kecil. Astaga manis banget.... Kemana aja daku selama ini, beda banget kak Pilar di panggung sama yang di hadapan aku sekarang. 

"Emm, stiker itu biar gak ketuker aja sih sebenarnya. Soalnya baru-baru awal kita tinggal disini, Dimas tuh sering salah masuk kamar. Terus kenapa kamarku stikernya pink, aku juga gak tau. Tiba-tiba aja udah nempel didepan pintu".

"Ah, gitu. Tapi sesuai kok ama kak Pilar. Lucu dan manis".

"Hahaa... Dasar kamu..." 

Kamipun berbincang sembari menikmati coklat panas bersama.







"Bi, Bian... Bangun.. Udah pagi"

Aku ngebuka mata dengan pelan, dan mulai ngeliat sekeliling. Ini masih diruang tv. Berarti aku ketiduran disini dong? 

"Udah pagi, hari ini ada kelas gak?"

Aku melirik kearah sumber suara. 

"Kak Pilar? Kok kita disini?"

"Oh, jadi kamu ketiduran disini tadi malem. Kamu tidur di pundakku"

"Semaleman? Jadi kak Pilar semaleman tidur sambil nahan posisi gue kayak gitu?"

"Iya. Aku kasian mau bangunin kamu tadi malem. Ya aku pikir selama kamu bisa tidur dengan nyaman, aku gak apa-apa"



Astaga, apa yang udah aku lakuin? Berarti semalaman kak Pilar tidur posisi duduk gitu? Dan dengan tak berdosanya aku nyender di pundak dia? 

Demi apa aku bener-bener gak enak sama kak Pilar. Dengan cepat aku minta maaf  karena udah nyusahin dia di malam pertama gue disini. Responnya hanya tersenyum dan bilang gak apa-apa. Dia ngajak aku ke atas untuk ke kamar masing-masing dan pergi mandi. Aku yang masih speechless menurut dan masuk ke kamar.


"Ya ampun, bisa-bisa nya gue ketiduran disana. Malu banget sumpah...." Kataku sambil nutup wajah yang udah macam kepiting rebus. Namun sesaat kemudian, aku kembali tersenyum dan diakhiri gelengan kepala.

"Eh tapi kapan lagi di pundak cogan? Aaahh mikir apa sih gue. Auk ah gua mau mandi aja...!"




Stuck with Tuan Muda ( Wonpil )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang