Dara memang membaca beberapa pesan masuk dari Jay. Pria itu memang sering bertingkah seenaknya, seperti datang di jam-jam rawan ngantuk begini.
Dara melirik ke arah dua plastik berukuran sedang yang ditenteng oleh pria di depannya. Bukan hanya ramyun instan, pria itu terlihat membeli beberapa jenis makanan kaleng. Ia seolah membawa persediaan makanan layaknya orang yang akan camping di atas gunung.
"Mau memintaku memasakkan ramyun lagi?"
Jay menggeleng. "Aku sudah makan, bagaimana kalau nonton film dan makan cemilan?"
Keduanya kemudian masuk. Mereka menonton film bersama di depan TV. Beberapa kali Jay melahap kripik kentang dan menawarkannya pada Dara, tapi gadis itu menolak. Melihat wajah Dara yang terlihat pucat, akhirnya Jay memutuskan untuk memeriksa suhu di dahi Dara.
"Kau demam," ucap Jay. Raut cemas seketika memenuhi air mukanya.
Dara tak menjawab, ia sibuk menahan pusing yang menyerang kepalanya. Tubuhnya merasa panas tapi juga kedinginan.
"Kau punya kotak P3K di sini?"
Dara menggeleng. Segera pria di depannya beranjak dan meraih kunci mobilnya yang semula ia letakkan di atas meja.
"Tunggu sebentar, aku akan ke apotek untuk membeli obat!" ujar Jay yang bergegas begitu saja meninggalkan Dara tergeletak di sofa.
***
Seonghwa memundurkan langkahnya. Ia segera mencari tempat untuk bersembunyi. Seseorang baru saja keluar dari apartment Dara dan Seonghwa tahu betul siapa pria itu.
Jay Park.
Malam itu, ia baru saja pulang dari mengisi acara di Café Dudart. Seonghwa memang tinggal tak jauh dari apartment yang ditinggali Dara. Begitu pun juga Jay, yang diketahui membeli sebuah hunian mewah di kawasan itu sekitar dua tahun yang lalu.
Seonghwa mengintip dari sebelah dinding dan mendapati mobil Jay pergi menjauh. Sebuah senyum kecut tergambar jelas di wajah tampannya.
"Jadi, dia yang kau ceritakan selama ini?" gumam Seonghwa, mengajukan pertanyaan kesimpulan tentang aksi Jay belakangan ini.
Pria itu merasa dunia benar-benar sempit. Ingin rasanya ia segera pergi dari tempat itu agar tak melihat apa yang tak ingin ia lihat. Tapi, kakinya seolah enggan melangkah.
Sekitar hampir setengah jam, Seonghwa hanya berdiri mematung di tempatnya. Tak berapa lama, mobil Jay kembali terparkir di tempatnya tadi. Pria itu keluar dari mobilnya dan menenteng sebuah plastik dengan logo apotek 24 jam. Ia kemudian kembali masuk ke apartment Dara.
"Sejauh mana hubungan kalian?" Seonghwa kembali bergumam, ia miris dengan dirinya sendiri. Tak pernah sekali pun ia membayangkan akan menyukai gadis yang sama dengan sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IFFY [M]
Romance🔞⛔ Sandara Park - Jay Park Pekerjaan Sandara Park hanyalah mempercayai, meski keraguan seolah menghantam kepalanya bertubi-tubi. rugseyo ©2021