19. AZZAM

6K 567 5
                                    


Saking keasyikan dengan canda gurau bersama Haikal, Qia melupakan rumah nya. Ia lupa bahwa dirinya pasti sudah ditunggu karena dia yang selalu memasak setiap hari di kediaman Raymond.

Terlihat Qia sudah kembali seperti biasa bersama Haikal. Haikal juga sudah meminta maaf atas perlakuan nya.  Dengan kejadian ini mereka terlihat begitu dekat.

Pukul 10 malam haikal sudah menghantarkan Qia kerumah nya.

Ceklek.

"Bagus ya pulang malam, gak inget tugas di rumah"

"DARI MANA AJA KAMU!, SAYA LAPAR NUNGGU KAMU . MASAK SEKARANG!" PERINTAH YUDA.

"Aduh yah aku laper banget perut aku sakitt" Ucap Friska seraya memegang perutnya.

"Mana yang sakit, sini mamah olesin minyak kayu putih dulu"
"Kamu si dateng nya lama, udah lupa sama keluarga hah?" Laras sedikit berteriak.

"Maaf mah, yah" Lalu Qia berjalan ke arah dapur.

"Cepetan! " Titah Friska.

"Kenapa gak mesen diluar aja kalo Qia lama? " Tanya Qia, ia bingung kenapa mereka tidak memesan makanan dari luar saja saat Qia tak dirumah.

Yuda berjalan ke arah Qia.

Sret

Ia menjambak kencang rambut Qia , sakit sakit sekali.

"SAYA GAK MAU BUANG BUANG UANG, LAGI PULA KAMU DI SINI KAN CUMA NUMPANG DAN HARUS MELAYANI KITA. BIAR ADA GUNA NYA!"

"Sakit yah"

Yuda melepas kasar cekalan rambut Qia "lanjut masak!"

Qia melanjutkan masaknya dengan mata yang memanas.

..

Seorang gadis yang dari tadi hanya menangis meringkuk disamping tempat tidur. ia lelah, sedih, kecewa, menjadi satu. Ia rindu sekali keluarga nya yang dulu. Ia rindu mamah nya saat kejadian perselingkuhan belum terjadi. "Hiks... Pah.. Qia kangen hikss mamah.. Yang dulu .. Hiks.. Sekarang mamah gak hikss. Sayang Qia hiks. "

"Sayang." Pria paru baya tiba-tiba beradi di samping Qia.

"Pa-papah? "

"Iya sayang ini papah."

"Papah.. Qia mau ikut papah aja."

Deon tersemyum melihat anak nya, ia mengelus rambut anaknya. "Gak boleh sayang, belum saat nya kamu ikut papah."

"Tapi Qia capek pah, Qia gak disayang lagi. Qia selalu diperlakukan kasar pah hikss... Mau ikut papah aja"

"Qia sabar ya. Qia gak boleh nyerah, harus jadi gadis yang kuat. Qia cari kebahagiaan Qia di dunia ya, papah pasti selalu pantau Qia dari atas."

"Cari kebahagiaan Qia gimana pah, Qia gak tau. Qia udah terkurung disini." Ucap Qia sedih.

Lalu Deon hanya tersemyum.

"PAPAH!" Qia terbangun dari tidurnya. Mengapa papah nya sering sekali datang ke mimpinya, pikir Qia.

Qia melihat kearah jam ternyata sudah jam 10 malam. Perut nya berdisko minta di isi. Ia turun ke dapur untuk mengambil makanan.

"Qia belum tidur?" Suara laki laki yang berasal dari meja makan.

"Belum , bang Qafi belum?"tanya balik Qia.

" Belum, abang kan pulang malem mulu. Qia mau makan? Ini tadi abang beli ayam kriuk di jalan, sini" Lalu Qia mendekat ke arah Qafi sambil tersenyum.

"Kamu abis nangis, hm? " Tanya Qafi yang dari tadi memerhatikan mata sembab milik Qia.

"E-engak bang." Jawab nya gugup.

"Kamu tuh gak pinter boong" Qafi terkekeh, adiknya ini lucu sekali ekpresi wajahnya.

"Kangen papah lagi?" Qia hanya mengangguk saja.

Lalu mereka melahap makanan yang Qafi bawa tadi hingga habis tak tersisa.

***

Disekolah seperti biasa nya Qia tak memiliki teman hanya 3 curut Nevan dan kak Haikal saja.

Semenjak kejadian kemarin Qia dan Haikal menjadi lebih dekat,bahkan Qia tak menolak ketika Haikal menjemput atau mengantarnya pulang. Bagaimana dengan 3 curut Nevan? Mereka mengikuti mau nya Qia, tak ingin memaksa gadis sahabatnya itu. Tapi tenang saja mereka mengawasi Qia dari jauh atas permintaan Nevan, tentunya.

Pagi ini Qia berjalan bersama Haikal dilorong sekolah , Haikal selalu mengantar Qia sampai depan kelas nya.

"Makasih ya kak"

"Sama sama, yaudah gue ke kelas dulu ya" Ucap Haikal seraya mengelus rambut Qia singkat.

Ketika masuk kelas semua nyinyiran, hinaan pada Qia mulai terdengar.

"Ganti cowok lagi dong"

"Murah banget ternyata"

"Bener kata Friska nyokap nya jalang otomatis anaknya juga"

"Udah murah anak haram lagi"

"Bayaran nya pasti murah si"

"Di bayar berapa si gue juga mau nih" Ucap salah satu laki-laki yang berada di kelas Qia.

Qia hanya bisa menahan sesaknya di dada, percuma saja kalau dia bilang yang sebenarnya pasti tak akan ada yang percaya. Jadi dia diam saja menikmati hinaan mereka.

Lalu Friska datang ke arah Qia sambil tersenyum miring. "Udah di pake berapa kali hah!, satu ronde dibayar berapa? " Ucapnya seraya mengelus ujung rambut Qia.

"Palingan goceng" Sambung mila. Yang digelaki tawa seisi kelas.

PLAK

Hening

Qia menampar Friska yang berada di depan nya. "Aku bukan jalang ataupun anak haram , Friska.! "

"Wah mulai berani sekarang si jalang" Ucap fany dari arah bangku nya.

Lalu Friska menjambak rambut Qia kencang. "Aw.. "

"LO NAMPAR GUE QIA! GAK ADA YANG PERNAH NAMPAR GUE! LO MAU DIKELUARIN DARI SEKOLAH? HAH! INI SEKOLAH BOKAP GUE. JADI BISA AJA GUE KELUARIN LO DARI SINI!! KARENA UDAH MAIN FISIK SAMA ANAK YANG PUNYA SEKOLAHAN! " teriaknya tepat di depan wajah Qia. Qia menangislah saat itu juga , rambutnya sakit sekali seperti ingin copot.

Tak lama siswa yang jadwal piket datang "semua duduk, guru otw kesini. "

Friska beralih menatap Qia yang sudah menangis "cengeng banget lo! " Lalu meninggalkan Qia.

Qia berjalan ke arah mejanya dengan menunduk takut. Ia takut dengan semua orang yang ada di kelas ini. Tatapan nya seakan benci sekali dengan Qia.

Bersambung...

Gmana? Kedikitan apa kebanyakan ga si bingung 😭🙏

BABAY JANGAN LUPA VOTE! MAKSA NIH

NEXT TIDAK?

AZZAM (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang