27. AZZAM

6.8K 624 1
                                    

Diruangan rawat Qia mereka berempat sedang berdiskusi tentang mila, apa bener mila yang menyuruh. Lalu mereka seperti biasa mencari tau biodata mila. Namun tak ada tanda tanda bahwa mila yang menyuruh. Mau tak mau besok mereka akan berbicara langsung pada mila.

2 hari berlalu, diruangan Qia sudah ada Zaki dan alis -istrinya.

Alis dari tadi tak bisa berhenti menangis melihat keadaan Qia yang belum membuka matanya.

"Udah sayang udah, Qia kuat kok pasti." Zaki mengelus punggung istrinya itu.

"Mas.. Hiks.."

"Apa sayang."

"Kalo Qia udah sadar.. Hiks.. Qia tinggal sama kita ya.. Hiks.." Ucap alis terbata bata.

Zaki tersenyum. "Iya sayang, tapi kalo Qia nya mau ya. Kita gak boleh maksa kehendak orang lain." Tutur Zaki lembut.

"Van gimana sama pelaku nya?" Tanya Zaki pada Nevan.

Di ruang itu hanya ada Nevan Bian Zaki dan istrinya tak lupa Qia yang tengah tertidur.

Araf dan Azel sedang pulang ke rumah nya untuk mandi , makan dan membawa pakaian untuk Nevan dan Bian.

"Nevan kurang tau juga om, kita udah ada 2 target untuk diselidiki."

"Pastinya Friska, saudara tirinya Qia."

"Satu lagi siapa?" Tanya Zaki.

"Siapa yan tadi namanya." Tanya Nevan pada Bian.

"Mila om." Balas Bian.

"Kenapa bisa curiga sama dia?" Zaki butuh penjelasan.

"Sebelumnya kita kerumah Raymond om, dan Nevan meminta pertanggungjawaban atas ini pada Friska karena di CCTV yang kita dapet Friska lah yang menyiksa Qia."

"Tapi pas ditanya katanya disuruh mila om." Jelas Bian pada Zaki.

"Om bantu selidiki dua duanya. Kalian juga jangan ketipu bisa saja Friska berbohong kan. "

" Iya om" Ucap Nevan dan Bian barengan.

Tak lama mereka berbincang untuk menjalankan misinya tiba-tiba alis berteriak.

"MASS! QIA MAS!"

Lalu ketiga laki laki itu mendekat ke arah Qia.

Perlahan Qia membuka mata nya. Setelah 2 hari tak sadarkan diri.

Senyum manis terbit di bibir Nevan. Sangat manis.

"Qia.. "

"N-nevan.." Lalu dengan cepat Nevan memeluk Qia erat seakan tak mau kehilangan.

Semenit..

"Ekhem" Deheman dari Zaki membuat Nevan melonggarkan pelukannya.

"Eh maaf om" Nevan menggaruk leher nya yang tak gatal.

Pandangan Qia beralih pada sepasang suami-istri itu.

"Om Zaki, tante alis."

"Iya sayang," Alis memeluk tubuh Qia erat seperti anak kandung nya sendiri.

"Ada yang sakit gak? Pusing? " Tanya alis khawatir.

Qia Mengeleng pelan.

"Tapi perut Qia perih sedikit." Ucap Qia. Nevan menatapnya sendu.

Zaki menatap Nevan, seakan bertanya. "Kan tangan nya yang di cutter kenapa perutnya yang sakit"

Zaki dan alis belum mengetahui kondisi Qia yang satu ini.

AZZAM (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang