21. AZZAM

6.5K 589 4
                                    

Sehari sebelum Qia melaksanakan Ujian, Qafi meminta izin untuk melanjutkan kuliah nya diluar negri.

Keluarga Raymond dan juga Azqia sedang berada di ruang tengah.

"Bang... Kok dadakan banget si perginya.. Jauh lagii. Gak kangen nanti sama aku?." Friska yang dari tadi merengek dan bergelantungan di lengan Qafi, ia tak mau abang nya pergi jauh.

"Kangen lah dek, tapi mau gimana coba, abang dapet beasiswa masa di sia siain gitu aja." Ucap Qafi mengelus rambut Friska.

"Abang baik baik ya disana, jangan lupa selalu kabarin mamah." Ucap Laras seraya memeluk anaknya.

"Iya mah abang pasti selalu kasih kabar ke sini."

"Yah.." Paling Qafi pasalnya dari tadi Yuda hanya diam saja.

"Iya?"

"Qafi izin ya, mau pamitan sama ayah dulu." Qafi memeluk ayah nya itu.

Yuda sebenernya tak rela jika anak nya yang satu ini pergi jauh, yah tapi mau bagaimana lagi,Yuda pikir Qafi juga harus memiliki pendidikan tinggi agar bisa meneruskan perusahaan nya nanti.

Yuda membalas pelukan putra nya itu "jaga diri disana" Qafi mengangguk.

Lalu Qafi berahli menatap adik yang satu lagi, ia hanya diam menunduk. Qia tak bisa melihat pemandangan seperti ini, rasanya tak adil jika orang tuanya bersikap lembut pada saudara saudaranya sedangkan Qia? diperlakukan kasar.

"Azqia.. " Qia mendongakkan kepalanya menatap Qafi

"Gak mau peluk abang? Bentar lagi abang pergi jauh lo." Qafi membuka kedua tangan nya ke arah Qia.

Qia sedikit berlari dan segera menubruk dada bidang abang nya itu.

"Hiks.. " Satu isakan lolos.

Qia berpikir bahwa ketika pelindung di rumah nya ini tak ada, lalu bagaimana sikap keluarga nya nanti terhadap Qia. Mungkin akan lebih kasar? Terkadang walau ada bang Qafi di kamar nya. Keluarga nya tetap kasar dan tak menerima Qia.

"ihh jangan nangis, nanti cantiknya ilang" Qafi mengelus punggung Qia.

"Cantikan gue kali" Gerutu Friska, pelan.

"abang pasti pulang kok, cuma 2 tahun."

"Cuma bang!" Ucap Qia pelan, Qafi terkekeh.

"Ekhem" Yuda berdehem
"Yaudah bang udah jam 8 , nanti telat loh.. Hati hati putra Raymond."

Lalu Qafi melepaskan pelukan nya sama Qia. Ia melihat wajah Qia yang sembab. Lalu ia mencium kening adik tirinya itu dengan kasih sayang.

Tindakan Qafi membuat Laras, Yuda, dan Friska kaget. Laras dan Yuda saling bertatapan heran, mereka berpikir "apa Qafi sayang dengan Qia seperti dengan Friska? Padahal hanya adik tiri saja."

"ih abang aku gak di ciumm,masa dia doang" Friska mengerutu.

"Sini abang cium" Friska memajukan wajahnya

Cup

"Dah abang berangkat dulu"
" Adek adek abang belajar yang bener ya.. Kan besok ujian"

"Iya bang" Jawab mereka kompak. Lalu Friska menatap Qia sinis.

.. 🍄🍄 ..

Qia dan teman teman nya sedang melakukan ujian di hari terakhir nya ini. Kebetulan ketika ujian semua kelas di acak. Kebetulan nama Qia dan 3 curut Nevan berawak dari A. Jadi mereka sekelas.

Tempat duduk mereka di belakang Azel dan Araf di pojok belakang, sedangkan Qia dan Bian di depan mereka.

"Pstt sutt sutt" Araf memanggil Azel disamping nya. Lalu Azel menengok
Mengangkat satu alisnya.

AZZAM (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang