11

132 39 17
                                    

Maaf untuk semua typo!

Selamat membaca :)

.

.

.

Aku terduduk di depan ruang rawat Jimin. Beberapa menit yang lalu pria itu sudah di pindahkan ke ruang rawat biasa. Aku bersyukur karena tidak ada luka yang serius.

"Sohyun-ah.." Jungkook duduk di sebelahku sambil memberikan cup kopi. "Kau tidak ingin pulang ?" Tanyanya kemudian.

Aku mengambil cup kopi tersebut lalu menggeleng pelan, "Aku akan menemaninya. Keluarga Jimin berada di Seoul, jadi tidak ada yang menjaganya di sini."

"Baiklah kalau begitu aku akan menemanimu."

"Huh ?" Aku membulatkan mataku, "Tapi kau besok kan harus bekerja, Kook."

"Kau juga bekerja bukan ?" Tanyanya balik. "Kita bisa pulang bersama besok pagi. Aku akan menemanimu malam ini."

"Baiklah kalau begitu." Balasku.

Jam terus berputar, kini sudah menunjukan pukul sebelas malam san mataku benar-benar sudah sangat berat.

"Hyun.. jika kau mengantuk tidur saja di dalam. Pasti ada sofa kan di ruangan itu ? Punggungmu akan sakit jika kau tertidur dengan posisi duduk." Kata Jungkook sembari menatapku.

Aku berpikir sejenak, memang benar apa yang di katakan Jungkook. Tapi tidak mungkin masuk ke dalam dan hanya berdua saja dengan Jimin bukan ?

"Tapi.. kau juga harus ikut masuk." Balasku.

Jungkook mengangkat sebelah alisnya, "Kenapa ?"

"Cuaca di luar dingin nanti kau sakit."

Jungkook tersenyum tipis, "Kau mengkhawatirkan-ku ?"

Aku menghela nafas pelan, "Tentu saja aku khawatir bodoh!"

Senyum Jungkook semakin mengembang, "Wae, wae, wae ? Beritahu aku kenapa kau khawatir ? Apa karena aku sekarang adalah kekasihmu ?"

"Jungkook.." geramku, ayolah. Aku lelah dan sedang tidak ingin bercanda.

"Baiklah maafkan aku. Ayo, aku akan menemanimu ke dalam."

Aku dan Jungkook duduk di sofa panjang yang berada di ruangan Jimin. Pria itu masih belum sadar sejak tadi.

"Kenapa kalian bisa berada di gedung tua itu ?" Jungkook membuka percakapan di tengah keheningan malam.

"Jimin berencana membeli tanah itu dan akan membangun taman bermain di sana." Balasku pelan karena kantuk kembali menyerang.

"Ah, begitu."

"Hem." Ucapku di kesadaran yang tinggal setengah.

"Sohyun-ah.. boleh aku bertanya ?"

"Sejak kapan kau meminta izin saat ingin bertanya ?" Tanyaku sambil menyandarkan kepala di sandaran sofa.

Aku mendengar kekehan pelan dari pria di sampingku ini. "Hyun.. apa kau masih mencintai Park Jimin ?"

"Aku tidak tahu. Aku...membencinya. Tapi... Aku tidak suka melihatnya sedih. Bahkan... Tadi saat dia berdarah aku jadi sangat khawatir padanya. Aku... Hoaamm... mengantuk. Jadi berhenti bertanya bodoh.." itulah kalimat terakhir yang ku ucapkan sebelum masuk ke alam mimpi malam itu.

Namun sebelum benar-benar terlelap samar ku dengar Jungkook kembali berujar, "Kapan kau akan menyadarinya Hyun..?"

Namun karena terlalu mengantuk aku tak mengubrisnya.

REGRET √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang