22

137 50 15
                                    

Hai...
Masih ada yang menunggu ?

Selamat membaca :)

Maaf untuk typo :)

.

.

.

.

Semua tidak sesuai dengan rencana awal. Aku kira setelah pertemuan, kami bisa langsung kembali ke Busan. Tapi nyatanya aku harus tetap berada di Seoul untuk beberapa hari ke depan. Selain untuk menunggu keputusan dari pihak perusahaan V Group. Aku juga di minta kakakku untuk menemui beberapa rekan bisnisnya yang lain karena dia masih ada beberapa kerjaan di luar kota.

"Nona, ini kunci kamar anda."

Aku mengambil kunci yang di berikan Jeno. Kami memutuskan untuk menginap di sebuah hotel yang berada di daerah Gangnam.

"Terimakasih." Ucapku lalu masuk ke kamar nomor 07.

Kamarnya tidak terlalu luas namun cukup untuk satu orang dengan fasilitas yang cukup mewah. Aku memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu.

Kurang lebih lima belas menit, aku keluar dengan jubah mandi hotel yang berwarna putih dan segera menghubungi Jeno untuk membelikanku beberapa helai pakaian.

Sembari menunggu Jeno, aku memutuskan untuk melihat pemandangan Seoul dari jendela kaca besar di sisi kanan ranjang. Jika di lihat dari atas sini, Seoul benar-benar terlihat sangat padat, banyak sekali bangunan-bangunan besar yang menjulang tinggi. Sangat berbeda dengan pemandangan di Busan yang masih banyak memiliki pepohonan yang hijau.

Ting tong...

Aku menoleh ke arah pintu dengan satu alis terangkat. Apa itu Jeno ? Tapi kenapa cepat sekali ? Pikirku heran tapi tetap berjalan menuju pintu.

"Sayang!"

"Maaf ? Anda salah orang." Aku ingin segera menutup pintu tapi pria asing itu menahannya.

"Tidak! Tidak! Aku tidak salah. Kau Hanju, maafkan aku sayang..."

Aku mengernyit saat mencium bau alkohol yang sangat menyengat dari pria ini.

Aku mencoba mendorongnya dan menutup pintu, tapi tenaga pria ini lebih kuat hingga dia berhasil masuk sepenuhnya dan membuatku takut setengah mati.

"Yak! A-apa yang kau lakukan?! Menjauh!" Teriakku saat pria itu mendekat.

"Hanju....maaf hem ? Maafkan aku."

"Brengsek aku bukan Hanju!" Aku menendang pria itu lalu berlari keluar mencari bantuan dengan sedikit tertatih karena kakiku masih terasa sakit.

Aku membuka lift dan lebih terkejut lagi saat melihat Jungkook berdiri di dalam lift tersebut masih dengan pakaian kantornya. Pria itu juga sepertinya terkejut melihatku.

"Kau akan keluar ?" Tanyaku pelan. Mencoba menyembunyikan rasa takutku saat ini.

"Hanjuna!"

Mendengar teriakan itu aku langsung masuk ke dalam lift dan bersembunyi di belakang tubuh besar Jungkook. "Jung, to-tolong aku. Pria gila itu menggangguku."

Pintu lift yang baru saja hendak tertutup kembali terbuka karena pria asing itu menahannya.

"Hanjuna.. kemari, jangan lari lagi sayang.."

Tangannya berusaha menggapaiku dan Jungkook tak bergeming sedikitpun. "Jangan berulah dan kemarilah, jangan bersembunyi di balik pria ini sayang."

"Jungkook!" Teriakku kesal. "Aku tidak mengenalnya!"

REGRET √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang