Maaf untuk semua typo.
Selamat membaca :)
.
.
.
Jimin kembali ke Seoul, dan aku hanya bisa memandangi kereta yang kembali memisahkan aku dengan kekasihku itu. Aku memutuskan untuk mampir ke cafe sebelum pulang ke rumah.
"Hyun, kau dari mana ? dan.. Jimin mana ?" baru saja aku melangkahkan kakiku masuk, gadis ini langsung memberiku pertanyaan. Aku menarik napasku dalam-dalam lalu berjalan masuk mengabaikan Eun Bi yang mentapku heran. Aku memang pergi ke cafe milik kedua orang tua Eun Bi yang memang tidak jauh dari rumahku.
"Hyun..kau belum menjawab pertanyaanku!" kata Eun Bi kesal sambil meletakkan Capucinno di mejaku, gadis ini benar-benar sahabatku yang paling pengertian.
Aku segera menyeruput Capucinno yang menggugah selera itu sebelum menjawab pertanyaan sahabatku ini. "Aku dari stasiun, dan Jimin sudah kembali ke Seoul."
"Ahh... jadi karena itu kau jadi lembek begini ?" ucapnya sambil menyenggol lenganku, aku mengerutkan keningku sambil menatapnya. Lembek ? apa maksudnya ? dia mengatakan aku lembek ? aku baru saja ingin mengomel, enak saja mengatakan aku lembek, dia pikir aku apa ? yupi ?
"Sudahlah, bukankah kau bilang kau sudah terbiasa dengan hubungan jarak jauh ? aku yakin Jimin itu lelaki yang setia."
Perkataan Eun Bi membuatku berpikir sejenak, Setia ya ? aku bahkan tidak pernah memikirkan itu selama ini. Apakah selama ini Jimin setia ? di Seoul pasti banyak gadis cantik kan ? apakah Jimin tidak akan berpaling ? apakah Jimin akan mempertahanku aku yang seperti remahan kimchi ini ?
"Sohyun!"
Suara Eun Bi membuyarkan lamunanku, dan membuatku kembali tersadar. Apa yang aku pikirkan ? seharusnya aku mempercayai Jimin, bukan malah mencurigainya.
"Hmm..Eun Bi-ya.. sepertinya aku harus pulang. Eomma dan Appa pasti akan mencariku" kataku lalu langsung bergegas pergi.
**
Aku berjalan gontai menuju halte bus, kata-kata Eun Bi tentang Setia tadi selalu berputar di kepalaku. Apakah Jimin Setia ? hanya itu satu-satunya pertanyaan di dalam kepalaku, hubunganku dan Jimin sudah berjalan tiga bulan lebih, ku harap Jimin menepati Janji nya. Aku menatap gelang silver yang melingkar di pergelangan tanganku. Tiba-tiba mataku memanas, mengapa aku bisa mencurigai Jimin seperti ini ? harusnya aku mempercayainya. "Maaf" lirihku sambil memegang gelang itu. Aku hanya perlu membuang jauh-jauh pikiran buruk tentang Jimin dan aku hanya perlu mempercayainya. Iya aku harus mempercayai Park Jimin. Kekasihku.
Karena terlalu fokus dengan gelang di tanganku aku tidak sadar jika ada orang lain yang sedang berdiri disampingku. Seorang pria dengan pakaian serba hitam, dan sepertinya aku pernah melihatnya. Aku menatap wajah yang menatap lurus kedepan itu, dan beberapa detik setelahnya aku hampir saja terkena serangan jantung karena pria ini tiba-tiba menoleh dan mata kami langsung bertemu. Sial! aku seperti tertangkap basah sedang memperhatikannya. Aku mengerjapkan mataku dua kali lalu menoleh kearah lain. Ku dengar dia menghembuskan napasnya sedikit kasar kemudian kembali mengalihkan pandangannya kedepan.
Aku menunduk dan melihat kakiku yang terlihat sangat kecil jika dibandingkan dengan kaki pria yang sedang berdiri disampingku ini. Aku sedikit menolehkan kepalaku, dan tidak sengaja melihat tangan pria ini, tangannya terluka seperti baru saja meninju sesuatu yang keras. Walaupun tertutup dengan hoddie yang dia kenakan, tapi luka itu masih terlihat jelas.
Entah mengapa aku teringat jika aku punya plaster di tasku, aku segera membuka tasku untuk memastikan. Dan syukurlah benda kecil itu masih ada di tasku. Aku berdehem singkat sebelum memulai pembicaraan "Ini, tanganmu terluka. Jika tidak segera diobati akan bahaya" kataku sambil menyerahkan benda kecil berwarna pelangi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET √
FanfictionKetidak pastian tentang sebuah perasaan membawa Sohyun pada sebuah penyesalan terdalam. Akankah waktu mengembalikan semuanya? _Regret_