13

125 46 12
                                    

Maaf untuk semua typo!

Selamat membaca :)

.

.

.

Aku duduk di sofa sambil sesekali mengecek ponsel. Sudah tiga hari dan Jungkook sama sekali tidak membalas pesanku. Apa dia marah karena karena kalimat beberapa hari yang lalu ? Tapi apa yang membuatnya marah ?

"Sohyun-ah, apa yang kau tunggu huh ? Apa kau sedang menunggu notifikasi dari kekasihmu ?"

Aku menoleh pada gadis yang tengah sibuk mengupas buah apel tersebut. "Tidak!"

"Lalu..., Apa kau sedang menunggu comeback dari BTS ?"

Aku bercedak pelan, lalu merebahkan diriku di sofa. "Ah... Eunbi-ya... Menurutmu mengapa temanmu tiba-tiba tidak menghubungimu dan membalas pesanmu ?"

"Hem.. mungkin dia sibuk. Ah! Atau dia sedang berkencan dengan kekasihnya. Biasanya seperti itu. Temanku di luar negeri dulu seperti itu. Mereka akan mengabaikan temannya jika sedang berkencan."

Aku menggigit bibir bawahku pelan, berkencan ? Apa Jungkook benar-benar sedang berkencan ? Eh, bukankah itu bagus karena selama ini pria itu tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun ? Tapi.. mengapa rasanya tidak nyaman sekali jika memikirkan itu.

Satu notifikasi pesan membuatku terkejut.

Jimin ?

Aku membuka pesan itu dan cukup terkejut setelah membacanya.

"Sohyun-ah, apa kau sibuk ? Bisa bertemu sebentar ? Ada yang ingin aku bicarakan."

Aku terdiam sesaat setelah membaca pesan tersebut. Semenjak Jungkook mengatakan jika dia di pukul oleh Jimin aku sama sekali belum bertemu Jimin karena pria itu jarang berada di kantor beberapa hari ini.

Apa ini saatnya aku membahas itu ?

.

.

Aku akhirnya menyetujui ajakan Jimin untuk bertemu. Kini kami tengah duduk di sebuah cafe di dekat Busan tower.

"Kau masih suka latte dingin ?"

Pertanyaan Jimin membuatku sedikit terkejut, dia masih ingat itu ?

"Ya." Balasku.

Sembari menunggu pesanan kami tiba, aku berdehem sebentar lalu berujar, "Boleh aku bertanya sesuatu ?"

Jimin menatapku lalu mengangguk, "Katakan."

"Mm.. itu.. kenapa kau memukul Jungkook ?"

Raut wajah Jimin yang tadi lembut berubah jadi sedikit datar, "Dia mengadu padamu ?"

Aku menghela nafas pelan, "Apapun alasannya kau tidak boleh memukul orang sembarangan, sajang-nim."

"Kau marah karena aku memukul kekasihmu ?" Tanya Jimin lagi. "Dia pantas mendapatkan itu karena dia bermain di belakangmu Sohyun!"

"Kau tidak tahu apa-apa." Aku memberanikan diri untuk menatapnya. "Dia tidak pernah selingkuh.."

Jimin bersesis pelan, "Kau membelanya ? Aku melihatnya berpegangan tangan dengan wanita lain di taman. Aku__,"

"Bisa saja mereka berteman ? Lagipula itu hanya pegangan tangan."

"Tidak ada pertemanan yang pergi ke taman sambil berpegangan tangan. Ayolah Sohyun jangan__,"

Aku mulai kesal karena Jimin terlalu banyak ikut campur jadi aku memotong kalimatnya. "Itu hanya pegangan tangan dan kau bisa menuduhnya selingkuh ?" Aku terkekeh pelan, "Seorang pria bahkan pernah berpelukan dengan wanita lain di depan kekasihnya dan mengatakan jika itu hanya pelukan pertemanan." Aku tersenyum miring mendapati ekpresi wajah Jimin yang tiba-tiba berubah jadi sendu.

REGRET √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang