06

211 47 3
                                    

Maaf untuk typo.

Selamat membaca.. :)

.

.

.

Aku duduk di sebuah cafe sambil mengetuk-ngetuk meja dengan jariku, hujan sudah mulai reda dan hanya menyisahkan rintikan kecil. "Sudah menunggu lama ?" tanya seseorang yang baru saja duduk di depanku. Aku hanya tersenyum lalu menggeleng. "Sudah pesan ?" tanyannya lagi.

"Aku menunggumu." kataku, membuat pria di depanku tersenyum dan memanggil pelayan cafe untuk memesan makanan.

"Kau baik-baik saja ?"

Aku menggeleng, aku tidak akan bisa berbohong pada pria di depanku ini. Dia benar-benar bisa memahamiku. "Ada apa ?" tanyanya khawatir.

Aku menelan luda susah payah, aku jadi sedikit ragu, apa aku harus menceritakan semua yang terjadi hari ini ? Pria ini, satu-satunya orang yang melihat betapa hancurnya aku karena penghianatan Jimin yang terjadi tepat di depanku.

"Hyun.." panggilnya lembut, dan aku sangat suka cara dia memanggilku.

"Sesuatu terjadi di kantorku.." lirihku. Jungkook hanya diam menunggu aku melanjutkan kalimatku "Keadaan perusahaan sedang tidak baik, dan seseorang datang untuk menanam sebagian sahamnya pada perusahaan tempatku bekerja, dengan syarat...Aku harus menjadi sekretaris orang itu."

"Bukankah itu kabar baik ? Kau bisa menyelamatkan perusahaan tempatmu bekerja. Kau juga bisa menjadi seorang sekretaris." kata Jungkook.

"Iya...tapi" Aku memejamkan mataku sejenak, "Orang itu.. orang itu adalah Jimin."

"Jimin...?" Jungkook nampak berpikir sebentar "Park Jimin ?" tanyannya.

"Iya.. Park Jimin."

"Park Jimin yang itu ?"

"Park Jimin yang itu." lirihku membuat pria di depanku membulatkan matanya.

"Bagaimana Kook ? Apa yang harus aku lakukan ?" tanyaku frustasi. Jungkook tau semuanya, dia tau bagaimana perjuanganku selama ini agar bisa melupakan dan menghapus perasaanku pada Jimin.

Jungkook meraih tanganku untuk di genggam, lalu mengelus punggung tanganku dengan ibu jarinya "Bukankah itu bagus ?"

"Kau gila ?!" kataku hampir berteriak.

"Kenapa ? Bukankah kau bilang kau telah melupakannya ? Kau bilang kau telah melupakan perasaanmu untuknya ? Lalu apa yang kau takutkan ? kau harus bisa menunjukan padanya, jika kau baik-baik saja."

Aku terdiam mendengar kalimat yang keluar dari mulut Jungkook. Aku memang pernah mengatakan semua itu padanya beberapa tahun yang lalu. Tapi aku sendiri masih meragukan perkataanku. Apakah benar aku telah melupakan perasaanku untuk Jimin ?

"Hyun.."

Aku baru saja hendak menjawab, tapi pesanan kami telah tiba. Untuk beberapa saat kami hanya diam sambil menikmati makanan di depan kami. "Kook.." panggilku memecah keheningan.

"Hmm ?" balasnya.

"Aku...aku akan menerima tawaran itu." kataku pelan.

Jungkook meletakan garpu dan sendok di piringnya, kemudian meraih tanganku untuk kembali di genggam kemudian dia tersenyum lembut "Aku percaya, kau bisa Hyun."

Aku hanya mengangguk dan balas tersenyum, kepercayaan dari Jungkook memberiku kekuatan. Tiga bulan.. yah, hanya tiga bulan. Aku yakin, aku pasti bisa mempertahankan dinding yang selama ini telah aku bangun tinggi-tinggi.

REGRET √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang