Busan, 2015..
.
Aku membawa tungkaiku berlari secepat mungkin sembari membawa setangkai bunga mawar merah di tangan. Mengabaikan sahabatku yang berteriak sambil mengejarku. Aku tidak peduli kakiku akan keram setelah ini, pikiranku hanya satu, yaitu bagaimanapun caranya harus segera sampai ke stasiun kereta sekarang. Aku memilih untuk berlari karena dengan naik bus tidak akan membuatku sampai lebih cepat, dan taxi ? ah.. aku tidak punya uang untuk membayarnya.
Napasku tesendat saat tiba disana, air mataku sudah menumpuk di pelupuk mata memaksa ingin keluar. Aku tidak menemukan orang yang aku cari.
Apa aku terlambat ?
Aku menundukan kepala dan akhirnya cairan bening yang menumpuk itu mengalir begitu saja melalui pipiku.
"Hei..apa yang kau lakukan disini ?" tanya seseorang.
Apa ini ? aku tidak salah dengar kan ? aku sangat mengenal suara ini.
Perlahan aku menghapus air mataku lalu mendongak menatap seseorang yang berdiri di hadapanku. Ternyata benar, aku tidak salah dengar. Dia adalah orang yang membuatku berlari sampai kesini.
"Kau menangis ? Apa yang terjadi ?" tanyanya khawatir.
Aku hanya menggeleng sambil menghapus sisa air mataku. "Oppa.. ku dengar kau akan berangkat ke Seoul hari ini. Apa itu benar ?"
Pria di depanku ini nampak berpikir sejenak kemudian tersenyum manis, sangat manis. Sampai aku takut semut akan melahapnya hingga dia hilang dari pandanganku.
"Ah.. jadi kau kesini ingin memberikan salam perpisahan untukku ?"
"Bukan begitu Oppa." lirihku sambil menunduk memutar-mutar satu tangkai bunga mawar dengan jariku. Dia tersenyum lagi. Astaga aku rasa gula darahku akan naik.
"Lalu ?" dia bertanya sambil memicingkan matanya menatapku yang sedang menunduk gugup.
"A..aku.." entah mengapa aku tiba-tiba menjadi gagap. Aku menarik napas dalam-dalam, menyiapkan kata-kata yang tepat untuk mengatakan semuanya. Iya aku harus mengatakan semuanya sebelum terlambat. Pria ini akan pergi dan mungkin akan sangat sulit untuk bertemu dengannya lagi.
"Op..oppa.. A..aku ingin... eum maksudku adalah.. aku--,"
"Ada apa ? kau ingin apa ? kau kenapa ?" tanyanya penarasan dan tidak sabaran.
"AKU MENYUKAIMU !" akhirnya kata itu keluar dari mulutku.
Setelah mengatakan itu aku langsung menunduk malu, dan saat aku melihat di sekitarku, semua orang menatapku. Heol apa aku terlalu keras mengatakannya tadi ? Astaga.. aku malu sekali sampai rasanya aku ingin mengubur diriku ke dasar bumi sedalam-dalamnya.
Tidak ada jawaban apapun, apa aku baru saja di tolak ? Ah.. aku tau ini akan terjadi. Seharusnya aku sadar sebelum melakukan ini. Dasar bodoh, tolol, tidak tau malu. Berkali-kali aku mengerutuki diriku sendiri sampai satu suara terdengar dan membuat jantungku terasa mau copot saja.
"A..apa ? apa kau bilang ? kau__,"
"Maaf jika aku lancang, tapi aku serius. Aku menyukaimu. Sejak pertama kali aku melihatmu, mungkin ini terdengar konyol bagimu..tapi aku benar-benar jatuh pada pandangan pertama.. dan.-"
Aku belum menyelesaikan perkataanku tapi pria di depanku ini langsung menarik tanganku dan memelukku. "Cukup." katanya sambil mengelus rambut panjangku. Ah rambut.. aku belum mencucinya selama dua hari, aku berharap rambutku tidak kasar dan bau. Aku tidak ingin pria ini menganggap aku gadis yang jorok, aku tidak seperti itu, sumpah.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET √
FanfictionKetidak pastian tentang sebuah perasaan membawa Sohyun pada sebuah penyesalan terdalam. Akankah waktu mengembalikan semuanya? _Regret_