19

131 47 7
                                    

Hai....

Ada yang menunggu kah ?

Selamat membaca :)

Maaf untuk semua typo

.

.

.

.

"Jadi.. kau akan kembali ke Seoul hari ini ?"

"Tidak."

Aku mengangkat sebelah alis bingung, "Kenapa ?"

Jungkook terdiam dan hanya menatapku dengan mata bulatnya.

"Ke-kenapa kau menatapku seperti itu ?" Tanyaku sedikit salah tingkah sebenarnya.

"Kau yakin baik-baik saja setelah apa yang terjadi ?"

Aku menghela nafas pelan, "Kau sudah hampir sepuluh kali menanyakan itu, Kook."

"Aku hanya khawatir kau tahu aku__,'

"Iya, aku tahu."

Jungkook membulatkan matanya, "Kau tahu ?!"

"Huh ? I-iya. Kau khawatir dan tidak tega meninggalkanku kan ? Tidak apa-apa, aku akan baik-baik saja. Lagipula ada kakakku di sini."

Jungkook kembali terdiam sambil menatapku dengan tatapan yang tidak bisa ku pahami.

"Ada apa denganmu ? Kenapa kau menatapku seperti itu ? Kau__,"

"Sohyun, jadilah kekasihku."

Aku membulatkan kata tidak percaya. Apa yang baru saja di katakan pria ini ?!

"Kau gila!? Jangan bercanda, Kook-ah."

"Aku tidak bercanda Sohyun. Perasaanku belum berubah. Aku masih mencintaimu. Lagipula kau sudah tidak lagi bersama Jimin, apa salahnya memberiku kesempatan ? aku akan__,"

"Kau sudah bertunangan Jungkook!" Ucapku kesal.

"Aku bisa memutuskan pertunangan kami Sohyun-ah. Lagipula Yoojung adalah gadis yang baik. Dia akan mengerti jika ku jelaskan semuanya."

Aku menatap Jungkook tidak percaya lalu menggeleng pelan. "Tidak, aku tidak akan membiarkan gadis lain merasakan apa yang aku rasakan, Jungkook."

"Sohyun-ah, dengar. Aku sangat menyukaimu. Dan aku tahu kau juga memiliki perasaan yang sama bukan ? Apa salahnya jika kita mencoba ? Aku akan__,"

"Siapa yang mengatakan itu ? Dengar, aku memang menyukaimu, Jungkook. Tapi hanya sebatas seorang teman. Aku tidak memiliki perasaan apapun padamu. Jadi... Berhenti memintaku untuk bersamamu. Kau membuatku muak!" Aku segera berlari ke kamar setelah mengatakan hal itu. Dadaku berdenyut nyeri. Aku tahu tidak sepantasnya aku berkata seperti itu pada Jungkook. Tapi aku tidak bisa membiarkan Jungkook melakukan apa yang Jimin lakukan, aku tidak ingin membuat Yoojung merasakan apa yang aku rasakan.

Dan.... tentang perasaanku pada Jungkook.. aku yakin seiring berjalannya waktu aku akan melupakan perasaanku padanya.

"Maafkan aku Jungkook-ah... Maafkan aku."

.

.

.

Malam harinya saat aku keluar kamar, aku tidak mendapati lagi Jungkook di rumahku. Hanya ada kakakku yang sedang sibuk memasak di dapur.

"Jungkook sudah kembali ke Seoul."

Aku menoleh, menatap Yoongi Oppa yang berjalan mendekat sambil membawa dua piring nasi. "Dia tidak sempat berpamitan padamu karena kau sedang tidur."

REGRET √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang