09

182 44 9
                                        

Selamat membaca :)

Sorry for typo !

.

.

.

Tidak ada yang spesial hari ini, semuanya berjalan seperti biasa. Rumah dan kantor. Aku merasa sedikit bosan dengan apa yang aku lakukan belakangan ini. Sepertinya aku butuh sedikit liburan. Sekarang baru jam dua siang. Aku berencana ingin pergi ke pantai, karena sepertinya suasana pantai akan membuat otakku sedikit fress.

Aku duduk sendirian di halte, menunggu bus yang akan membawaku ke pantai. Beberapa menit kemudian bus yang aku tunggu datang, tanpa membuang waktu aku segera masuk dan duduk di kursi nomor dua dari belakang. Bus yang aku tumpangi sepi, hanya ada tujuh penumpang. Aku menyenderkan kepalaku di jendela sambil menikmati pemandangan di luar sana. Tiba-tiba bayangan Jimin dengan senyum manisnya terlintas kembali di otakku. Belakangan ini, Jimin terlihat lebih bahagia, dia lebih banyak bicara. Entah mengapa aku merasa pria itu kembali menjadi Jimin yang dulu. Jimin yang selalu tersenyum.

Sejujurnya, aku tidak mengerti dengan perasaanku sendiri. Aku membenci Jimin karena dia menghianatiku. Tapi jauh di dalam lubuk hatiku, aku sangat merindukannya. Saat pertama kali melihatnya lagi setelah lima tahun, rasanya aku ingin berhambur ke pelukannya, menangis, dan mengatakan betapa aku merindukannya. Tapi, ada sesuatu dalam diriku yang mengatakan jika aku tidak harus perduli lagi dengan pria itu.

Aku tiba di pantai pukul lima sore, melihat sekeliling, begitu banyak orang yang sedang melakukan beberapa aktivitas di sini. Aku mencari tempat yang tidak terlalu banyak orang lalu duduk di atas pasir sambil memandangi langit yang mulai berwarna orange.

"Sohyun!"

Aku sedikit terkejut melihat pria yang kini tengah berjalan menghampiriku sambil tersenyum.

"Sedang apa ?" Tanyanya setelah tiba di hadapanku.

Aku memutar bola mata malas, "Sedang tidur." Balasku jengkel membuat pria di sampingku terkekeh.

"Aku serius, Hyun."

"Seharusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan di sini ?" Tanyaku balik.

"Aku hanya ingin ke pantai saja." Balasnya sambil tersenyum.

Aku mengangguk lalu kembali menatap ombak yang saling mengejar.

"Sohyun-ah..."

"Hem ?"

"Apa kau benar-benar tidak memiliki perasaan apapun lagi pada Park Jimin ?"

Aku mengangkat sebelah alis bingung dengan pertanyaannya, "Kenapa tiba-tiba menanyakan itu, Kook ?"

"Tidak. Aku hanya bertanya saja." Balasnya.

Aku menghela napas pelan, "Aku tidak tahu."

Jungkook tiba-tiba menoleh padaku, memegang kedua pundaku dan memutarku agar berhadapan dengannya. Matanya yang bulat itu menatapku serius. "Ada yang ingin ku katakan padamu, Hyun. Tapi sebelum itu, kau harus memastikan dulu perasaanmu."

"Maksudmu ?"

"Kau harus pastikan jika kau benar-benar sudah tidak mencintai Park Jimin."

Aku semakin bingung di buatnya, tidak biasanya Jungkook seperti ini. "Ya! Memangnya ada apa, huh ?"

Jungkook menatapku dengan tatapan yang tidak bisa ku artikan. Lalu dia kembali berujar, "Pastikan dulu perasaanmu. Aku hanya tidak ingin kau terluka untuk yang kedua kalinya."

.

.

Perkataan Jungkook saat di pantai tadi terus terngiang di kepalaku. Apa sebenarnya yang ingin pria itu katakan padaku. Kenapa dia bilang takut aku akan kembali terluka ?

REGRET √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang