20

139 43 6
                                    

Maaf untuk semua typo!

Selamat membaca :)

.

.

.

.

Sesuai dengan janji yang aku ucapkan, kini aku sudah berada di Seoul. Pernikahan Jungkook akan di langsungkan besok. Aku dan kakakku menginap di sebuah hotel yang tidak berada jauh dari lokasi dimana Jungkook akan melangsungkan pernikahan.

Saat ini aku tengah berdiri di balkon kamar sambil menikmati pemandangan kota Seoul di sore hari. Dari kejauhan aku dapat melihat Namsan Tower, bangunan tinggi yang sama dengan Busan Tower. Melihat itu membuatku kembali mengingat Jungkook saat dia membawaku ke Busan Tower untuk menenangkan diri.

"Orang bilang pemandangan alam bisa memperbaiki suasana hati."

Aku tersenyum tipis saat kalimat Jungkook waktu itu kembali terdengar di kepalaku.

Sedikit menyesal sebenarnya, mengapa aku baru menyadari perasaanku di saat semuanya sudah menjadi rumit ? Padahal sedari dulu Jungkook selalu berada di sisiku. Apa aku dan Jungkook memang tidak di takdirkan untuk bersama ? Aku tidak tahu apakah aku akan sanggup melihat Jungkook di atas altar bersama gadis lain atau tidak. Aku tidak yakin jika aku akan baik-baik saja setelahnya.

"Kau harus datang dan melihatku mengucapkan sumpah pernikahan, jika tidak, aku tidak akan menikah."

Aku terkekeh pelan saat kalimat Jungkook kembali berputar di kepalaku. "Dia mengancam seolah aku yang akan menikah dengannya. Dasar menyebalkan!"

"Siapa ?"

Jantungku hampir saja melompat keluar saat suara berat itu. "Oppa! Kau membuatku terkejut!" Keluhku pada Kak Yoongi.

"Aku hanya bertanya, mengapa kau terkejut." Ucapnya tanpa merasa bersalah sedikitpun.

Aku hanya cemberut lalu kembali membelakanginya. Pria itu benar-benar menyebalkan. Sayang sekali dia adalah kakakku, jika bukan maka aku akan melemparnya dari atas balkon.

Oh tidak-tidak!

Aku tidak sekejam itu.

"Makanan kita sudah tiba, ayo makan malam dulu." Kak Yoongi mengelus kepalaku pelan lalu berjalan menuju sofa panjang di dekat televisi.

.

.

.

Aku berdiri di depan sebuah gedung mewah dengan gaun berwarna lilac. Kakakku yang memilihkan gaun ini. Dia bilang gaun selutut dengan lengan panjang yang sedikit transparan ini tampak cocok di tubuhku. Rambutku di capol rapi, tapi di bagian dahi dan sisi wajahku tetap ada beberapa helai anak rambut yang tertinggal, namun itu tidak masalah. Aku tetap terlihat cantik, kata kakakku. Ah, aku benar-benar menyayanginya hari ini karena dia selalu memujiku.

Aku mengeratkan pegangan pada tas kecil yang aku pegang. Di sekeliling gedung sudah banyak sekali papan ucapan yang terlihat sangat cantik. Nama Jeon Jungkook dan Kim Yojung terpampang jelas di sana, di hiasi berbagai bunga berwarna warni. Hatiku kembali berdenyut nyeri. Ini bukan mimpi kan ? Jungkook benar-benar akan menikah ?

"Jadi sampai kapan kita akan berdiri di sini ?"

Aku menoleh ke samping dan melihat kakakku yang terlihat sangat tampan dengan kemeja hitamnya. Aku tersenyum lalu menggandeng tangannya.

"Orang-orang akan mengira kita adalah pasangan kekasih." Ujar kakakku datar.

"Ya tidak apa-apa. Setidaknya kita tidak terlihat menyedihkan karena datang ke pesta seorang diri." Kataku lalu menarik tangannya. Semakin dekat dengan pintu masuk, jantungku semakin berdetak tak karuan. Sebagian dari diriku meminta untuk pergi saja dari sini. Namun sebagian lainnnya meminta untuk tetap di sini dan membuktikan jika aku baik-baik saja. Aku tidak boleh terlihat sedih di pernikahan sabahatku bukan. Ah.... Atau orang yang ku cintai ?

REGRET √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang