12

128 42 19
                                    

Selamat membaca :)

Maaf untuk semua typo!

.

.

.

Aku berjalan gontai menuju halte bus, hari ini begitu terik padahal sudah hampir pukul tiga sore. Tenggorokanku sudah terasa sangat kering, jadi aku mampir ke mini market di sebrang halte untuk membeli minuman.

Tiin... Tiinnn..

"Sohyun!"

Suara klakson di sertai suara terikan itu membuatku sangat terkejut, aku bahkan hampir menyemburkan air yang baru saja aku tegak.

"Sohyun..." Panggil si pelaku sambil berlari menghampiriku setelah keluar dari mobil putihnya. "Ah.... Aku sangat merindukanmu." Setelah berucap demikian dia langsung memelukku, erat sekali.

"Ya! Aku tidak bisa bernafas." Protesku sambil menepuk lengannya.

"Maaf.. aku hanya begitu merindukanmu." Ucapnya sambil tersenyum.

"Aku juga merindukanmu, Eunbi-ya.." balasku.

Ya, orang yang baru saja memelukku adalah Eunbi, sahabat baikku.

.

.

"Jadi... Kau akan mencari pekerjaan di sini ?" Tanyaku pada Eunbi. Kami telah tiba di apartemenku beberapa saat yang lalu.

"Iya. Ibu dan ayah memintaku kembali ke sini."

Aku mengangguk paham, "Jadi bagaimana ? Apa kau sudah tahu akan melamar pekerjaan di mana ?"

"FJ Company ? Itu perusahaan yang cocok denganku. Aku akan mencoba ke sana." Balas Eunbi semangat.

Aku terdiam sesaat, itu perusahaan keluarga Jeon kan ? Apa Eunbi tidak tahu jika CEO perusahaan itu adalah pria yang selalu dia sebut dingin dan kaku ?

"Kenapa ?"

"Huh ?"

Eunbi menghela nafasnya, "Kenapa kau diam saja ?"

"Ani." Balasku, "Iya, cobalah. Itu ide yang bagus karena FJ Company juga termasuk salah satu perusahaan terbesar di Busan bukan ? Semoga berhasil.. fighting!!"

Setelah mengatakan itu aku melipat bibir ke dalam mencoba menahan tawa. Aku tidak sabar ingin melihat wajah terkejut Eunbi setelah mengetahui bahwa calon bosnya adalah Jeon Jungkook.

.

.

.

Pagi itu aku tengah bersiap untuk kembali mencari uang, ya begitulah. Kita butuh uang untuk bertahan hidup bukan ? Saat menuruni tangga aku melihat kakakku tengah duduk di meja makan, tidak biasanya.

"Tumben sekali, biasanya kau sudah berangkat." Ucapku sambil ikut duduk di sana. Di atas meja sudah tersaji roti panggang dengan dua gelas susu.

"Ck.." pria pucat itu berdecak, "Memangnya kenapa huh ? Apa salah jika aku ingin menikmati sarapan dengan adikku yang sok sibuk ini ?"

Aku terkekeh pelan, memang semenjak aku bekerja kami jarang sekali makan bersama. "Hei tuan Min Yoongi yang terhormat. Bukannya kau yang sok sibuk hingga mengabaikan adikmu ini ? Kau selalu pergi bahkan di saat matahari belum terbit, dan pulang tengah malam."

Kakakku menghela nafas pelan, "Aku bekerja untuk menghidupimu ya."

Giliran aku yang berdecak, "Ya ya ya.., terseralah. Jadi apa kita sudah bisa mulai sarapan ? Aku bisa terlambat ngomong-ngomong."

REGRET √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang