05

219 51 1
                                    

Busan, 2020.

.

.

Aku berlari tergesah-tegas menuju sebuah ruangan. ini adalah Metting pertama setelah aku berkerja di perusahaan ini. Tapi sepertinya aku akan terlambat. Ah.. hari ini benar-benar sial, lift tiba-tiba saja rusak hingga aku harus menaiki tangga sampai ke lantai lima.

"Maaf saya terlambat pak, tadi lift tiba-tiba saja rusak. Jadi saya harus menaiki tangga darurat." kataku sambil menundukan badanku saat tiba di ruangan.

"Baiklah. Karena ini Metting pertamamu. Saya akan maklumi. Tapi jika kau terlambat lagi, kau akan menerima konsekuensinya Nona Min."

"Ya. Termakasih Pak."

Aku berkerja di salah satu perusahaan. G Cooperation, Salah satu perusahaan di busan. Sebenarnya kakakku memintaku untuk bekerja di perusahaannya. Tapi aku menolak karena aku ingin mencari sesuatu yang baru. Di perusahaan kakakku semua karyawan rata-rata telah mengenalku. Jadi, pasti akan sangat membosankan bekerja di sana. Tidak ada tantangan sama sekali.

Metting telah selesai, aku berniat keluar sebentar untuk mencari makan sekaligus udara segar. Percayalah berada dalam ruangan selama berjam-jam itu benar-benar membosankan.

"Nona Min.." aku menghentikan langkahku saat mendengar ada yang memanggilku.

"Iya ?" tanyaku pada pria berkaca mata di depanku ini.

"Kau di panggil Sajang-nim ke ruangannya."

"Ah.. baiklah" kataku sambil tersenyum untuk menahan kekesalanku. Oh Tuhan.. ada apa lagi ini ? Kapan mereka akan membiarkan aku beristirahat ?

Aku segera kembali ke lantai atas untuk menemui CEO perusahaan ini. Dan sepertinya aku benar-benar harus mengubur dalam-dalam keinginanku untuk mencari udara segar setelah ini.

"Kau memanggilku pak ?" tanyaku pada pria yang seumuran denganku. Aku sempat kagum pada pria ini karena di usia mudah dia sudah menjadi seorang CEO. Tapi melihat sikapnya, sepertinya pria ini tidak pantas untuk di kagumi. Dia pria sombong yang juga menyebalkan. Aku heran bagaimana dia bisa menjadi seorang CEO.

"Hm. Nona Min. Minggu depan akan ada tamu dari perusahaan luar yang ingin menjalin kerja sama dengan kita." ucapnya sambil memberikan sebuah map merah padaku "Aku memberikanmu tanggung jawab untuk menghendel semua pertemuan minggu depan. Ini merupakan proyek besar untukmu, jika kau bisa menghendel semuanya dengan baik. Aku pastikan kau akan mendapatkan hadiah yang luar biasa. Promosi jabatan mungkin." mataku benar-benar membulat sempurna saat mendengar kalimat terakhirnya.

"Bagaimana Nona Min?"

"Baiklah pak. Saya akan berusaha semaksimal mungkin agar tidak melakukan kesalahan."

"Iya. Kau tidak boleh melakukan kesalahan." katanya sambil berdiri. 'Ini adalah perintah." tambahnya lagi sebelum menyuruhku keluar dari ruangnnya.

Benar-benar pria menyebalkan, tidak bisakah dia bersikap sedikit sopan dengan bawahannya ? Jika dia bukan CEO di perusahaan tempatku bekerja, aku pasti sudah menendangnya sampai ke laut Antartika atau sampai ke kutub utara sekalian agar dia membeku di sana.

**

Pukul tiga sore, dan aku baru kembali dari kantor. Aku berjalan gontai menuju halte bus, tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti tepat di sebelahku. Aku menaikan alisku sambil mengamati mobil itu, dan sepertinya itu bukan mobil kakakku. Apa kakakku membeli mobil baru ? karena terlalu serius mengamati mobil itu aku sampai tidak sadar jika pemilik mobil itu telah keluar dan berdiri tepat di sebelahku.

REGRET √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang