EE | 2

450 33 2
                                    

"Kenapa sih tugas MOS masih ngalir padahal masa orientasinya udah kelar?" Gue menggerutu sambil memberi helm kepada Zayyan untuk dikunci.

"Karna belum ada kegiatan belajar mengajar kan?"

"Kelas lo belum?"

"Lah belom ada guru yang masuk."

"Sama sekali?"

"Wali kelas aja."

"Kok enak?"

"Ayo pindah ke kelas gue." Ajak Zayyan sambil berjalan menuju mall dengan konsep outdoor.

"Gue kira kita bakal sekelas kayak kelas pas MOS."

"Gue kirain juga gitu."

"Eh tapi bosen sih liat lo tiap hari sejak TK."

"Oh, gitu?"

"Gitu apa?"

"Udah gede ga mau gue jagain lagi?"

"Bukannya gue yang jagain lo ya, Ja?"

"Hahahaha, malu kalo inget itu."

"Apa? Pas lo jatuh dari sepeda karna jalanan turun terus gigi lo copot?"

"Sut... sut... diem deh."

"Kale!" Gue memanggil seorang cowok dengan kemeja kotak-kotak berwarna coklat sedang duduk sendirian menatap laptop di depannya.

"Emang itu Kale?" Tanya Zayyan.

"Ya kalo salah orang tinggal sok-sok ngobrol sama lo ga sih?"

Cowok itu menoleh saat gue dan Zayyan sudah lebih dekat, "Oh, sorry gue lupa bawa kacamata. Ga keliatan lo berdua dari jauh."

"Gue berharap si Kei salah manggil orang tadi, biar malu." Kata Zayyan duduk disebelah kanan Kale.

"Lo udah lama?" Tanya gue kepada Kale sambil menarik kursi ke sisi kanan Zayyan.

"Belum, lima menitan lah." Jawab Kale, "lo berdua udah makan siang?"

"Belum, tapi gue masih kenyang." Lanjut gue.

"Gue belum makan, tapi lagi ga pengen makan. Mahal, bro." Kata Zayyan.

"Hello, guys!" Terdengar suara dua orang menyapa bersamaan. Ya, itu si kembar Dissa dan Dirra.

Mereka adalah teman kelas pada saat masa orientasi siswa. Sebenarnya Hari Jumat minggu kemarin MOS sudah selesai, tapi ada tugas yang merupakan project semesteran yang harus diselesaikan oleh siswa baru. Mungkin itu juga bagian dari project OSIS. Gue pun kurang paham, tapi nurut saja deh!

Kelas gue dan si kembar sekarang berada di kelas 1 AA, yaitu 1 IPA A. Zayyan di 1 AB dan Kale masuk di kelas 1 SA alias 1 IPS A.

SMA Negeri 99, sekolah yang gue idamkan sejak gue SMP. Katanya, kalau lolos di smanen itu berarti lo pinter. Gitu ajasih, gue butuh pengakuan. Namanya juga manusia.

Gue termenung disela-sela pengerjaan tugas sambil melihat ke arah cowok berkaos hitam sedang menelfon seseorang.

"Kamu tunggu disitu aja, abang jemput nanti. Jangan pulang sama yang lain." Kata cowo itu sembari menyeruput kopinya.

"Sweet banget!" Celetuk gue.

"Abis nonton drama apa sih lo?" Saut Zayyan sambil menutup mata gue dengan telapak tangannya.

"Pasti drama yang itu kan abangnya dokter terus adeknya ga mau dirawat abangnya?" Kata Dirra heboh.

"Itu seru banget sumpah!" Saut Dissa.

EX ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang