"Gue sebel banget kalau pulang telat pasti temen-temen kakak gue udah pada nongkrong di apartment." Gerutu gue saat pulang bersama Gavesha di LRT.
"Lo punya kakak?" Tanya Gavesha.
Mampus gue, keceplosan.
Gue menjawab dengan menganggukan kepala.
"Tadi lo ngapain emang kok jam segini baru pulang juga?"
"Nunggu ketua ekskul Bahasa Inggris buat ngumpulin formulir pendaftaran sama ngobrol juga."
"Terus lo kemana kalau temen-temen kakak lo nongkrong di apartment?"
"Ke rooftop apartment."
"Daripada lo di rooftop, mending ke rumah gue aja bisa sambil kerjain tugas." Ajak Gavesha.
Gue mengangguk lagi, "boleh banget itu."
Gue melewati Stasiun Delyth kali ini dan turun di Stasiun Victor. Gue juga udah minta izin ke papa.
"Loh Kak Vita kok udah pulang?" Tanya Gavesha kepada seorang perempuan dengan rambut panjang terurai yang sedang membaca buku di ruang tamu rumahnya.
"Iya, bosen di kampus." Jawabnya.
"Oh iya, Kak kenalin ini Casey. Dia anak baru di sekolahku." Kata Gavesha memperkenalkan gue ke perempuan itu.
Gue mengulurkan tangan ke arahnya, "Casey, Kak."
"Imut banget ya. Aku Gavita, kakaknya Eca." Jawab Kak Gavita sambil menyambut tangan gue.
"Hehe makasih, Kak."
"Eca oon ga di sekolah? Kalo oon, marahin aja." Ucap Kak Gavita.
"E-engga, malah Eca yang ngajarin aku."
"Kok engganya kayak ga yakin gitu sih?" Ucap Gavesha, "udah ayo ke kamar."
"Mau ngerjain tugas dulu ya, Kak." Kata gue kepada Kak Gavita dan mengikuti Gavesha menuju kamarnya.
Gue duduk di karpet berbulu lembut lalu membuka buku yang diberi tugas.
"Nanti lo tidur kalau duduk disitu." Kata Gavesha.
"Terus dimana? Di kasur?"
"Belum sedetik udah pulas."
Gue tertawa mendengar jawaban Gavesha.
"DADDY KENAPA BALIK LAGI KE RUMAH INI?!" Terdengar teriakan Kak Gavita
"KAMU GA BUTUH UANG DADDY LAGI?" Jawab seorang lelaki yang gue yakin adalah ayahnya Gavesha.
"UANG? BERAPA KALI AKU BILANG KALAU AKU BISA CARI UANG SENDIRI."
"CARI UANG SENDIRI? ITU YANG BIKIN SKRIPSIMU GA SELESAI? KAMU CUMA BISA BIKIN DADDY KECEWA."
"DADDY KIRA AKU GA KECEWA KARNA DADDY SELINGKUH SAMA ADIKNYA TEMANKU?! DADDY GA MERASA BERSALAH?!"
Praak!
Suara pecahan kaca terdengar dari luar kamar.
Gue melihat kedua tangan Gavesha menutupi telinganya.
"ANAK ITU MANIS, LEBIH PENURUT DARIPADA KAMU, DARIPADA ADIKMU."
"BAHKAN ANAK MANIS ITU UMURNYA LEBIH MUDA DARI ECA. DADDY GA MALU?"
"Udah Vita, udah." Terdengar suara Maminya Gavesha seperti mencoba melerai.
"GA BISA, MI! VITA GA BISA HIDUP SAMA YANG GA SAYANG VITA, GA SAYANG MAMI, GA SAYANG ECA."
"Mami tetap sayang Vita, tetap sayang Eca."
"KALIAN ITU GA BAKAL HIDUP KALAU DADDY TELANTARKAN. HARUSNYA KALIAN BERSYUKUR DADDY GA MINTA PISAH SAMA MAMI."
"TELANTARKAN AJA! PISAH AJA! APA GUNANYA DADDY KALAU GA ADA RASA CINTA BUAT KELUARGA INI?"
"APA GUNANYA KALIAN KALAU GA BISA NGEHASILIH LEBIH BANYAK DUIT? APALAGI KAMU, VITA, KULIAH KEDOKTERAN YANG KAMU INGINKAN DARI DULU GA BERBUAH MANIS! SAMPAI SEKARANG GA LULUS LULUS! KALIAN GA PERNAH NGERTIIN ORANG TUA."
"GIMANA CARANYA VITA SAMA ECA NGERTIIN ORANG TUA DISAAT BELUM SEPATUTNYA JADI ORANG TUA? DADDY YANG HARUSNYA NGERTIIN ANAK-ANAK KARNA DADDY UDAH PERNAH JADI ANAK."
Suasana terasa sangat mencekam walaupun gue hanya berada di dalam kamar Gavesha.
- xoxo, ririrei -
KAMU SEDANG MEMBACA
EX ENEMY
Random"Gimana sih rasanya punya kakak cowok? Pasti seru deh!" Ucap cewek berambut panjang dengan pipi chubby saat sedang menonton drama favoritnya. "Ih gemes banget kakaknya! Mau punya juga!" Kata cewek itu saat membaca cerita menggemaskan di Wattpad. "Ka...
