EE | 31

92 15 2
                                    

Akhir pekan kemarin cukup menyenangkan buat gue. Liburan singkat bersama papa membuat gue tidak merasa sendirian di dunia ini.

Gue duduk di depan ruang OSIS menunggu Kak Galen untuk memberikan hasil kerjaan pertama gue sebagai anggota OSIS.

Sekolah sudah mulai sepi karena setelah bel pulang berbunyi, wali kelas gue memberikan pengumuman akan ada lomba Bahasa Inggris yang diadakan oleh SMA lain dan seleksi siapa yang akan menjadi perwakilan SMA Pelita akan dilihat dari hasil ujian Bahasa Inggris nanti.

Handphone gue bergetar beberapa kali. Gue pikir Kak Galen membalas chat  dari gue tapi ternyata Gavesha mengirim  beberapa gambar sehingga gue refleks membuka chat dari Gavesha yang menampilkan beberapa foto gue dan Kak Jarvin sedang bermain jet ski.


Kei

Jelasin ke gue

Kok lo ke pantai sama Kak Jarvin?

Lo kan tau gue suka sama Kak Jarvin

Tapi kenapa lo yang liburan sama Kak Jarvin?


Gue mencoba menelepon Gavesha, namu tidak ada jawaban darinya.

"Gavesha gimana sih? Katanya minta dijelasin, tapi kok ga angkat telepon gue?"


Lo cukup ketik alasan lo.

Ga perlu telepon.


Tangan gue bergetar karena panik sambil mencoba membalas chat Gavesha untuk menjelaskan semuanya.

Sebelum gue selesai menjelaskan semuanya, Gavesha mengirimkan foto gue dengan papa yang sedang makan di restoran all you can eat.


Gila lo ya, Kei

Kak Jarvin lo incer

Bokapnya juga lo incer

Lo sama aja kayak bocah ingusan yang rebut kebahagiaan keluarga gue


Gue refleks berdiri dan sedikit berlari menuju gerbang utama SMA Pelita Nusantara. Banyak tatapan jijik terlihat dari orang-orang yang gue lewati.

"Gila! Siapa yang sebar fitnah gini?" Batin gue terasa ingin mengambil mikrofon sekolah dan berteriak untuk menemukan jawabannya. Akan tapi, gue hanya bisa berlari untuk segera pulang ke apartment.

"Oh ini yang rebut pacar gue?" Kata seorang cewek dengan nada merendahkan.

"Gimana gue bisa rebut pacar lo kalau gue ini adeknya?" batin gue saat melihat Kak Charissa menghalangi jalan gue.

Kak Laquitta menarik tas gue hingga gue terjatuh dan mereka menyeret gue ke arah toilet cewek.

Kak Charissa merebut kertas yang seharusnya gue berikan kepada Kak Galen lalu merobeknya dan melemparkan ke muka gue, "lo tuh gatel banget ya! Galen lo deketin sampai dapat kerjaan pertama di OSIS!"

"Lo itu sok cakep tau ga?" Lanjut Kak Laquitta, "lo ga lebih dari cewek murahan!"

Gue refleks berdiri untuk melawan, tetapi Kak Charissa dengan cekatan melempar ember yang berisi air kotor ke arah gue.

"Lo punya penjaga ya?" Tanya Kak Charissa, "gue heran kenapa lo bisa lolos jadi anggota OSIS padahal formulir lo udah gue buang."

"Lo pakai pelet dan susuk ya?" Tanya Kak Laquitta.

"Gue peringatin lagi ya, Jarvin itu punya gue." Ucap Kak Charissa sambil mengangkat dagu gue dengan kasar.

"Dan Galen juga punya gue." Lanjut Kak Laquitta sambil melemparkan ember tadi ke arah gue.

"Lo juga jangan pernah coba deketin Om Juan. Murah banget lo deketin om-om. Mau jadi sugar baby lo?" Kata Kak Charissa sambil berjalan mendekati pintu toilet bagian luar dan melihat ke arah kanan dan kiri.

"Semua berita tentang lo yang murahan itu udah tersebar di grup chat semua angkatan." Ucap Kak Laquitta.

"Jarvin juga bilang ke gue kalau lo itu pengganggu di kehidupannya." Timpal Kak Charissa sambil memberikan kode kepada Kak Laquitta untuk pergi.

Gue menghirup napas sedalam-dalamnya sambil mencoba untuk berdiri. Gue melihat pelipis gue sedikit berdarah, mungkin karena ember yang dilempar Kak Laquitta tadi.

Gue berusaha melangkahkan kaki gue menuju Stasiun Pelita sambil mengirimkan chat ke Zayyan.


Ja...


Gue pulang seperti biasa menggunakan LRT dengan penampilan yang sangat berantakan.

"Gue kenapa ga bisa melawan tadi ya?" pikir gue terus memutar pertanyaan itu.

Gue malu.

Gue marah.

Gimana caranya gue menjelaskan semua fitnah itu?



- xoxo, ririrei -

EX ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang