EE | 18

287 22 0
                                    

"Ruang OSIS kok rame banget sih? Ada apa?" Tanya gue saat berjalan menuju kantin dan melihat ke arah ruang OSIS.

"Ah! Gue lupa kalau hari ini ada formulir pendaftaran OSIS." Jawab Gavesha sambil sedikit berlari ke arah kerumunan.

Gue mengikuti Gavesha dan terhenti saat melihat kucing yang terjebak diantara kaki-kaki manusia.

"Oh iya! Gue kan bawa makanan kucing." Gumam gue sambil berlari menuju ke kelas untuk mengambil makanan kucing dan kembali ke ruang OSIS lagi.

"Permisi permisi gue lagi bawa air panas." Ucap gue sambil menyelinap dikerumunan untuk mengambil kucing yang terjebak.

Air panas. Kata yang tepat untuk membuat manusia-manusia itu bergeser memberi jalan.

Gue mengelus kucing malang itu sambil memberi ia makanan kesukaan semua kucing di dunia.

"Ah, Kei! Lo kemana sih? Katanya mau ngambil formulir pendaftaran OSIS? Kok ga ikut dibelakang gue sih? Tadi cuma boleh ambil satu dan kayaknya udah habis tuh formulir." Gerutu Gavesha saat keluar dari ruang OSIS.

"Yaudah nanti gue fotocopy punya lo."

"Ga bisa di fotocopy, Kei. Soalnya ada nomor urutannya."

"Ekskul apa yang masih buka pendaftaran?"

"Cheerleader."

"Duh, gue ga jago lompat-lompat begitu lagi."

"Nih, masih ada sisa buat lo." Seorang laki-laki memberikan selembar formulir pendaftaran OSIS.

Mulut gue mendadak kaku saat melihat laki-laki itu adalah Kak Galen.

"Kak Galen ga lanjut jadi anggota OSIS?" Tanya Gavesha.

"Lanjut."

"T-terus ini formulir punya siapa, Kak?" Gue mencoba memberanikan diri untuk bertanya.

"Punya Gavin, dia ga minat ikut OSIS kok."

"M-makasih ya, Kak."

Ah, gila! Casey gila! Memalukan banget lo malah jadi gagap!

"Wajib diisi dan dikumpulkan." Ucapnya sambil berjalan menuju ruang paduan suara.

"Sumpah lo beruntung banget, Kei!" Kata Gavesha dengan nada sedikit berteriak.

Gue tersenyum, "padahal ngobrol sama Kak Galen aja udah cukup bikin gue senang. Malah dikasih formulir pendaftaran."

"Ya berarti nanti kalo lo keterima jadi anggota OSIS bisa lebih sering ngobrol sama Kak Galen." Ucap Gavesha sambil berjalan ke ruang kelas karena sebentar lagi bel masuk untuk pelajaran selanjutnya akan berbunyi.

Pelajaran Bahasa Inggris kali ini cukup menyenangkan. Entah karena suasana hati gue yang sedang berbahagia banget atau memang seharusnya pembelajaran di sekolah semenyenangkan ini?

Seperti yang pernah gue bilang, di sekolah ini bisa keluar kelas lebih cepat sebelum bel berbunyi jika sudah lulus pre-test alias gue ga perlu ikut post test lagi. Sayangnya, Gavesha harus mengikuti post test hanya karna kurang satu poin di nilai pre-testnya. Gue berjalan menuju Stasiun Pelita sambil melihat seorang gadis kecil yang berlari ke arah lelaki dengan baju seragam yang sewarna dengan seragam gue.

"Lucu banget ya kalau liat kakak adik deket kayak gitu." Gumam gue.

"Emang lo ga punya kakak atau adek?" Tanya seseorang berjalan disebelah gue.

Gue menoleh ke arah sumber suara, "lo ngapain deh ngikutin gue terus?"

"Siapa yang ngikutin? Dari sekolah ke Stasiun Pelita cuma ini kok jalannya."

"Emang lo biasanya naik LRT?"

"Engga sih, baru kali ini." Jawab Kak Zayden, "makanya gue ngikutin lo."

"Hah?! Jadi bener lo ngikutin gue?!"



- xoxo, ririrei -

EX ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang