EE | 28

150 22 0
                                    

"Lo ada apa sih sama Kak Zayden, Kei?" Tanya Gavesha saat berjalan ke arah ruang OSIS untuk rapat pertama kalinya.

"Ga ada apa-apa."

"Kok bisa Kak Zayden nungguin lo kayak waktu di kelas terus ngajak lo ngobrol di depan perpustakaan terus elus kepala juga?"

"Kok lo tau?"

"Semua anak kelas MIA 2 juga tau."

"HAH?!"

"Makanya gue nanya lo ada apa sih sama Kak Zayden?"

"Ada yang harus dijagain." Jawab seorang lelaki dari arah belakang lalu berjalan melewati gue dan Gavesha, "mau ke ruang OSIS kan? Yuk."

Gue dan Gavesha refleks menghentikan langkah dan saling bertatapan penuh tanda tanya. Tentu pertanyaan yang muncul di kepala gue dan Gavesha mungkin sama.

Ngapain nih Kak Zayden?

Lelaki yang disebut ketos alias ketua OSIS itu membalikkan badannya, "kok malah berhenti?"

Gue dan Gavesha akhirnya mengikuti Kak Zayden dari belakangnya menuju ruang OSIS.

"Zayden! Ini loh ada Tante Saras!" Teriak Kak Charissa saat gue, Kak Zayden dan Gavesha melewati ruangan pertemuan orang tua.

Gue menabrak Kak Zayden yang tiba-tiba menghentikan langkahnya dan Gavesha tak kuasa menahan tawanya.

"Lo kenapa berhenti sih, Kak?" Tanya gue kesal.

Kak Zayden memundurkan langkahnya ke sisi kanan gue sambil berbisik, "lo duluan aja ke ruang OSIS. Charissa dan Laquitta dalam pantauan gue."

Gue menarik tangan Gavesha dan berjalan melewati Kak Zayden, Kak Charissa dan Kak Laquitta.

Dan juga Tante Saras.

"Wanita modis itu Ibunya Kak Jarvin?" Batin gue bertanya-tanya saat melewati wanita cantik yang mengenakan sunglasses yang berada di atas kepalanya.

"Tante Saras ngapain ya kesini?" Tanya Gavesha berbisik kepada gue.

"H-hah gimana, Ca?" Tanya gue memastikan, "lo kenal Tante Saras?"

Gavesha mengangguk, "dia kayak koruptor kelas mafia. Apapun kasus yang terduga ke dia, pasti akhirnya lolos dari jeratan hukum."

"Hah? Koruptor?"

"Daddy gue pernah terseret sama kasus dia. Untungnya daddy gue terbukti ga ikut dalam project Tante Saras."

"Mungkin emang ga ngelakuin korupsi jadi lolos dari jeratan hukum?"

"Dulu Kak Vita pernah ikut grup tersembunyi gitu buat keluarin semua bukti Tante Saras korupsi."

"Siapa yang buat?"

"Kata Kak Vita sih ada anak dari anggotanya Tante Saras yang mau balas dendam gitu."

"Balas dendam karena apa?"

"Karena orang tuanya masuk penjara, padahal yang korupsi Tante Saras."

"Terus grup itu masih ada?"

Gavesha menggelengkan kepalanya, "yang buat grup itu juga dipenjara karena dianggap melanggar UU ITE."

"J-jadi sekeluarga dipenjara?"

Gavesha mengangguk, "sebelum grup itu dihapus, anggotanya kayak usaha nyari silsilah keluarganya Tante Saras, tapi ga ada."

"Ga ada?"

"Iya, orang tua nya Tante Saras udah meninggal, dia ga menikah dan ya pasti ga punya anak."

"Kalau dia ternyata punya anak gimana?"

"Ya berarti Tante Saras cocok dibilang mafia, semua data hidupnya ga ada di internet. Tapi sempat ada yang bilang sih kalau Tante Saras punya satu anak."

"Terus kenapa Tante Saras kesini?"

Gavesha menjawab dengan gerakan mengangkat kedua bahunya.

"Kalian tau Zayden dimana?" Tanya Kak Galen yang sedang duduk di depan ruang OSIS.

"Di depan ruang pertemuan orang tua." Jawab gue.

"Kebiasaan banget kalau jalan ga satu tujuan. Pasti mampir dulu."

"Kak Zayden ngobrol sama Tante Saras." Ucap Gavesha sambil berjalan masuk ke ruang OSIS.

"Tante Saras?" Tanya Kak Galen kepada gue.

Gue menggelengkan kepala, "g-gue ga tau, Kak."

"Kok ga tau? Tadi kata lo di depan ruang pertemuan orang tua?"

"Maksudnya ga tau Kak Zayden ngobrol sama siapa."

"Oooh," Ucap Kak Galen, "btw gue beruntung banget anggota bidang gue ada lo."

"Kenapa gitu, Kak?"

"Cuma lo yang bisa gue andalkan."

"Maksud lo, cuma gue yang bisa lo perbudak?"

Kak Galen tertawa mendengar perkataan gue, "enggak, bukan budak sumpah! Kayak gue percaya sama lo bisa bantuin gue di bidang minat dan bakat."

"Anggota yang lain kenapa emang?"

"Zayden!" Kak Galen berteriak memanggil Kak Zayden tanpa menjawab pertanyaan gue.

Gue membalikkan badan dan melihat Kak Zayden sedang berjalan menuju ruang OSIS bersama Kak Charissa dan Kak Laquitta. Gue segera masuk ke ruang OSIS dan duduk sesuai bidang daripada menerima tatapan sinis dari duo senior sok cantik itu.



- xoxo, ririrei -

EX ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang