EE | 21

254 22 0
                                    

Gue mengumpulkan jawaban post-test fisika dan tak lupa meletakan semua buku tugas yang seharusnya dikumpulkan hari ini di atas meja ketua kelas. Walaupun pelajaran hari ini tidak semuanya dilakukan, jadwal pengumpulan tugas tidak akan berubah. Gue keluar dari kelas membawa tas dan berjalan menuju aula.

"Kok udah sepi, sih?" batin gue sambil mencari formulir pendaftaran OSIS yang sudah gue isi dengan lengkap, "udah mulai kampanye atau gue yang bego banget baru selesai post-test?

Handphone gue bergetar menandakan satu chat masuk.

Tante Saras itu temen bokap, tapi sebenernya gue ga tau nama lengkapnya Veronica Saras atau Monica Saras.

"Nih orang kenapa slow response banget deh." Gumam gue sambil membalas chat dari Zayyan.

Lo bisa cari tau lagi?

Gue memasukan handphone ke dalam saku rok gue.

"Oh ini yang namanya Keisi?" Kata seorang cewek dengan rambut berponi menghalangi jalan gue.

"Dimana menariknya sih ini cewek? Cantik juga enggak." Ucap seorang cewek dengan rambut terurai panjang sambil menatap gue dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Lo mau daftar OSIS?" Cewek berponi itu merebut formulir pendaftaran OSIS milik gue dan merobeknya berkali-kali.

Gue refleks akan merebut formulir pendaftaran OSIS, namun cewek berambut panjang dan memiliki nama Charissa Zeela Auristell itu menghalangi gue.

"Lo ga tau kita siapa?"

"Manusia bukan?" Tanya gue.

"Sinting lo ya! Ga sopan banget sama kakak kelas." Ucap Kak Charissa dengan nada yang lumayan membuat gue sedikit takut.

"Gue Laquitta." Lanjut si cewek berponi itu sambil membuang formulir pendaftaran OSIS milik gue ke tempat sampah dan menyiram dengan air yang dia bawa.

Gue terdiam.

Di satu sisi, gue males banget berurusan sama orang sejenis ini.

Di sisi lain, gue marah karena tanpa formulir itu, gue ga bisa mendaftar jadi anggota OSIS.

"Gue lihat lo ngobrol sama Galen kemarin." Ucap Kak Laquitta.

"Jadi Galen ga pernah bisa nerima Laquitta cuma karna cewek murahan kayak lo?" Saut Kak Charissa.

"Buset, gue dikatain murahan cuma karna ngobrol sama Kak Galen." Batin gue.

"Lo udah kenal sama keluarganya Galen?" Tanya Kak Laquitta.

"Laquitta yang udah dapat restu dari mamanya Galen aja ga bisa ngeluluhin hati Galen." Ucap Kak Charissa

"Lo punya apa sampai bisa ngebuat Galen nyaman ngobrol sama lo?" Tanya Kak Laquitta lagi.

"Ini gue cuma ngasih peringatan aja, Galen cuma buat gue sampai dia berlutut di depan gue." Kata Kak Laquitta sambil mendekat ke arah gue dan memainkan rambut gue.

"Dan kalau pun lo ngadu, ya kita berdua cuma perlu bilang ga kenal sama lo." Kak Charissa mendekatkan wajahnya ke arah gue.

"Ingat ya, lo ga punya hak sedikit pun buat dekat sama Galen." Ucap Kak Laquitta sambil menjambak rambut gue.

Kak Charissa mendorong badan gue dan mereka berdua berjalan menuju aula.

Gue menatap formulir pendaftaran yang sudah tak bisa diselamatkan.

Gue menghela nafas sambil mengelus kepala gue, "masa gue ga bisa jadi anggota OSIS cuma karna ngobrol sama Kak Galen?"



- xoxo, ririrei -

EX ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang