EE | 10

360 25 0
                                    

Gue menuju kelas MIA 2 setelah memberi surat ke ruang administrasi. Mencari kelas MIA 2 tak sesusah mencari ruang administrasi. 

Semoga gue bisa cepat beradaptasi.

"Kok masih sepi?" gumam gue saat sampai di kelas MIA 2 sambil melihat melalui jendela.

"Hai." Kata seorang cewek menyapa.

"Hai, lo murid kelas MIA 2?"

"Iya, lo anak baru ya?" Tanyanya.

Gue mengagguk dan mengulurkan tangan, "Casey."

"Gavesha, dipanggil Eca" Jawabnya menjabat tangan gue sambil tersenyum, "yuk masuk."

Gue masuk ke dalam kelas dan melihat papan urutan tempat duduk. Gue mengambil foto gambar itu untuk mengingat nama teman sekelas.

"Itu cuma formalitas aja kok." Kata Gavesha, "bebas mau duduk dimana aja."

"Terus gue gimana cara ingat anak kelas?"

"Gampang, mereka punya karakternya masing-masing tapi jamin deh pada baik baik banget."

Gue melihat fasilitas kelas yang sangat berbeda dengan sekolah gue yang lama. Ya memang seharusnya fasilitas sekolah swasta lebih bagus karena membayar lebih banyak.

"Sini duduk di sebelah gue. Terserah mau di kanan dekat jendela atau di kiri tengah."

Gue berjalan menuju kursi yang berada di dekat jendela. Satu meja dan satu kursi untuk satu murid. Di sekolah lama gue, meja panjang untuk dua orang murid.

Satu per satu murid MIA 2 berdatangan dan gue mulai berkenalan. Jam pertama diisi oleh wali kelas untuk mendata murid yang hadir dan diizinkan untuk berkonsultasi untuk kepentingan kelas. Namun, karena gue merupakan murid baru disini, gue disuruh memperkenalkan diri di depan kelas.

"Halo, saya Casey Zarletta Juan, biasa dipanggil Keisi atau Kei. Saya tinggal di Delyth Residence. Saya pindah ke SMA Pelita Nusantara karena ikut papa bekerja di daerah sini juga."

"Loh, saya juga di Delyth Residence." Kata seorang cewek berkacamata.

"Yuk mampir ke lantai 5." Ucap gue

Beberapa pertanyaan dan ajakan nongkrong yang mereka ajukan membuat gue merasa nyaman berada di kelas MIA 2.

Cukup bersahabat.

"Cukup ya? Udah mau masuk ke jam pelajaran. Bisa lanjut nanya secara langsung aja ke Casey." Kata wali kelas gue bernama Miss Irma yang mengajar Bahasa Inggris.

Gue mengucapkan terimakasih dan duduk di bangku gue.

Pelajaran pertama hari ini adalah mata pelajaran kesukaan gue, biologi. Ada pre-test sebelum memulai pelajaran dan gue tentu ga belajar karna gue ga tau sistem kegiatan belajar mengajar di sekolah ini bagaimana. Walaupun gue ga belajar, gue tetap bisa lulus melewati skor minimal. Katanya, murid yang lulus pre-test dapat keluar kelas terlebih dahulu untuk istirahat. Sedangkan murid yang belum lulus harus mengikuti post-test nanti setelah guru menjelaskan.

I'm proud of myself.

Bu Ory menjelaskan materi dengan cukup jelas dan teman kelas gue juga aktif bertanya atau membantu menjawab pertanyaan teman lainnya. Gue cukup minder dengan hal ini, karena gue lumayan pemalu dan lebih memilih mencoba memahami materi dengan belajar sendiri dulu.

"Sudah? Ga ada yang ingin bertanya lagi?" Tanya Bu Ory setelah selesai menjelaskan materi.

Murid kelas serentak menjawab, "cukup, Bu."

"Latihan dikerjain halaman 16 sampai 20 yang pilihan ganda, langsung aja dikerjain di bukunya. Terus tugas dikumpul minggu depan halaman 21 sampai 22 juga langsung dikerjain di bukunya, kalau ga cukup boleh ditambah kertas lalu dikasih nama lengkap, kelas dan klip ya biar ga hilang."

"Enak juga ya sekolah disini ga perlu bawa buku tulis yang banyak." batin gue.

Gue mengerjakan latihan soal dengan cepat karena gue sudah mencatat saat Bu Ory menjelaskan. Semua murid menatap gue heran karena gue pertama mengumpulkan latihan soal.

"Seratus." Kata Bu Ory, "pre-testnya lulus kan tadi? Boleh istirahat duluan."

Beberapa teman menyusul mengumpulkan latihan soal dan ada juga yang masih heran karena gue mengumpulkan pertama. Gue pamit keluar kelas kepada Bu Ory. Sebenarnya gue ga tau mau kemana karena gue belum tau banyak tentang sekolah ini.

"Buset! Ganteng banget!" Batin gue saat membuka pintu dan melihat seorang cowok dengan jas yang berlambangkan kunci G, "pasti dia anak paduan suara atau anak musik. Anjirlah! ternyata ada cowok ganteng di sekolah ini."

Gue refleks membuang muka karena Kak Jarvin berada beberapa meter dibelakang cowok itu.

"Haduh, baru hari pertama, Kei! Jangan gatel." Batin gue lagi.

"Ayo keluar, Kei." Kata Gavesha yang berada dibelakang gue.

"E-eh iya iya." Gue membuka pintu kelas, "Lo mau kemana, Ca?"

"Ke kantin yuk?" Ajak Gavesha.

Gue mengangguk dan mengikuti Gavesha.

"Lo berangkat dan pulang sekolah diantar?" Tanya gue.

"Enggak, gue naik LRT."

"Oh iya? Mau bareng dong nanti pulangnya. Sekalian ajarin gue juga."

"Boleh-boleh. Kita nanti satu LRT kok, tapi lo duluan yang turun di stasiun Delyth."

"Yeay! Ada temen pulang."



- xoxo, ririrei -

EX ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang