Kira-kira hari libur kalian pada ngapain?
Ga nyangka ya, udah mau PAS aja):
Saatnya belajar serius😤, kalian PAS online atau offline?
Selamat membaca semua❤🐤
***
Mungkin ia tak sejahat kukira, dan ternyata semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua kalinya. Tapi jika kesempatan itu sia-sia, aku akan meninggalkan kalian.-Jyoti
***
Tok.. Tok!
Suara ketukan terdengar dari pintu kamar Jyoti, ia pun langsung meletakan bukunya ke tempat semula.
"Masuk" Balas Jyoti singkat.
Bi Kiya atau pembantu rumah tangganya pun masuk ke dalam kamar untuk memberi tahu sesuatu.
"Non, di panggil nyonya untuk kebawah. Ada sesuatu yang mau di bicarakannya" Ujar Bi Kiya.
"Baik, kalo begitu saya permisi" Jawabnya datar.
Jyoti pun bangkit dari duduknya dan beranjak ke ruang tamu, apalagi yang ia ingin bicarakan malam ini. Apalagi ini sudah sekitar jam 9 malam, heran sekali kenapa Moza memanggilnya selarut ini.
Selama ia menuruni anak tangga, daritadi pikirannya menghantui banyak pertanyaan dari Moza. Tapi ia tetap hati-hati melewati anak tangga, ya jatuh gitu kan gak lucu sama sekali.
Keadaan ruang tamu malam ini terlihat sangat sepi sekali, hanya terdengar suara jam dinding yang sangat nyaring. Selebihnya lagi tak ada lagi.
"Sini Jyo," Perintah Moza sembari menepuk sofa.
Jyoti pun menurutinya perintah Moza untuk duduk berhadapan dengan nya. Vikal malam ini tampaknya tak akan pulang ke rumah, apalagi ini sudah larut malam. Pastinya ia akan kerja lembur.
Dari dulu Vikal memang tak berubah, ia selalu bekerja terusan, hingga lupa bahwa ada sosok keluarga yang selalu menunggu nya di rumah. Ah entahlah apa yang di pikirkan oleh bapak tua itu.
"Kenapa?" Tanya Jyoti untuk membuka suara di ruang tamu ini.
"Maaf," Jawab Moza sambil memegang tangannya.
Jyoti terdiam saat mendengar kata 'maaf' dari Moza, tunggu apakah ini mimpi? Ia pun mencubit pahanya, sialnya paha nya menjadi sakit berarti ini bukan mimpi, saat ini adalah nyata.
"Untuk apa?" Tanya Jyoti. Ia menanyakan sekali lagi untuk memastikan Moza bahwa tak berbohong kepada dirinya.
"Mama capek dengerin perintah papa yang gak masuk akal, kamu tau papa, dia seolah-olah raja di rumah ini. Sampe kamu ga di perhatikan sama dia, " Lanjut Moza.
Jyoti saat ini merasa kebingungan, ini bukan mimpi ini nyata. Tapi apakah ini permainan licik dari Vikal dan Moza untuk menjebak dirinya? Tapi ia merasa itu bukan, semua omongan dari Moza terdengar tulus.
"Kenapa?, Kenapa mama minta maaf ke aku?" Jawabnya yang menahan air matanya.
"Setiap mama suruh kamu di posisi satu, selalu nilai bagus, harus 'perfect'. Mama merasa bersalah Jyoti sama kamu, mama gak butuh itu semua, mama ingin sesekali melihat kamu tersenyum tulus, nyatanya mama sering melihat senyum palsumu daripada senyum tulus itu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Janji
Teen Fiction•❣•୨୧ 𝘼𝙡𝙖𝙣𝙜𝙠𝙖𝙝 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙗𝙖𝙞𝙠𝙣𝙮𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙛𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙖𝙪𝙩𝙝𝙤𝙧 𝙙𝙖𝙝𝙪𝙡𝙪, 𝙙𝙖𝙣 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙖𝙡𝙠𝙖𝙣 𝙟𝙚𝙟𝙖𝙠 𝙠𝙖𝙡𝙞𝙖𝙣 𝙙𝙞 𝙠𝙤𝙢𝙚𝙣𝙩𝙖𝙧. 𝙏𝙚𝙧𝙞𝙢𝙖𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝! ୨୧•❣• [𝐒...