21. Manja

64 51 144
                                    

Haii semuanya, gimana hari kalian hari inii? 😩💕

Kalian baca part ini tanggal berapa? 🦋✨

Happy reading bestiee🥺✨

***

Lelah dan bingung kini menjadi satu, apa yang aku harus lakukan untuk menghilangkan rasa ini?

***

Endru ditarik paksa oleh Dylan ke tempat basecamp mereka, mau tidak mau ia harus tetep mengikutinya. Ia akan siapkan mental dan raganya karena akan di omelin oleh Dylan dan Hilmy.

Endru pun duduk di sofa sedangkan Dylan dan Hilmy hanya berdiri melihat Endru yang berada di sofa tersebut.

"Lo waras kan?" Dylan bertanya melihat Endru.

Endru menghela nafas berat serta menatap Hilmy yang sedang memperhatikan mereka berdua.

"Kenapa?" Balas Endru dengan singkat.

"Lo kalau udah bucin gini amat ya." Ungkap Dylan terang-terang an kepada Endru.

"Bucin? Gue emang bucin ya?"

Hilmy berjalan mendekat lalu menyentil bagian kepala milik Endru.

"Iya, lo udah bucin akut ke Daiva." Jelas Hilmy.

Endru itu tipe orang yang susah menyusun kalimat jika dirinya sedang kebingungan dan marah. Pikirannya sekarang saja masih terbayang-bayang dengan Daiva. Aneh sekali bukan? Iya itu aneh bagi Endru.

"Ndru? Denger kita gak sih?" Tanya Dylan sekali lagi.

Endru pun beralih pandangan ke langit-langit basecamp, mungkin ia ingin menjernihkan pikirannya sejenak maka dari itu omongan sahabatnya di kacangi.

"Gue bingung harus mau bilang ke lo." Kata Hilmy yang diangguki oleh Dylan.

Dylan pun memilih keluar dari basecamp untuk mencari udara segar di luar. Sedangkan Hilmy masih di dalam untuk menemani Endru.

"Gue salah apa ke dia?" Tanya Endru kepada Hilmy.

Hilmy pun duduk di samping Endru dan merangkul pundaknya. "Lo buat dia risih Ndru, tau sendiri kan. Cewek tuh paling gak suka terlalu risih?"

"Gue gak ngelarang lo untuk ngejar Daiva, tapi jangan terlalu berlebihan Ndru. Gak bagus untuk diri lo sendiri."

Hilmy pun melepas rangkulan nya dan menyenderkan badannya di sofa. "Jugaan, bentar lagi kita lulus, kita semua bakal fokus sama masa depan masing-masing kan?"

Endru mengangguk lalu menundukan kepalanya. "Iya bener, tapi.." Balas Endru dengan suara yang kecil.

Hilmy terkekeh sambil memegang perutnya. "Lo kek anak kecil tau gak?"

Tanpa disadari Dylan sudah masuk dan ikut nimbrung dengan mereka berdua. Dylan pun tersenyum simpul saat mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Hilmy.

"Bener, kek anak kecil sama induknya." Jelas Dylan lalu tertawa renyah diikuti oleh Hilmy.

Dan Endru hanya memasang muka masam nya kepada mereka berdua. Ia rela menjadi badut untuk mereka berdua. Sudahlah ia sudah ikhlas mempunyai sahabat yang sangat aneh dan gila ini, setidaknya mereka bahagia dengan kekonyolan atau kegoblokan yang dibuat dirinya.

"Maaf." Lirih Endru menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Untuk apa?" Tanya Dylan menaikan satu alisnya.

"Sikap gue yang terlalu kekanak-kanakan sama terlalu manja." Pinta Endru.

Hilmy dan Dylan tertawa puas saat mendengar kalimat itu, Endru hanya kebingungan dan mencari letak lucunya dimana.

Sebuah JanjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang