Haii semuanyaa, El balik sebentar nihh, apakabar kaliann??😫❤
Oh iya bentar lagi bulan puasa nih, maafin El jika banyak salah dengan kalian ya, karena aku tau kesempurnaan tidak ada di dunia ini, melainkan punya Tuhan Yang Maha Esa😇❤
Siapkan mental kalian, karena disini akan banyak bumbu cinta dan romantis!💕🤩
Happy reading!
***
Sabar, setia, selalu.
-Penggalan kalimat puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah.
***
Daiva seakan-akan banyak pertanyaan dari kepalanya, mengapa Garret bisa mirip dengan sosok teman kecilnya. Dan terlebih lagi mengapa ia rela kehujunan demi dirinya? Apakah dia yang dicari oleh dirinya selama bertahun-tahun?
Garret mengambil pergelangan tangan milik Daiva dan menariknya jauh dari tengah lapangan, mungkin ia tidak ingin Daiva kehujanan. Di satu sisi Daiva masih tertegun dengan raut muka Garret yang sangat mirip dengan sosok teman kecilnya.
Pandangan Garret fokus menghadap depan, rahang yang keras, postur tubuh yang sangat tinggi membuat Daiva merasa iri dengan tinggi badan Garret. Tetapi, satu hal yang menarik dengan dia, Garret selalu membuat dirinya hilang arah perihal cinta saja. Sejenak ia menggeleng-geleng kepalanya dengan cepat lalu mulai curi pandang ke Garret.
"Gar." panggil Daiva menatap Garret dengan lembut.
Garret pun melepaskan pergelengan tangan milik Daiva dengan pelan-pelan kemudian menghadap kearah Daiva, senyuman tipis terbit dari bibirnya, "Mungkin, itu, lo." jawab Garret langsung ke intinya.
"Maksud lo?". tanya balik Daiva kebingungan.
Senyuman Garret semakin mengembang ia lalu mengacak-acak rambut Daiva karena gemas yang tak tertahan, "Kita ketemu lagi ternyata ya?".
"Gue gak paham, serius." jelas Daiva yang masih raut kebingungan.
"Masa gak inget sih? Dulu kita pernah ketemu Va." balas Garret muka datar.
Daiva berusaha mengingat yang dikmasud oleh Garret, tunggu, apakah yang dikmasud Garret saat di toko buku? Iya yang di toko buku! Ataukah ada hal yang lain? Tetapi firasatnya mengatakan ada hal yang lain, tapi entah dimana.
"Maksud lo yang di ..."
"Toko buku." sahut bersamaan.
Daiva dan Garret tertawa renyah saat mengetahui mereka berdua menjawab berbarengan. Sebenarnya Daiva masih bingung apa yang harus diomongkan dan dibicarakan terlebih lagi ini membuat dirinya sangat tidak bisa berkata-kata sebut saja kaku. Tetapi ia harus tetap tenang dihadapan Garret, tak boleh terlalu menunjukan kegugupan di depan dia.
Garret pun melepaskan sweater yang dikenakannya dan memakainya untuk Daiva, ia tidak ingin Daiva kedinginan dan sakit karena terkena air hujan. Daiva yang merasakan ini, ia merasa di film-film favoritnya. Yang biasanya ia baper karena film, sekarang sudah terjadi di depan matanya.
"Sini duduk samping gue." ajak Garret menepuk tempat duduk yang berada di sampingnya. Daiva mengangguk sebagai jawaban untuk Garret.
Sekilas Daiva menatap Garret yang tampaknya sangat senang dengan dirinya, perlahan-lahan senyuman manis terbit dari bibir Garret, hal itu membuat dirinya tersipu dan hilang kendali. Sedangkan Garret ia bertekad untuk bertanya tentang sosok gadis kecilnya, sayangnya, ia terlalu gengsi untuk menanyakan hal tersebut.
Garret menghembuskan nafasnya dengan pelan-pelan lalu mencuri pandang terhadap Daiva, ia melihat sepertinya Daiva masih terdiam dan bingung karena dirinya. Garret sepertinya sudah tertahan lagi dengan perasaan ini, banyak sekali yang harus ia tanyakan kepada Daiva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Janji
Teen Fiction•❣•୨୧ 𝘼𝙡𝙖𝙣𝙜𝙠𝙖𝙝 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙗𝙖𝙞𝙠𝙣𝙮𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙛𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙖𝙪𝙩𝙝𝙤𝙧 𝙙𝙖𝙝𝙪𝙡𝙪, 𝙙𝙖𝙣 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙖𝙡𝙠𝙖𝙣 𝙟𝙚𝙟𝙖𝙠 𝙠𝙖𝙡𝙞𝙖𝙣 𝙙𝙞 𝙠𝙤𝙢𝙚𝙣𝙩𝙖𝙧. 𝙏𝙚𝙧𝙞𝙢𝙖𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝! ୨୧•❣• [𝐒...