19. Bingung

79 56 125
                                    

Haii semua, gimana tahun baru kalian?

Aku sih tetep dirumah aja, pada kangen gak nih ama aku?? 🤭🤭

Kalau boleh tau resolusi kalian di tahun 2022 apa kira-kira?

Selamat membaca semuanya😌😌

***

Kadang semua rencana yang telah kita siapkan matang-matang tak sesuai dengan ekspetasi itu sangat menyakitkan!

***

Bola mata Tiara membulat sempurna setelah Daiva mengakhiri cerita nya, Tiara merasa banyak sekali ketinggalan hot news di sekolahnya.

"Lo gak boong kan?" Tanya Tiara memastikan kepada Daiva.

Ia menggeleng untuk meyakinkan Tiara, Daiva beberapa jam lalu datang kerumah Tiara untuk bercerita yang terjadi pada tadi pagi.

Tiara pun bangkit dari duduk nya dan melempar boneka kesayangan nya entah kemana. Biasanya kalau Tiara frustasi ia sering seperti ini, melampiaskan kepada benda mati daripada benda hidup.

"ANJIR!" Jerit Tiara frustasi.

Daiva sudah biasa dengan seperti ini biasanya ia hanya menatap Tiara dengan tatapan yang sangat susah diartikan. Kasihan? Pasti! Bingung? Itu juga yang ia rasakan waktu pertama kali melihat ini.

Tiara pun meresa baikan saat melempar boneka kesayangan nya ke sembarangan tempat, ia pun kembali duduk manis di hadapan Daiva.

Ia pun menatap Daiva yang masih setia dengan dirinya. "Kak Endru agak gak waras sih." Jujur Tiara.

"Gue harus gimana Ra?" Tanya Daiva lesu.

Tiara menghembuskan nafas dan mengelus pergelangan tangan Daiva. "Ikutin hati lo dan pikiran, jangan sampai mereka berdua ngasih jawaban yang berbeda. Lo tau kenapa? Karena ikuti hati dan pikiran itu hal yang bagus."

Daiva mengangguk mantap berarti ia sangat mengerti apa yang dimaksud oleh sahabat ini. Tak sia-sia ia datang kerumah dia di tengah malam seperti ini, Tiara sahabat terbaik sepanjang masa.

Jam sekarang telah menunjukan bahwa jam 8 malam, ia datang kerumah Tiara ternyata sudah berjam-jam tak sangka waktu sangat cepat berlalu.

"Eh udah jam 8 Ra." Tunjuk Daiva kearah jam dinding Tiara yang bergambar doraemon.

Ia pun menoleh kearah jam dinding, ternyata benar apa yang dibilang oleh Daiva. Sudah jam 8 sekarang, sepertinya ia harus pulang kerumah.

"Mau pulang lo?" Tanya Tiara memelas menghadap Daiva.

Daiva hanya tertawa kecil melihat muka Tiara yang memelas ke dirinya. "Besok kan kita ketemu lagi, gausah kangen gue." Balas Daiva mengelus rambut Tiara.

Tiara pun berdiri dan mengambil bekas minuman yang mereka minum daritadi untuk menaruh kebawah. Sedangkan Daiva mengecek barang-barang yang dibawanya agar tak tertinggal satupun.

"Lo pulang sama siapa?" Tanya Tiara.

"Mungkin jalan kaki, hemat duit lumayan kan." Balas Daiva singkat.

Tiara pun mengangguk dan berjalan menuju daur untuk menaruh makan sisa-sisa, setelah itu baru ia menemani Daiva keluar rumah.

"Beres?" Tanya Daiva.

"Udah kok, yok gue anter sampai pager nak." Canda Tiara.

Daiva melotot Tiara tajam dengan panggilan seperti itu. "Gue bukan anak lo ngerti?" Ketus Daiva dingin.

"Ampun mba, jangan gini dong. Udah malem hehe" Jawab Tiara cengengesan.

Sampailah mereka di pagar Tiara, jalanan sangatlah sepi hanya ada lampu untuk penerangan sekitar dan sisanya dari rumah warga.

Sebuah JanjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang