Selamat siang bestie, gimana hari weekend kalian?
PTS kalian gimana, atau ujian kalian? Bagus semua kann😎👍🏻
Jangan lupa tinggalkan jejak dan komentar yaa!! 🙌🏻✨
Happy reading, kiyowo🦆💚
***
Ada kalanya kita lelah dengan keaadan yang tidak pernah membaik.
***
Hari ini adalah hari sabtu, hari yang dimana sangat disukai oleh kaum pelajar. Mereka semua bisa mengistirahatkan otaknya sejenak dari tugas-tugas yang berlebihan atau ulangan dadakan. Ya meskipun dirumah sama aja tetap ada perkerjaan yang harus diselesaikan.
Daiva baru saja melakukan ritual mandi nya yang kurang lebih selama 30 menit, entah apa yang dilakukan oleh anak itu. Mungkin ia bukan hanya mandi saja, bisa jadi sambil berkonser di kamar mandi tersebut, demi menghibur diri sendiri ia melakukan itu.
Setelah ia melakukan ritual itu, Daiva memutuskan mencari baju yang cocok untuk hari ini. Kemungkinan ia akan lama untuk memilih baju tersebut, lagi dan lagi, sudah mandi lama mencari baju pun lama. Memang Daiva satu komplit, keren sekali bukan?.
"Keknya ini aja deh, gue cantik banget pake baju ini." gumam Daiva sambil melihat cermin.
Daiva mengambil sisir untuk dijadikan pegangan dan kembali menatap cermin kamar tersebut. "Gila, gue cantik banget, tapi sayang gue gak punya pacar." gumam Daiva membuang tatapan malas.
Ia pun memakai parfum di badannya lalu beranjak keluar dari kamar kesayangan nya.Daiva pagi ini sepertinya ia sangat bahagia dan senang kali, entah apa yang dirasukinya. Daiva pun bersenandung senang sambil berjalan kearah dapur dan menyapa kedua orang tuanya.
"Pagi mah, pah." sapa Daiva tersenyum lebar terhadap Hadden. Ia pun kebingungan saat Mawar yang tidak ada bersama Hadden. Biasanya ia sudah bangun ataupun mengomel dirinya di pagi hari.
Hadden pun menoleh kearah sumber suara ternyata ada anak semata wayang nya yang sudah bangun dan wangi. Ia pun beranjak dari tempat duduknya dan berjalan kearah Daiva.
"Pagi sayang." balas Hadden lalu mengecup kepala anaknya.
"Pah, mama mana?" tanya Daiva dengan raut wajah resah.
Ia mengelus anak-anak rambut milik Daiva dengan berat hati ia harus memberitahukan sesuatu, "Polly dibawa ke dokter hewan nak, mama nemenin Polly untuk diobatin. Doain aja dia enggak kenapa-napa. Kamu jangan sedih ya?". ujar Hadden mengelus rambut Daiva.
( Ini Polly, majikan kesayangan keluarga Daiva )
"Polly dibawa ke dokter hewan?" lirih Daiva.
Ia sangat menyayangi Polly, meskipun sangat ngeselin dan selalu membuat bukunya rusak. Polly seperti tidak bisa digantikan dengan yang lain, Daiva sangat tidak rela jika Polly kenapa-napa. Memang akhir-akhir ini Polly tampak seperti kesakitan lesu. Belum lagi pola makanan dia tidak beratur, makanya Daiva sangat khawatir dengan kucingnya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Janji
Teen Fiction•❣•୨୧ 𝘼𝙡𝙖𝙣𝙜𝙠𝙖𝙝 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙗𝙖𝙞𝙠𝙣𝙮𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙛𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙖𝙪𝙩𝙝𝙤𝙧 𝙙𝙖𝙝𝙪𝙡𝙪, 𝙙𝙖𝙣 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙖𝙡𝙠𝙖𝙣 𝙟𝙚𝙟𝙖𝙠 𝙠𝙖𝙡𝙞𝙖𝙣 𝙙𝙞 𝙠𝙤𝙢𝙚𝙣𝙩𝙖𝙧. 𝙏𝙚𝙧𝙞𝙢𝙖𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝! ୨୧•❣• [𝐒...