5. datang berkunjung

2.3K 436 84
                                        

kemarin pake kalung, skrg pake gelang sama anting, keknya bang dhani peng jadi pere ya 🙈😆

Dhani POV

"Kamu udah pikirin permintaan bunda, Dhan?"

Tanganku mengusap wajah pelan.

"Udah bund, maaf, Dhani gak bisa tinggal di sana lagi" Jawabku dengan suara setenang mungkin.

Jeda sedikit lama, hanya terdengar helaan nafas di ujung sana karena kami sedang melakukan komunikasi melalui telepon.

"Kamu gak mau tinggal di sini lagi bukan karena Emma, kan?" Tanyanya lagi.

"Bukan karena Emma, Dhani bukannya gak mau tinggal di sana bund, tapi karena udah ngelunasin rumah ini" Jawabku dengan kepala menggeleng, padahal bunda sudah pasti tidak melihat kepalaku yang bergeleng cepat.

"Ngapain kamu lunasin? Kan bunda udah bilang jangan ngabisin uang, kamu bisa tinggal di sini, masih ada kamar yang kosong di sebelah kamarnya Emma, bekas kamarnya Rinal"

Aku meringis membayangkan kamarku bersebelahan dengan anak perempuannya yang sudah membuatku pergi meninggalkan rumah tersebut sepuluh tahun lalu.

"Kamu juga cuma janji aja mau main lagi ke sini, tapi udah dua minggu gak ke sini-sini juga" Suara bunda terdengar merajuk.

"Dhani lagi banyak kerjaan, sejak kepindahan banyak yang harus di selesaikan, nanti ya bund, mungkin Sabtu ini Dhani ke sana" Kataku.

"Bener ya Sabtu ke sini, bunda nanti kasih tau Emma jangan pergi kema..."

"Emma gak ada di rumah juga gak kenapa kok" Potongku cepat.

Berkunjungnya aku ke rumah itu alasan utamanya memang bukan untuk bertemu dengan Emma, lebih dikarenakan ingin menemui orang yang sudah membesarkan aku, memberikan tempat tinggal dan membiayai pendidikan aku sampai kuliah.

Tetapi sepertinya bunda masih berusaha untuk mempertemukan aku dan Emma, padahal dalam pembicaraan kemarin beliau sudah memutuskan untuk tidak meminta kami menikah.

Bunda sangat keras kepala, apabila beliau menginginkan sesuatu pasti harus terjadi sesuai dengan keinginannya, apabila tidak bisa terjadi dengan cara ini, beliau mencari cara lain untuk mencapainya.

Aku yakin beliau memintaku untuk kembali tinggal di rumah itu tujuan utamanya adalah ingin menikahkan aku dengan anak perempuan yang sama keras kepalanya dengan beliau.

"Kamu kan gak jadi tinggal di sini, dan bisa jadi kamu bakalan jarang main, ya kalau kamu berkunjung harus ketemu Emma sama Rinal"
Suaranya menyadarkan aku yang sudah berlamun panjang.

Aku kembali mengusap wajah.

"Iya bund" Hanya kalimat itu saja yang keluar dari mulutku untuk menanggapi perkataannya.

"Ya udah sampai ketemu Sabtu, kalau bisa nginap lebih bagus"

Lagi-lagi aku meringis.

"Iya bund" Sahutku pelan.

"Bunda mau masak dulu, kamu jangan lupa makan yang banyak biar gak kurus"

Aku terkekeh sebelum memutuskan hubungan telepon.

•••

Hari Sabtu tiba, sesuai dengan janji aku kini sudah berada di depan rumah berlantai dua berpagar abu-abu.

Aku memarkirkan Toyo*a Hil*x tepat di depan rumah, terdengar suara pagar terbuka ketika aku turun dari mobil.

Sosok bunda muncul tidak lama kemudian dengan senyuman lebar menghiasi wajah cantiknya.

abangkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang