pesen tante cuman satu ya bang, klo ada cewe namanya shanti mo ikut di bonceng, lsg tolak, drpd ntar bang dhani jadi korban gerepean dia 😆
Emma POV
Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan-pelan, sudah lebih dari ratusan kali usaha ini aku coba, tetapi tidak membuahkan hasil yang aku inginkan.
Jantungku tidak berdetak normal, padahal kejadiannya sudah hampir mencapai durasi waktu dua puluh empat jam, tetapi semakin aku mengingat bang Dhani, semakin jantung ini berdetak tidak karuan.
Aku terdiam dengan tangan menopang dagu, pikiranku mulai berkelana.
Semalam bang Dhani langsung pulang dengan raut wajah suram yang tidak bisa aku baca.
Aku tidak tahu alasan kenapa wajahnya tampak suram seperti itu, apakah karena bang Dhani sudah capek, lelah atau ingin cepat-cepat sampai rumahnya.
Tawaran menginap dari mama pun tidak bang Dhani jawab, dia pulang tanpa berkata-kata sampai pesanan ojek onlinenya muncul dan membawa tubuh berototnya menghilang dari pandangan kami.
Aku tidak berani mengeluarkan kata-kata barang sedikitpun padanya. Sedangkan mama tidak bertanya apa-apa padaku sampai pagi tadi.
Aneh.
Tanganku merogoh iPod dari ransel mencoba menenangkan diri dengan mendengar lagu Squid Game & Do It To It (Zedd edit)
Earplugs sudah terpasang di kedua telinga, kepalaku langsung bergerak ke kanan dan ke kiri begitu reff lagu masuk, mataku terpejam mencoba menikmati lagunya tetapi gerakan tangan bang Dhani yang hendak mengambil sabuk pengaman untuk memasangkan padaku malah muncul.
Gila! Aku pikir dia hendak menarik tubuhku masuk ke dalam pelukannya, jarak kami saat itu sangat-sangat dekat sehingga aku dapat mencium aroma parfum yang bercampur dengan keringatnya.
Padahal sudah malam tetapi wangi yang menguar dari tubuh bang Dhani masih segar tercium oleh indera penciumanku.
Wanginya maskulin banget, sesuai dengan si pemakai parfum.Aku kaget banget karena tindakannya itu, kalau tidak kaget mungkin yang terjadi aku malah salah sangka, bisa-bisa aku malah terhipnotis masuk ke dalam pelukannya.
Apa rasanya ya berada di dalam pelukan tubuh lelaki jangkung berotot yang ganteng?
Pasti hangat, di tambah lagi karena bang Dhani masih wangi, pasti bikin betah ada di dalam pelukannya lama-lama.
Hmm...
Keningku mundur ke belakang akibat toyoran tangan seseorang.
Mataku terbuka.
"Heh?! Kenapa senyam-senyum sendiri lu? Mana muka merah gitu"
Anwar mengambil duduk di depanku dengan tangan memegang earplugs milikku yang dia tarik dari kedua telingaku.Dengan cepat aku menepuk-nepuk wajah untuk menghilangkan rona merah yang tiba-tiba menjalar naik dan menghiasi wajah ini.
"Memangnya gak boleh senyam-senyum sendiri? Masalah? Gue lagi dengerin musik, musiknya enak, gue lagi bayangin ada di club, jo..."
"Bayangin ada di club bisa bikin muka elu merah kaya gitu? Halahhh... palingan bayangin ada cowok mabok yang tiba-tiba datang terus gerepe-gerepein elu" Anwar melempar earplugs sehingga mengenai wajahku.
"Anjim ini orang ya!! Gak bisa gitu lembutan dikit sama perempuan" Kataku geram sambil merapikan kabel earplugs dan melesakkannya ke dalam ransel.
"Situ perempuan? Mana bisa gue lembut sama orang yang doyan ngegas kaya elu"
KAMU SEDANG MEMBACA
abangku
ComédieWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 7/11/21 - 19/2/22