18. bunda dtg berkunjung

1.8K 469 95
                                        

muka nahan.... 🙄

Dhani POV

Sekali lagi aku melirik ke arah jam dinding yang berada di antara ruang TV dan ruang tamu.

Sudah waktunya jam makan siang, tetapi tumben batang hidung Emma belum terlihat.

Emma memang tidak pernah mengantarkan makanan di hari kerja, dia biasa mengantarkan makanan di hari Sabtu dan Minggu.

Sabtu dan Minggu kemarin dia tidak muncul, masa Sabtu ini dia tidak datang juga?

Apa bunda tidak menyuruh Emma? Atau bunda tidak masak? Atau Emma menolak mengantarkan makanan karena dia marah aku usir tempo hari?

Atau Emma menyampaikan perkataanku yang meminta bunda untuk tidak perlu repot-repot membawakan makanan untukku?

Atau?

"Lebih baik nelpon bunda langsung" Gumamku lalu meraih handphone yang berada di meja kopi ruang TV.

"Assalamu'alaikummm..."
Terdengar suara di iringi ketukan besi pintu pagar dari luar rumah.

"Wah jangan-jangan itu Emma" Aku bangkit dari duduk.

"Assalamu'alaikummm..." Sekali lagi terdengar suara salam.

Aku menajamkan pendengaran, tapi rasanya bukan suaranya Emma, pikirku lalu berjalan ke arah pintu. Lagian biasanya Emma langsung mengetuk pintu rumah bukannya pintu pagar.

"Eh panjang umur bund, baru aja Dhani mau telepon" Aku membuka pintu pagar dengan pandangan mata mengedar ke seluruh penjuru jalanan di belakang bunda.

"Nyari siapa? Bunda di sini, matanya kok malah ke belakang, memangnya ada makhluk kasat mata yang ngikutin bunda?" Bunda menepuk lengan atasku sehingga membuatku berjengit kaget.

"Eh, nyari tukang soto mie bund, tadi kaya ngedenger suara ketukan sendok sama mangkuk" Kataku sambil mengusap tengkuk.

"Salah denger kamu, tadi kan bunda yang bunyiin pintu pagar" Bunda kembali menepuk lenganku.

"Bunda ke sini sendiri? Kok gak ngabarin Dhani?" Tanyaku sambil menggiring tubuhnya masuk ke dalam rumah.

"Kalau ngabarin kamu yang ada malah kamu nanti datang ke rumah, bunda gak jadi liat rumah kamu" Jawab bunda sambil menyerahkan tas makanan yang biasa Emma bawa setelah kami memasuki rumah.

"Kok tumben bunda yang nganterin, Emma kemana?" Lagi-lagi aku bertanya.

"Bunda duduk dulu ya Dhan, capek juga siang-siang ke mari, panas, pantas aja Emma suka marah kalau bunda suruh ke sini" Bunda duduk di sofa ruang TV sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
Matanya mengedar dan terpaku pada satu arah dengan kening mengernyit.

"Panas ya bund? Bentar suhu AC nya Dhani dinginin lagi" Aku beranjak mengambil remote AC yang menempel di dinding.

"Udah sejuk belum?" Tanyaku masih berdiri di dekat tempelan remote AC.

"Udah" Jawab bunda singkat.

"Kok yang nganterin makanannya bunda? Emma kemana?" Aku kembali mengulang pertanyaanku yang belum beliau jawab sambil berjalan mendekat.

"Bunda haus Dhan, kamu gak nawarin minum?"

Aku yang masih berdiri di ruang TV kini malah terdiam mematung.

"Bunda bukannya gak mau jawab pertanyaan kamu ya, tapi ini bunda beneran haus lho"

Seakan menjawab pertanyaanku, bunda mendongak menatapku sambil tersenyum.

abangkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang