11. bertemu emma

2.1K 452 68
                                        

emma mah ga usah dipikirin bang, pikirin tante aja 🤭😄

Dhani POV

"Gue mau minta maaf bang, bisa ketemu gak ntar sore?"

"Yahh... dibaca doang, emang gue koran"

"Balas dong kalau bisa ketemuan"

Aku membaca pesan yang dikirim oleh Emma, pesan itu aku terima sejak dua hari yang lalu.

Minta maaf untuk apa? Sepertinya sudah sangat telat untuk meminta maaf, lagipula aku sudah melupakan apa yang terjadi.

"Bang"

Mataku kembali melihat ke arah layar komputer yang memunculkan pesan dari Emma.

Sebelah alisku naik, Emma seakan tahu aku sedang membaca pesannya sekarang ini.

"Bisa ketemuan gak?"

"Bales dong, jangan cuma dibaca doang"

"Elu online tapi gak bales pesan gue, jahat banget sih"

"Gak dewasa, kaya anak kecil"

"Gue kirim pesan begini kesannya ngebet banget pengen ketemu, padahal kan mau minta maaf"

Jariku mengetuk-ngetuk keyboard komputer lalu mengusap wajah pelan dan kembali menatap aplikasi pesan.

"Hmm" Balasku singkat.

"Lah gue udah ngetik panjang-panjang dari kemarinan cuma di balas hmm doang, emangnya gue intro lagunya Nisa Sabyan"

Aku terkekeh membaca pesan Emma lalu menutup mulutku dan berdeham karena tersadar sudah menarik perhatian rekan kerjaku yang mejanya berhadapan denganku.

"Kenapa Dhan? Ada yang lucu?" Tanya rekan kerjaku yang selalu terlihat serius sambil membetulkan letak kacamatanya yang melorot.

"Gak, lanjutin aja kerjanya, sori keganggu" Jawabku dengan wajah datar.

Rekan sekerjaku itu hanya melirikku sekilas lalu melanjutkan aktivitasnya.

"Mau minta maaf soal apa?" Ketikku membalas pesan Emma.

"Asik, akhirnya di balas, gitu dong, kan jadi berasa gak kaya orang lagi nulis diary"

Emma membubuhkan emotikon dua jari membentuk huruf "V".

Aku tidak membalas ketikannya.

"Gue mau minta maaf soal kemarin, gue udah nyangka elu penipu" Ketiknya.

"Ini udah minta maaf, gak perlu ketemu" Balasku.

"Musti ketemu bang, orang yang gentle itu harus minta maaf secara langsung"

"Gak perlu, udah ya saya mau balik kerja" Balasku lagi.

"Kenapa sih? Sombong amat! Gue ngajakin ketemu mau minta maaf bukannya kegatelan ya"

"Gue udah mengenyampingkan ego gue nih buat minta maaf, biasanya gue gak begini ke orang lain"

Aku tertegun menatap ketikan Emma, mengangguk setuju karena seingatku dia mempunyai sifat seperti itu.

Dari dulu aku lah yang selalu menyelesaikan masalahnya apabila Emma melakukan keributan di sekolah menggantikan orang tuanya.

Sejak ayahnya meninggal, bunda memintaku untuk mengambil alih tugas yang berkaitan dengan masalah sekolah Emma dan Rinal karena saat itu bunda sibuk bekerja menggantikan peran ayah.

Tidak pernah sekalipun Emma meminta maaf kepada teman yang sudah di pukulnya dengan alasan temannya itu memulai pertengkaran lebih dulu.

Kalau di ingat-ingat, Emma seperti itu sejak ayahnya meninggal.

abangkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang