siapa juga yg bisa ngelewatin pesona duda cem gini ya em? tante aja ga bakalan bisa 😅
Dhani POV
"Kok diem aja?" Tanyaku melirik ke arah samping di mana Emma duduk di kursi penumpang.
Sejak aku membukakan pintu penumpang untuknya dan kami sudah memasuki jalan raya, perempuan ini diam seribu bahasa, seperti bukan Emma yang biasanya selalu berceloteh.
Apakah dia begini karena apa yang aku katakan padanya di kafe tadi?
Emma menoleh sekilas, ku lihat keningnya mengernyit dalam.
"Ada yang di pikirin?" Tanyaku lagi karena ingin tahu apa yang sedang dia pikirkan.
"Kaya ada yang ketinggalan, apa ya?" Emma bergumam lebih ke dirinya sendiri.
"Kamu kan tadi ninggalin Anwar" Jawabku mencoba membantu mengingatkannya.
Oh, bukan memikirkan perkataanku. Ternyata malah memikirkan Anwar.
Ada rasa yang aneh ketika melihat mereka di kafe tadi.
Aku tahu mereka berdua memang berteman sejak kecil, tetapi mana ada pertemanan berbeda jenis yang awet sampai dewasa.Dan bisa di bilang, Emma lebih sering menghabiskan waktunya bersama Anwar.
Bunda sering berkata kalau mereka mampir terlebih dahulu setelah jam pulang kantor untuk minum kopi sampai Emma selalu pulang larut setiap malamnya."Bukan Anwar, apa ya?" Suara Emma menyeretku kembali ke alam nyata.
Aku melihat Emma membuka ranselnya.
"Handphone gue ada, apa ya yang ketinggalan?" Emma menutup kembali resleting ranselnya dengan gerakan pelan.
Aku meliriknya lagi karena Emma terdiam.
"Ya ampun bang, berenti-berenti!! Kiri-kiri bang!!" Ucapnya panik dengan tiba-tiba sambil mengetuk-ngetuk atap mobil.
"Kaya mau turun di angkot" Aku terkekeh melihat ke arah tangan Emma yang masih berada di atas.
"Gak usah ngetawain deh" Sungutnya.
"Gue inget" Lanjutnya kemudian.
"Kenapa?" Tanyaku bingung lalu memperlambat laju mobilku dan kami berhenti di pinggir jalan setelah halte.
"Mobil gue ketinggalan, lah, gue sampe lupa kan gue bawa mobil" Emma menepuk keningnya berkali-kali.
Aku terkekeh melihatnya.
"Kamu kenapa bisa lupa?" Tanyaku.
"Gimana gak lupa, siapa coba yang tadi ngegiring gue masuk ke mobil ini pake ngebukain pintu segala?" Emma balik bertanya.
"Ya kan ngebukain pintu mobil biar kamu masuk, memangnya salah?" Aku balik bertanya lagi.
"Ya salah, kalau bener mobil gue gak bakalan ketinggalan" Jawab Emma sewot.
"Duh, gimana nih? Puter balik deh bang, kita balik ke kafe tadi" Suara Emma terdengar panik dengan tubuh melihat ke arah belakang.
"Kamu bukannya kenal sama barista di sana? Mobilnya bisa di titipin kan? Kita ambil besok aja" Kataku dengan suara tenang.
"Ya kenal, tapi siapa yang mau jagain itu mobil? Memangnya si Andri rumahnya di kafe? Udah buruan muter balik" Emma menepuk lengan atasku.
Aku terdiam.
"Kenapa malah diem? Buruan jalan" Kata Emma tidak sabar.
"Mau saya sih jalan, tapi tangan kamu bisa lepasin lengan saya gak?"Tanyaku dengan mata melihat ke arah tangannya yang menempel erat di lengan atasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
abangku
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 7/11/21 - 19/2/22