7. apa yang terjadi?

2.1K 428 91
                                        

manis, udah itu doang komen tante 😄

Dhani POV

Aku menoleh sekali lagi ke arah layar handphone yang bergetar, layarnya menyala, memperlihatkan sebuah nomor yang untuk kesekian kalinya menghubungiku.

Nomor tidak dikenal.

Sejak tadi pagi, nomor tersebut mengirimkan pesan dan menelponku, karena aku pikir hanya telepon iseng jadi aku tidak menggubrisnya.

Pesan yang terkirim saja isinya: "heh! Jawab teleponnya, gue mau ngomong!"

Mungkin orang salah kirim atau bagaimana.

"Ya halo?" Akhirnya aku memutuskan untuk menjawab panggilan telepon tersebut karena kembali menelpon setelah beberapa menit berlalu.

Orangnya sangat gigih sekali.

"Baru berani angkat, dasar penipu, takut lu ya ngejawab telepon gue?!"

Suara si penelpon yang ternyata adalah perempuan terdengar sengit dan penuh amarah.

"Maaf, ini siapa?" Tanyaku dengan suara tenang tidak tersulut emosi olehnya.

"Gak usah nanya-nanya ini siapa, seharusnya gue yang nanya begitu"

"Gue kasih tau ya, jangan coba-coba elu hubungin atau datang-datang ke rumah gue lagi!"

Keningku mengernyit mendengar perkataannya.

Sepertinya memang telepon salah sambung, karena tidak ingin memperpanjang kesalahpahaman aku langsung memutuskan hubungan telepon dan kembali fokus mengetik menatap layar komputer.

Notifikasi pesan muncul sehingga layar handphone kembali menyala.

Dari nomor itu lagi.

Aku tidak perduli lalu kembali mengetik.

Layar handphone kembali menyala, kali ini nomor tersebut menghubungiku lagi.

Ck!

"Maaf, kayanya anda salah sambung" Kataku sebelum perempuan itu membuka suara.

"Gue gak salah sambung! Gue mau kasih peringatan ke elu, jangan coba nipu-nipu emak gue ya, kalau elu datang ke rumah gue lagi, yang ada nanti elu berhadapan sama gue, bukan sama wanita paruh baya yang gampang bisa elu tipu" Balasnya panjang lebar dengan suara sengit.

Ini jelas salah sambung, batinku.

"Maaf, saya gak ngerti pembicaraan anda" Ucapku dengan suara tenang. Menghadapi orang seperti ini harus bertolak belakang.

Panas dengan dingin.
Keras dengan pelan.
Marah dengan sabar.

"Maaf, kalau boleh tau anda ini siapa? Dan siapa wanita paruh baya yang anda bicarakan?" Lanjutku lagi.

"Banyak nanya lu, kalau mau tau siapa gue, kita ketemuan sore ini di kafe 'kopi lima menit', gue tunggu, awas aja kalau gak datang, gue bakalan neror elu sampe mati"

Perempuan itu memutuskan hubungan telepon tanpa menunggu balasan dariku.

Sepertinya memang telepon salah sambung.

Aku langsung membuka ikon telepon dan mengklik 'terbaru' dari nomor yang baru saja menghubungiku.

Belum juga aku menyentuh 'blokir kontak' aku mendapat pesan dari nomor tersebut.

"Jangan coba-coba ngeblokir nomor gue, gue akan neror elu pake nomor lain!"

"Gue tunggu jam 5 di 'kafe lima menit', awas kalau gak datang!!!"

Seakan tahu apa yang hendak aku lakukan, perempuan itu mengancam aku yang berniat memblokir nomornya.

Kepalaku menggeleng pelan, tidak usah di pikirkan, mungkin memang salah sambung.

•••

"Di mana lu? Gue udah nyampe di kafe 'kopi lima menit' daritadi"

Aku membaca pesan yang masuk. Mendapat nyaris dua puluh miscall telepon yang sengaja tidak aku angkat.

Mataku memandangi handphone yang kembali bergetar dengan menghela nafas panjang.

Perempuan ini sebenarnya siapa dan kenapa? Untuk ukuran salah sambung, dia terlalu gigih sampai menghubungiku berkali-kali.

Punggungku menyender ke belakang dengan kedua tangan merentang ke atas secara bersamaan. Kerjaan yang banyak tertunda karena mutasi sudah hampir selesai, hari ini aku tidak perlu lagi lembur.

Akhirnya aku memutuskan untuk menemuinya, daripada dia menerorku sepanjang hari seperti ancaman yang aku terima.

Kesalahpahaman harus di luruskan daripada berlarut-larut.

Walaupun ini sudah jelas kesalahpahaman perempuan tersebut, tetapi lebih baik menghadapinya secara langsung sehingga masalah terselesaikan.

•••

Aku memarkirkan mobil pickup di dekat kafe yang perempuan itu maksud, terdiam sebentar di dalam mobil dengan jemari mengetuk-ngetuk kemudi.

Setelah menyambar handphone aku turun dari mobil dengan langkah pelan.

Menyisir rambut ketika pintu kafe tertutup di belakangku. Lengan kemeja aku gulung sampai siku, untuk bertemu perempuan itu tidak perlu berpenampilan formal.

Mataku mengedar ke penjuru ruangan dan tidak lama handphoneku bergetar. Sebelah alisku terangkat melihat ke nomor si penelpon dan mataku kembali mengedar untuk mencari perempuan si penelpon yang mungkin melihat kedatanganku.

"Iya halo?" Jawabku.

"Gue duduk di belakang, gue liat elu berdiri dekat pintu, kan? Kepala elu lagi noleh ke sam..."

Di akhir kalimatnya yang belum selesai, suaranya terdengar tercekat.

Mata kami bertemu, aku melihat perempuan itu.

Mataku memicing untuk melihat lebih jelas lagi setelah mematikan hubungan telepon.

Seiringnya kakiku melangkah mendekati mejanya, kedua alisku bertaut.

"Emma?" Tanyaku setelah berdiri di dekat mejanya.

Perempuan itu terlihat gugup, wajahnya pucat, dengan cepat dia berdiri dan nyaris menabrak lenganku ketika berjalan terburu-buru melewatiku yang tertegun menatapnya.

"Em, woiii, mau kemana lu?" Lelaki yang tadi terlihat duduk bersamanya ikutan berdiri dan mengejar perempuan itu.

Apa yang terjadi? Batinku bingung melihat keduanya keluar dari kafe.

Tbc

emma siok bang dhan 😆😂

mo'on maap ya sayang2nya tanteee, semalam itu tante telat up krn pulkam ke rumah emak trs lsg di kerubungin ponakan2

mo'on maap ya sayang2nya tanteee, semalam itu tante telat up krn pulkam ke rumah emak trs lsg di kerubungin ponakan2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ini blm semuanya ngumpul, masih ada 7 ponakan yg ga ikutan photo 😆

jgn lupa bahagia yaaa, semoga sayang2nya tante sehat2 di manapun kalian berada 😘🤗

28/11/21

abangkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang