gak usah ngetik captionlah
bulu di mana2 🙈😆
ehh ini ☝🏼caption ya 😂Emma POV
Mama benar-benar melakukan apa yang beliau inginkan. Dan sepertinya beliau sangat puas karena permintaannya betul-betul terjadi.
Bang Dhani dan aku akhirnya menikah.
Aku hanya bisa pasrah dengan apa yang sudah mama persiapkan tanpa melibatkan aku dan bang Dhani di dalamnya.Sekarang kami sedang berada di lorong sebuah hotel dengan berjalan bersampingan, dua jam berdiri menyambut para tamu undangan dengan wajah tersenyum merekah ternyata bisa membuat capek juga.
"Mama pulang ya" Mama menghentikan langkahku dan bang Dhani.
"Mama ikutan nginap aja" Aku menarik tangan mama sambil melirik bang Dhani lalu menunduk.
"Ikutan nginap buat liatin kalian begituan?" Tanya mama tanpa basa-basi.
"Ya ampun ma!" Aku memukul lengan mama karena malu.
Aku melirik bang Dhani lagi, pria yang sudah sah menjadi suamiku itu memperlihatkan senyuman di wajahnya.
Bang Dhani tampak tenang, jelas saja dia tenang, ini kan pernikahan yang kedua baginya, beda denganku, pernikahan pertama yang membuat aku tegang selama prosesnya."Ya lagian ngapain kamu minta mama nginap? Terus mama tidur di mana? Di tengah-tengah antara kalian berdua? Terus begituannya kapan?" Mama mendelik, aku tahu mama hanya menggodaku, mama memang seperti itu, mau bercanda atau sedang berkata serius, wajahnya datar sehingga membuat orang lain yang melihatnya berpikiran yang lain.
"Mau Dhani antar gak bund?" Tiba-tiba bang Dhani menawarkan untuk mengantar mama pulang.
"Udah jam sembilan malam ini Dhan, kamu pikir rumah kita deket sama hotel ini? Pas kamu nyampe balik lagi ke sini bunda rasa Emma udah tidur, terus begituannya kapan?"
"Gagal dong malam perta..."
"Mama apaan sih dari tadi ngomong begituan terus?!" Aku memotong perkataan mama dengan wajah terasa panas.
Tidak enak di dengarnya apalagi perkataan tersebut keluar dari mulut orang tua sendiri. Rasanya malu banget.
"Ya terus mama musti ngomong apa? ML? Kalau sekarang orang-orang taunya ML itu Mobile Lege*ds bukan Make Love lagi"
"Ampun deh ma!!" Aku menepuk kening, untung di lorong ini sepi tidak ada tamu hotel yang menginap.
"Ya udah mama pulang, kamu gak udah nganterin bunda, kan ada Rinal di bawah" Bunda memutar tubuhnya.
"Oh iya Dhan, jangan lupa mainnya pelan-pelan aja, jangan langsung tancap gas, bunda ngerti kamu udah puasa selama tiga tahun" Bunda memutar tubuhnya kembali ke arah kami.
"Tapi untuk menghadapi perawan di malam pertamanya harus pel..."
"Maa..."
"Dhani anter bunda sampai depan lift ya" Bang Dhani tersenyum sambil mengamit lengan mama.
Mungkin kalau orang tua normal seharusnya perkataan mereka akan menenangkan anak-anaknya yang akan melalui malam pertamanya.
Bukannya orang tuaku tidak normal, mama ku ini ajaib, bukannya menenangkan aku yang ada malah bikin aku semakin tegang dan malu.
Bang Dhani aku lihat berjalan mendekat setelah mengantarkan mama masuk ke dalam lift, wajahnya benar-benar terlihat tenang dengan senyuman dan salah satu alisnya terangkat.
Ah, cakep banget, suaminya siapa sih itu?
Aku menunduk lagi-lagi dengan wajah terasa panas.
Sebentar lagi wajah itu akan berada di atasku, gila, bayanginnya aja langsung bikin aku meremang.
Kami begituan dengan kondisi bang Dhani tersenyum manis dan sebelah alis terangkat satu.
Ah... pasti bikin sensasi begituannya tambah...
KAMU SEDANG MEMBACA
abangku
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 7/11/21 - 19/2/22