biar puas liat mukanya 😆
Dhani POV
Emma membuatku salah tingkah, menghabiskan waktu seharian di rumah ini sampai sore entah sudah berapa puluh kali aku merasakan wajah ini terasa panas.
"Kamu nginep di sini aja Dhan"
Aku menoleh ke arah ibu yang duduk di atas sofa sedangkan aku duduk di atas karpet, kami sekarang sedang berada di ruang TV.
Emma tidak bersama kami, sudah hampir setengah jam lamanya dia masuk ke kamar dan tidak keluar lagi.
"Dhani gak bawa baju ganti bund" Tolakku halus.
Aku tidak bisa menginap di sini, bahaya, apalagi kalau kamar yang aku tempati bersebelahan dengan kamar Emma, yang ada nanti aku malah tidak bisa tidur karena memikirkan sedang apa dia di kamar sebelah.
Tangan ini, dua kali tidak sengaja bersentuhan, dan dua kali rasanya seperti tersetrum.
Aku sendiri sampai kaget, Emma sepertinya merasakan hal yang sama karena dua kali juga tubuhnya sampai berjengit.
"Nanti bunda cariin kausnya Rinal yang gedean, kamu besok pulang pagi-pagi aja biar bisa mampir ke rumah buat ganti baju kantor" Usul bunda.
Aku meringis.
Rasanya memang tidak enak menolak lagi setelah sekian banyak aku menolak tawaran bunda untuk menginap.
Tetapi kalau aku menginap, wajah ini kapan bersuhu normal?
"Dhani janji bund, Sabtu depan nginap, kalau sekarang gak enak karena gak persiapan"
"Kamu tuh janji-janji mulu tapi gak pernah di tepatin" Bunda terlihat merajuk.
"Hehehe... Sabtu depan beneran bund, janji" Kataku dengan terkekeh.
"Eungg... ini Dhani pulang dulu ya, udah sore" Lanjutku setelah melirik jam dinding dan ke pintu kamar Emma.
Kenapa perempuan itu tidak keluar-keluar? Nanti tidak melihat wajahnya sampai aku pulang, terus aku malah kepikiran selama perjalanan pulang.
Aku menepuk kening karena tersadar dengan pikiran yang melintas.
"Kamu pamit ke kamarnya Emma gih, itu anak aneh bener malah ngurung diri di kamar"
"Wah, musti pamit sama Emma?" Tanyaku kaget.
"Ya musti, abisan yang bunda liat kamu dari tadi liatin pintu kamarnya Emma mulu"
Bunda sangat peka, aku harus hati-hati bersikap dan bertindak.
"Ngapain malah bengong, udah sana ke kamarnya"
Bunda menepuk lenganku."Gak perlu pamit bund, Dhani pamit sama bunda aja" Tolakku dengan meringis.
"Nanti Emma kecarian kalau liat kamu gak ada, lagian aneh banget sih, bunda beneran gregetan liat kalian berdua, yang satu kalau orangnya udah pulang nanyain, yang satu matanya liatin pintu kamar terus, memangnya pandangan mata kamu itu bisa nembus ke dalam?"
Kekehan hampir keluar dari mulutku, bunda benar-benar sangat peka.
"Ya udah, Dhani pamit dulu ke Emma, tapi gak apa-apa nih bund?" Tanyaku sambil berdiri.
"Gak apa-apa gimana? Memangnya kamu pamitan mau sekalian cium pipinya dia?" Tanya bunda sambil ikutan berdiri.
Aku tersedak mendengar perkataan bunda.
"Hahaha... bunda becanda, ihhh muka kamu merah gitu" Bunda tergelak sambil memukul-mukul lengan atasku.
Karena tidak ingin bunda terus-terusan menggodaku, aku melangkah ke arah kamar Emma dengan langkah lebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
abangku
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 7/11/21 - 19/2/22