bang, pose gini manis bener deh 😍
ko tante jadi kepengen nyipok babang ya 😅🙈Dhani POV
"Emma ngapain sih malah gak keluar-keluar kamar?"
Bunda menoleh ke arah kamar Emma.Sejak kami selesai makan malam yang telat, Emma masuk ke dalam kamarnya dan tidak keluar lagi.
"Kamu panggil gih Dhan" Suruh bunda.
"Eungg..." Aku menatap bunda ragu.
"Kenapa?" Tanya bunda bingung karena melihat keraguanku.
"Tadi kan udah bunda omelin soal gandengan tangan, kamu kaya anak kecil aja di omelin sekali langsung menciut, udah sana panggilin Emma"
Tanganku mengusap tengkuk sambil berdiri dengan wajah meringis.
Bunda memang memarahi kami yang ketahuan bergandengan tangan. Omelannya masih di batas kewajaran, bunda mengingatkan kami jangan sampai melewati batas-batas yang sudah kami ketahui.
"Setan ada di mana-mana, jangan sampai bisikan dan godaan setan membuat kalian terjerumus" Pesan bunda.
"Kamu memang udah pengalaman Dhan, tapi inget ya jangan ngajarin anak perempuan bunda yang nggak-nggak sebelum nikah" Pesan bunda selanjutnya.
Saat itu aku hanya menunduk dalam, walaupun bagiku bergandengan tangan masih normal, berciuman baru tidak normal.
Untung bunda tidak melihat aku mengecup bibir anak perempuannya.
Entah apa yang akan di lakukan bunda bila menangkap basah kami berciuman.Aku melangkah ke arah kamar Emma dan mengetuk pintunya pelan.
"Em..." Panggilku.
Tidak butuh waktu lama, pintu kamar Emma terbuka dan memunculkan sosoknya yang sudah berganti pakaian.
"Kenapa?" Tanyanya sambil melongok ke arah ruang TV di mana bunda berada.
"Ngapain ke sini? Entar mama ngomel lagi" Lanjut Emma dengan wajah sedikit panik.
"Justru bunda nyuruh saya manggil kamu keluar, kamu lagian ngapain di dalam kamar aja?" Tanyaku.
"Gak ngapa-ngapain" Emma lalu menoleh ke belakang.
"Kalau gak ngapa-ngapain kenapa di kamar terus? Percuma dong saya nginap di sini lebih awal" Aku menunjukkan wajah protes padanya.
Sesaat mata Emma mengerjap.
"Bang Dhani sesuka itu ya ke gue?" Tanyanya dengan wajah mendongak tinggi.
"Iya, sesuka itu, sampai bikin saya nginap di sini lebih awal, udah buruan keluar, kalau kamu di dalam kamar aja, mana bisa saya ngeliat muka kamu" Jawabku sembari menekuk lutut agar wajah kami sejajar.
"Ihh apaan sih bang" Emma merona, tangannya memukul dadaku pelan.
"Di suruh manggil lama bener, ngapain di depan pintu gitu?" Suara bunda terdengar dari arah ruang TV.
"Tuh kan bunda udah manggil, ayo keluar" Aku meraih pergelangan tangan Emma.
"Musti ya pegangan tangan lagi?" Bunda menyoroti pegangan tanganku pada pergelangan tangan anak perempuannya.
"Kalau gak di pegangin dia gak bakalan keluar kamar" Jawabku lalu menggiring Emma untuk duduk di samping bunda.
Emma menurut tanpa banyak kata.
"Kamu ngapain di kamar aja dari tadi? Mau jadi Rinal kedua?" Tanya bunda.
"Apaan sih ma, kan tadi di omelin, Emma lagi interopeksi diri" Jawab Emma dengan nada suara sewot khas miliknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
abangku
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 7/11/21 - 19/2/22