14. KHAWATIR

12 5 0
                                    

Nesie yang baru sampai di kamarnya, langsung menghampiri Nara yang sedang menonton drakor di laptop, dengan cemilan di sebelahnya.

Dengan sangat semangat dan ingin buru-buru berbicara dengan Nara, Nesie pun duduk di sembarang tempat. Yang menjadi kan cemilan Nara itu di duduki oleh Nesie.

Sontak saja Nara yang melihat itu sangat lah marah. "Iihh, apaan si lo." kini Nara bangun dari tidurannya dan duduk di hadapan Nesie.

Nesie pun menggaruk rambutnya yang tidak lah merasa gatal sedikit pun. "S-sorry."

"Au ah." ucap Nara acuh.

"Gak usah ngambek deh lo, entar gue beliin lagi." ucap Nesie agar masalah nya tidak terlalu panjang. "Gue tuh punya info penting buat lo."

Karena Nara yang penasaran ia mengpause drakor yang ia tonton, lalu menutup laptopnya. "Apaan?"

Agar lebih nyaman melanjutkan pembicaraan, Nesie membenarkan posisi duduknya menjadi lebih mendekat pada Nara. "Oke jadi gini, lo tau kan tadi bel bunyi?" tanya Nesie.

"Yang berisik tadi kan?" ucap Nara yang sudah tau jika ada bel berbunyi beberapa menit yang lalu.

"Iya, lo tau gak siapa yang dateng tadi?" tanya Nesie sedikit gantung.

Nara pun memutar bola matanya malas. "Ya enggak lah." jawab Nara tidak santai.

"Lo mau tau dia siapa?" tanya Nesie dengan pertanyaan yang sedikit mirip dengan sebelumnya.

Lalu Nara yang mendengar itu sudah ancang-ancang mengambil bantal untuk di layangkan ke wajah Nesie. "Anjir lo."

Dengan sigap Nesie mencegah tangan Nara yang hendak melempar bantal. "Eh iya-iya, sabar dong." Nesie pun memanyunkan bibirnya sebal.

"Jadi, yang dateng itu." ucap Nesie sekali lagi dengan gantung.

Nara yang melihat tingkah sahabatnya, menggeram pelan. Karena Nara itu juga tipikal orang yang tak sabaran. Apa lagi jika bertele-tele, contohnya seperti Nesie saat ini. "Ah udah ah males gue." karena sudah tidak mood Nara membuka layar laptop nya kembali.

"Yang dateng itu Daniel." sambar Nesie dengan cepat.

Sedangkan Nara yang hendak melanjutkan filmnya itu mematung seketika. Lalu, Nara menoleh pada Nesie kembali. "Beneran lo?" tanya Nara untuk memastikan.

"Iya lah." jawab Nesie nge-gas. "Orang gue nemuin sendiri tadi."

"Kali aja gitu lo boong." sangka Nara.

"Oh iya, tadi kondisi si Daniel enggak banget tau Na." lanjut Nesie yang teringat akan penampilan Daniel tidak seperti biasanya.

Nara yang mendengar itu merasa sedikit bingung. "Gimana maksudnya?"

"Ya gitu lah. Rambut acak-acakan, terus baju nya kucel banget, dan satu lagi ada bekas luka gitu di pipinya. Tapi, bekas luka nya itu masih basah kayak belum lama gitu." jelas Nesie.

"Mungkin abis berantem?" tebak Nara dengan santainya dan juga asal.

"Gara-gara lo Na." sambar Nesie dengan cepat.

Lalau Nara yang tak terima langsung refleks membulat kan matanya. "Enak aja lo." Nara pun menampilkan wajah kesalnya.

"Lah emang bener Nara ku tercinta. Bisa aja dia galau karena masalah kemarin, terus dia stress." ucap Nesie dengan asal. Lalu ia tiba-tiba menutup mulutnya karena terfikir suatu hal di kepalanya. "Jangan-jangan dia mau bunuh diri lagi Na?!!" ucap Nesie dengan panik.

Dengan cepat Nara mengambil tisu yang tak jauh dari jangkauan nya itu. Lalu menyumpal mulut Nesie menggunakan tisu tersebut. "Sotoy banget banget lo!!" Nara pun sedikit kesal . Tapi, jujur dirinya langsung kepikiran jika hal itu benar terjadi.

KISAH USAI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang