49. MALAM BERSAMA MEREKA

7 2 0
                                    

Ujian Nasional tinggal menghitung hari. Tentunya, anak SMA Yuda Birama harus mempersiapkan itu semua. Sama dengan halnya Nara,Nesie, Alran, Zaki,dan juga Rafa. Mereka semua sedang mengerjakan beberapa soal latihan yang di beri dari sekolah, agar otak mereka bisa terbiasa dengan soal-soal yang lumayan sulit. Kini mereka memilih mengerjakan di rouftoop, kebetulan juga cuaca hari ini lumayan teduh. Tidak panas, tidak hujan.

Semuanya nampak sekali wajah-wajah kesulitan yang sedang melanda mereka berempat. Beda dengan Rafa yang sepertinya sudah ingin selesai mengerjakan soal-soal tersebut.

Alran pun sadar akan hal itu. Rafa hampir selesai. Dengan cepat, Alran berpindah posisi menjadi kesebelah Rafa. "Rafa." panggil Alran dengan nada yang ada maunya.

Melirik ke kertas milik Rafa. "Ehem." dehem Alran.

"Kayaknya, lo udah mau selesai tuh." celetuk Alran.

Rafa menolehkan kepalanya ke samping, terlihat ada Alran yang sedang cengengesan disana. Rafa menatapnya dengan tatapan yang aneh. "Kenapa, lo?"

"Boleh kali bagi jawaban." jawab Alran yang masih kepo dengan jawaban milik Rafa yang sudah diperoleh dengan usaha sendiri.

"Berbagi itu indah loh, Raf. Jadi, Lo harus berbagi sama gue, terus sama yang lain juga." bujuk Alran dengan kata-kata mutiaranya.

"Ah itu mah emang mau lo, Al." Rafa menggelengkan kepalanya dengan pasrah dengan tingkah Alran.

"Nih." Rafa meletakkan kertas jawaban miliknya ditengah-tengah.

Alran yang melihat itu, matanya langsung berbinar dan juga wajah yang tampak senang sekali. "Gila, lo emang best, Raf. Thank you Raf." dengan cepat Alran mengambil lembar jawaban milik Rafa.

"Dasar, giliran contekan aja, gercep lo!!" tegas Nesie yang menatap Alran dengan sinis.

"Oh pasti itu." jawab Alran yang sedang menyalin jawaban milik Rafa.

"Gue juga bagi!" sambar Nesie, yang ternyata mau juga.

Alran menatap Nesie dengan tatapan mengejek. "Nenek lampir, mau juga kan lo."

"Namanya juga jawaban. Siapa sih yang gak mau." cibir Nesie yang tidak menatap Alran karena malu.

Rafa menatap Nara yang tampak kesulitan, tapi ia tidak mau menyentuh kertas itu sedikit pun, seperti yang lainnya.

"Na, lo kalau mau lihat, lihat aja. Gak papa." tawar Rafa dengan senang hati.

Nara mendongakkan kepalanya, dan menatap Rafa. "Gak usah Raf, makasih. Gue masih bisa kok."

"Yakin?" tanya Rafa.

"Iya." jawab Nara yang menganggukkan kepalanya, dan senyuman tipis.

Semuanya pun menyalin jawaban milik Rafa, kecuali Nara yang masih bersih keras untuk mengerjakan soalnya sendiri.

Satu jam berlalu, Nara selesai mengerjakan soal-soal itu. Sedangkan yang lain, mereka sudah selesai lebih cepat dibandingkan Nara. Yang lain sedang memainkan ponselnya masing-masing. Nara merenggangkan otot tangannya, dan juga punggungnya yang terasa begitu pegal.

Nara menoleh ke mereka yang sedang fokus bermain ponsel. "Gaiss." panggil Nara, agar mereka menyudahi fokusnya pada ponsel.

"Kenapa, Na?" tanya Nesie yang sudah mematikan ponselnya.

"Kalian nanti malam ada acar, gak?" tanya Nara.

"Enggak sih." jawab Nesie.

"Gue enggak." jawab Alran.

"Gue juga enggak." sambung Rafa.

"Enggak." jawab Zaki, singkat.

Nara menganggukkan kepalanya. "Syukurlah, Daniel minta kita datang kerumahnya nanti malam. Katanya dia mau bikin pesta gitu, tapi khusus kita-kita aja."

KISAH USAI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang