54. SELAMAT TINGGAL PASANGAN USAIKU

25 2 0
                                    

Detik itu, tubuh Nara masih bergetar dengan hebat. Kakinya sangat lemah. Tapi, ia menguatkan kakinya untuk berlari dengan cepat menuju dalam rumah Daniel. Nara menerobos, bahkan sempat menabrak beberapa orang yang berada dihadapannya. Saat sampai diruang tengah rumah Daniel, ia melihat Salma yang sedang memandang dirinya dengan sendu. Tapi Nara tidak melihat kearah Salma. Melainkan seseorang yang sedang terbaring di atas kasur yang berukuran sedang, dengan kain batik dan kain putih yang menutupi dirinya.

Segera Nara berlari untuk memeluk Daniel. Ia tidak terima, ia kesal, ia sedih. Semua itu dijadikan satu dalam perasaanya. Mengapa? Mengapa ia harus kehilangan orang yang sangat ia cintai, lagi. Bahkan di hari yang sangat spesial baginya. Dan kini,  sudah tidak menjadi hari yang membahagiakan lagi.

"Wake up, wake up, Niel!" ucap Nara sembari menggoyang-goyang kan tubuh Daniel yang sudah kaku.

"Hikss."

"Hikss."

"Kamu cuma prank aku kan Niel? Iya kan?" tanya Nara tepat di depan wajah Daniel yang sudah sangat pucat.

"Gak, gak bisa. Kalau kamu gak mau bangun. Aku bakal ikut sama kamu, aku bakal tidur juga." ancam Nara dengan mulut yang bergetar. Lalu ia membuka resleting tasnya untuk mengambil sesuatu barang. Nara mengambil cutter.

Ia tak main-main, kini cutter tersebut sudah berada di depan pergelangan tangannya. "Niel?" panggil Nara dengan lembut, dan dengan wajah yang penuh harapan.

"Aku gak main-main ya? Aku mau terus sama kamu. Kalau kayak gini, kamu curang sama aku Niel. Kamu enak banget pergi duluan. KENAPA GAK AJAK AKU, KAMU BISA BILANG SAMA AKU KALAU KAMU CAPEK. GAK KAYAK GINI!!" suara Nara yang tadinya agak lembut, malah kini semakin meninggi suaranya.

PLETAK

Suara barang jatuh terdengar. Ternyata itu suara cutter yang terpental entah kemana. Ternyata, datanglah Rafa dari arah belakang. Ia menepis cutter itu dan memeluk Nara dengan erat.

"Lo gak boleh gini, Na." ucap Rafa yang mendekap Nara dengan erat.

Nara mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang melakukan itu. Lagi-lagi Rafa. Seseorang yang selalu ada setelah Daniel. "Lepas Raf." ucap Nara dengan pelan, dan sedikit memberontak juga. "GUE BILANG LEPAS, RAFA. LO GAK USAH JADI PAHLAWAN SAAT INI. GUE BILANG, GAK ADA YANG BISA NGALAHIN DANIEL DI HATI GUE. JADI LO GAK USAH CARI EMPATI SAMA GUE!!" sentak Nara yang sebenarnya tidak mau mengatakan hal itu, tapi karena perasaannya sedang campur aduk, terpaksa ia harus mengeluarkan kata-kata tersebut yang akan membuat hati Rafa sakit.

Merasa ia memang tak pantas untuk itu, Rafa langsung melepaskan pelukannya itu dengan perlahan. Ia langsung memasang wajah yang penuh dengan kemaluan, dan pasrah.

Melihat Nara yang begitu histeris, Salma pun langsung menghampiri Nara, dan memeluknya dengan pelukan kasih sayang. "Nak, kita duduk di sofa dulu ya?" ajak Salma yang berusaha untuk menahan tangisannya, agar tidak memperkeruh suasana.

"Enggak tan, enggak. Tante, kita harus marah sama Daniel, dia ingkar tan. Aku gak suka itu, gak suka. Pasti tante juga gak suka kan?" ucap Nara yang semakin menjadi-jadi. Beginilah Nara jika kesedihan sudah menyerang.

"Tan, ayo dong lakuin sesuatu?! Emangnya tante gak marah sama Daniel kalau Daniel kayak gini? Ayo tan, hikss." pinta Nara sembari menggebrak-gebrak tubuh Salma. Sedangkan Salma hanya bisa memejamkan matanya, menahan emosi sekaligus juga tangisannya.

"Iya, tante akan buat sesuatu. Tapi kita pidah duku ya? Kasihan Daniel disini keberisikan." bujuk Salma.

Lalu Nara mendongakkan kepalanya untuk melihat Salma dengan mata sembabnya. "Berarti Daniel cuma tidur aja kan?" tanya Nara dengan bibir yang bergetar, dan juga wajah seperti orang linglung.

KISAH USAI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang