Saat bus sudah datang, Nara langsung masuk ke dalam bus tersebut. Saat di dalam bus, Nara hanya menatap ke arah Jendela dengan tatapan yang kosong. Tapi, lamunannya itu pun berhenti saat orang yang baru saja duduk di sebelahnya menegur.
Orang itu duduk sambil membawakan gitar miliknya yang ia taruh tak jauh darinya. Karena merasa ia mengenali orang yang duduk di sebelahnya itu, akhirnya ia memilih untuk menegur. "Nara."
Refleks Nara langsung menoleh kan kepalanya. Dan, ia cukup terkejut. "Hah, l-lo Rafa kan?" ucap Nara yang kebingungan saat ia bertemu Rafa dengan tidak sengaja.
"Iya, syukur lo masih ingat nama gue." balas Rafa dengan senyum tipis yang terukir di wajah nya.
Nara yang sedang bad mood memilih untuk tidak melanjutkan obrolan dengan Rafa. Tapi Rafa yang berusaha ingin menarik perhatian Nara, akhirnya ia mencari topik untuk memulai obrolan lagi.
Dengan pelan Rafa menghembuskan nafasnya. "Kebetulan ya kita ketemu."
Dengan sini Nara melirik Rafa sekilas, lalu mengembalikan pandangannya ke arah jendela lagi. "Apaan si, garing banget tau gak." balas Nara dengan sangat ketus.
Seketika Rafa langsung bungkam saat menerima kata-kata yang julid dari Nara. Dan pada akhirnya Rafa tahu jika Nara itu sedang tidak baik dengan moodnya. Rafa yang tak kehabisan cara untuk menegur Nara, kini ia menegur lagi dengan teguran yang lebih santai. Tidak gugup atau tidak terlalu garing. "Lo kenapa? Lagi bad mood?"
"Berisik banget si!" protes Nara
"Oh iya gue tau, fixs ya lo lagi bad mood?"
"Cerita dong sama gue. Bad mood kenapa?"
"Gak usah kepo bisa gak, sih!"
"Gue kan cuma pengen tau. Dan, siapa tau juga lo butuh teman buat cerita?" ucap Rafa sambil menaikan alisnya sebelah
"Ya tapi, gue gak butuh temen cerita. Gimana dong?" timpal Nara yang tak mau kalah
"Oke, seterah lo aja."
Pada akhirnya Rafa memilih untuk mengalah saja dari Nara.
Lalu Nara yang melihat ke arah jendela, ia menyadari sesuatu. Jika, daerah yang di lewati bus itu salah. Langsung Nara tampak kebingungan apa lagi ia tak tahu banyak tentang daerah yang ia lewati saat ini. Dengan cepat Nara mengeluarkan ponselnya itu untuk membuka maps.
Tapi, sial nya ponselnya itu malah lowbat. Kini Nara sangat lah cemas, tapi ia tidak mau terlalu menunjukkan rasa cemasnya itu. Apa lagi di sampingnya itu ada Rafa.
Nara yang melihat Rafa hendak turun malah makin panik. Karena, satu-satunya orang yang di kenal di situ hanyalah Rafa saja. Saat Rafa ingin beranjak dari duduknya, mau tak mau Nara harus menerka rasa gengsinya itu untuk memanggil Rafa. "Rafa." panggil Nara sambil menahan tangan Rafa.
Dan Nara pun ikut beranjak dari duduknya. "G-gue ikut lo ya Raf." ucap Nara dengan sangat malu, apa lagi tadi ia bersifat kurang mengenakkan pada Rafa.
"Hah, kenapa?" tanya Rafa yang bingung.
Karena bus itu sudah berhenti dengan cepat Nara mendorong tubuh Rafa agar cepat keluar dari bus itu. "Udah gak usah banyak tanya. Nanti gue jelasin." Mereka berdua pun turun dari bus tersebut dan berdiri di halte yang kondisinya lumayan sepi, karena juga waktu menunjukan jika malam segera tiba.
Rafa yang masih kebingungan akhirnya menanya lagi. "Kenapa si? Tumben lo mau ikut sama gue?"
"Jangan geer lo!" tegas Nara.
"G-gue itu ikut lo terpaksa tau gak. Karena, gue baru nyadar kalo udah kelewat jauh dari kawasan rumah gue." jelas Nara sambil menundukkan kepalanya setengah karena gengsi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH USAI [END]
Genç KurguPerjalanan kisah dua sejoli remaja, yang memilih untuk bersama-sama dengan latar pribadi yang sama, yaitu sama-sama terluka. -------------- By:asyhbunga